Warning area! banyak yang uwu-uwu dan panas-panas, harap bijak dalam memilih bacaan ya guys
Konflik ngeselin mohon bersabar, gak kuat angkat tangan!!
Karena suatu kejadian kelam Jiana terusir dari tempat tinggalnya. Kebejatan sang pemilik perusahaan tempat ia bekerja menjadi titik balik hancurnya hidup Jiana. Sang most wanted Bryan yang mempunyai wajah malaikat namun berhati iblis, begitulah julukan Jiana. Berimigrasi dan mencoba mencari peruntungan dinegri orang, Jiana meninggalkan semuanya, termasuk Darwin atasan yang ia diam-diam kagumi
Saat hidup Jiana membaik dan ia bisa melupakan semuanya, Takdir membawanya kembali bertemu Bryan
Baca selanjutnya ➡️
Budayakan tinggalkan jejak, like dan vote untuk memberi apresiasi pada penulis 🙊🙊
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon irra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Back to Jakarta
-
-
Jiana menarik nafasnya dalam, sungguh sial nasib Jiana, sungguh malang malah kini ia dihadapkan pada pilihan menikah dengan orang yang paling ia benci. Menikah atau kehilangan Kya? begitulah pilihan yang membuat Jiana merasa kepalanya akan meledak saat ini juga
" Aku akan memikirkannya!" saut Jiana lemas
" Tidak perlu dipikirkan, sekarang ikut denganku ke Jakarta dan lusa kita menikah!"bentak Bryan
" Kau gila, aku bahkan belum setuju menikah denganmu!" teriak Jiana sementara ketiga orang lainnya tampak jengah melihat keduanya yang terus berdebat
" Sekarang, aku tidak butuh persetujuanmu. Menikah atau kau terima konsekuensinya!" saut Bryan tegas melipat kedua tangannya didada
" Kau pikir pernikahan itu main-main. " teriak Jiana
Bryan hanya mengedikan bahunya acuh
" Kak tolong aku!" ucap Jiana memelas, ia melirik Jeny lalu Ken, semuanya tak ada yang berpihak padanya. Semuanya memihak sipengacau Bryan, gerutu Jiana dalam hati
" Daddy. " teriak Kya
" Uhhmm maaf Kya terus memaksaku." ucap Dean berjalan sambil menuntun Kya, gadis itu melepaskan pegangannya pada Dean dan berlari kencang menuju Bryan, dari jauh bibir itu sudah mengerucut pada Bryan
Bryan segera memangku membawanya dalam pelukan lalu membalas kerucutan bibir Kya dengan ciuman lembut
" Daddy Kya!" ucapnya riang membuat Jiana tertegun melihat putrinya yang terlihat sangat bahagia dalam pelukan Bryan
" Ji, lihatlah Kya sangat senang bersama Bryan, ini baik untuk pertumbuhan putrimu. Dia tak hanya mendapat kasih sayangmu, ada Bryan juga. Selain itu jika kalian menikah, kau tidak akan khawatir lagi ada Bryan yang akan menjagamu dan Kya."
" Jiana. " panggil Jeny lembut memelaskan wajah pada wanita itu
" Baiklah." saut Jiana malas
" Kamu mau menikah?" tanya Bulan berbinar
" Hmm. " sautnya tanpa bersemangat sedikitpun berbeda dengan semua orang yang tampak senang terutama Bryan, bibirnya menyeringai puas. Ternyata tak hanya Kya, Jiana pun ia dapat
" Lumayan untuk penghilang lelahku saat pulang bekerja." gumam Bryan dalam hati sambil tak henti memandangi Jiana dengan seringai nakalnya
Hari itu juga Jiana dan Kya diboyong Bryan pulang ke Jakarta. Jiana menangis, ia menatapi setiap sudut toko kuenya, tempat itu menjadi saksi perjuangannya dalam membesarkan Kya. Lalu Jiana memberikan kunci toko pada Diana
" Diana kutitipkan padamu! aku akan berkunjung mungkin sebulan atau dua bulan sekali." ucap Jiana
Diana hanya mengangguk, terlihat sekali gadis itu sedih karena kepergian Jiana dan Kya. Diana dan Anet tak menyangka bahwa pangeran tampan itu adalaha ayah kandung balita yang mereka asuh dan kenal sejak kecil. Mereka sendiri tahu Jiana tak memiliki suami karena sejak datang ke Paris wanita itu hanya sendiri dengan perut membuncitnya. Lalu ia memeluk Jiana dan Kya bergantian begitupun Jiana yang memeluk Diana dan Anet bergantian
" Hati-hati Ji." ucapnya berlinang airmata begitupun Jiana, ia merasa berat kembali ke Jakarta apalagi menjadi istri Bryan, rasanya Jiana seperti memanggul ribuan ton batu gunung
Jiana menoleh kembali pada rumah sekaligus tokonya. Ia mengerutkan dahinya kesal saat melihat ternyata pintu toko utama rusak. Lalu ia menoleh pada Bryan dengan tatapan tajamnya
" Ini pasti ulahmu kan?" tanya Jiana sambil menunjuk pintu yang rusak sementara Bryan hanya mengedikan bahu acuh dengan wajah datar lalu melengos masuk kedalam mobil dengan Kya dalam pangkuannya
" Dasar gila, rasanya aku akan benar-benar gila menghadapi pria itu!" gerutu Jiana mengepalkan kedua tangannya geram
" Dad, kita mau kemana?" tanya Kya yang duduk dipangkuan Bryan menegadahkan wajahnya pada sang ayah
" Pulang!" saut Bryan memberikan senyuman manisnya
" Disini kan rumah Kya!"
" Tidak sayang bukan, disini hanya rumah Kya sementara "
Kepala Kya langsung celingukan menoleh keluar dimana Jiana masih disana
" Mumy. " gumamnya lucu kembali menengadah pada Bryan dengan wajah memelas takut Bryan akan meninggalkan Mumynya
" Bersama Mumy." saut Bryan mencium kening Kya
Tawa riang kembali memenuhi mobil Bryan saat Jiana perlahan mendekat pada mobil. Ia buka pintu mobil belakang Bryan
" Apa yang kau lakukan, duduk didepan." perintah Bryan sambil menunjuk kursi disamping kemudi
Jiana tak menggubris, ia masuk begitu saja duduk dikursi belakang sambil menarik koper besarnya kedalam dan meletakan disamping tempat ia duduk lalu melipat kedua tangannya didada dengan pandangan fokus kedepan
" Kau bukan nyonya, dan aku bukan supir. Duduklah didepan!" teriak Bryan
" Bukan nyonya? hey Tuan bukankah sebentar lagi aku menjadi Nyonya Bryan?" tanya Jiana, suaranya mendayu sambil mengangkat wajahnya dengan angkuh padanya
Bryan mendengus kesal, baru kali ini ada wanita yang membantah dan berlagak didepannya. Ia mencengkram kemudi dengan kuat dan tatapan itu menyalang tajam pada Jiana
" Daddy. " suara Kya yang manja membuat tatapan Bryan mendadak melunak, ia memalingkan wajah dan menunduk pada Kya yang menatapnya dengan berbinar
" Ayo kita pulang." ucapnya lagi
" As wish you Baby!" saut Bryan lalu ia mulai melajukan mobilnya meninggalkan rumah Jiana, rumah yang menjadi saksi perjuangannya dalam merawat dan membesarkan Kya, setetes airmata kembali mengalir dari pelupuk mata Jiana
Mobil yang dikemudikan Bryan langsung menuju bandara. Ia membuka pintu mobil keluar dari sana dan langsung melenggang masuk begitu saja mengabaikan Jiana yang masih betah dalam mobil. Rasanya berat untuk Jiana meninggalkan Paris dan kembali ke Jakarta, ia akan kembali mengingat kenangan pahitnya disana
" Boy dimana Jiana?" tanya Ken karena hanya melihat Bryan dan Kya dalam pangkuannya
Bryan menoleh kebelakang memperhatikan Jiana yang baru saja keluar dari mobil, saat dekat ia memberi pelototannya pada Jiana. Wanita itu terlihat malas-malasan melangkah begitu pelan dengan satu koper besar ditangannya. Bukannya takut, Jiana malah balas memelototi Bryan membuat beberapa orang disana tersenyum lucu dengan keduanya yang benar-benar tak akur
" Bryan, aku sungguh aneh, bagaimana kalian bisa menghasilkan Kya sementara kalian tidak akur seperti ini?" tanya Bulan
" Aku memperkos* Jiana makanya dia membenciku!"
" Aku serius, kenapa kau bercanda!" pukul Bulan pada bahu Bryan, bukan Bryan yang sakit malah tangannya yang sakit
" Tanyakan saja pada Jiana!" saut Bryan
Bulan mendengus kecil, rasanya percuma bicara pada Bryan karena adiknya tidak pernah serius saat bicara dengannya
Lalu semuanya mulai menaiki pesawat, Bulan beserta keluarganya pun ikut kembali ke Jakarta. Tentu saja untuk membantu mempersiapkan pernikahan adiknya yang Bryan bilang lusa
Jiana yang duduk didekat jendela tampak melamun keluar jendela, terlihat sekali wanita itu sedang banyak pikiran membuat Bryan menyeringai penuh
" Sudahlah sayang, aku akan membuatmu senang nanti dengan pernikahan kita." ucap Bryan seraya membelai rambut Jiana
Spontan Jiana langsung menoleh, tatapan itu garang membuat Bryan ingin tertawa. Perlahan Jiana mendekat mengikis jarak antara dirinya dan Bryan
" Dengar Bryan, jangan sekali-kali kau menyentuhku dan rayuanmu itu membuatku muak!" bisik Jiana menaikan jari telunjuknya tepat didepan wajah Bryan
Cup
Kedua mata Jiana membulat seakan akan keluar dari tempatnya tatkala Bryan dengan sengaja mengecup bibirnya
" Kau .. " ucap Jiana geram mengepalkan tangan itu ingin meninju wajah itu
" Kenapa? kau mau lagi?" tanya Bryan menyeringai licik
Jiana menarik nafasnya dalam dan segera mengusap berulang bibirnya yang tersentuh bibir Bryan. Baru satu hari bersama Bryan, ia sudah dibuat naik darah apalagi nanti? hari-harinya akan bersama Bryan dan itu entah sampai kapan. Sejujurnya Jiana takut, karena nyatanya rasa takutnya terhadap Bryan masih ada. Lihatlah kini tangan Jiana bahkan bergetar hanya karena kecupan bibir pria itu
-
-
iyalah penting kya, kebutuhan batin itu
tenang saja🙃🙃😃😃
Juna lama2 gak betah dan luntur sudah pertahanan diri kalau Kya terus menggoda iman...
alasan lu bulan paman bryan tp diri sendiri gk rela kalau kya dng yg lain
ntar gk di masakin bingung 😒😒😒
ad istri yg mencintaimu lu anggurin krn ego lz yg tinggi 😏😏😏
gangguin aja lagi si juno, dora biar kapok dia