NovelToon NovelToon
Kutukan Cinta Terlarang

Kutukan Cinta Terlarang

Status: sedang berlangsung
Genre:Kutukan / Duniahiburan / Cinta Terlarang / Office Romance / Romansa / Fantasi Wanita
Popularitas:805
Nilai: 5
Nama Author: Cerita Tina

Luna tak pernah bermimpi bekerja di dunia hiburan, ia dipaksa pamannya menjadi manajer di perusahaan entertainment ternama.

Ia berusaha menjalani hidup dengan hati-hati, menaati aturan terpenting dalam kontraknya. Larangan menjalin hubungan dengan artis.

Namun segalanya berubah saat ia bertemu Elio, sang visual boy group yang memesona tapi kesepian.

Perlahan, Luna terjebak dalam perasaan yang justru menghidupkan kembali kutukan keluarganya. Kejadian aneh mulai menimpa Elio, seolah cinta mereka memanggil nasib buruk.

Di saat yang sama, Rey teman grup Elio juga diam-diam mencintai Luna. Ia justru membawa keberuntungan bagi gadis itu.

Antara cinta yang terlarang dan takdir yang mengutuknya, Luna harus memilih melawan kutukan atau
menyelamatkan orang yang ia cintai.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cerita Tina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tipeku

Sesampainya di rumah, Luna langsung merebahkan diri di ranjang.Dia merasa letih bercampur rasa penasaran.

Ia meraih ponselnya, membuka aplikasi Y***be, lalu mengetik "Neonix."

Layar menampilkan deretan video musik. Luna terpaku ketika wajah cowok tampan itu muncul. Elio, ternyata dia Visual dan juga center dari grup tersebut.

Mata Luna tak berkedip. Jantungnya berdetak lebih cepat seiring hentakan musik.

“Damn.” bisiknya. “Musiknya dan wajahnya ini benar-benar selera ku banget.”

Untuk beberapa menit, Luna lupa pada beban yang menempel di pundaknya. Hentakan musik dan bayangan wajah di layar itu seperti menariknya keluar dari kepedihan yang selama ini menghimpit.

Ia membiarkan dirinya larut, seperti remaja yang baru menemukan crush pertamanya.

...****************...

Keesokan paginya, jam sudah menunjukkan pukul sepuluh. Ponsel Luna berdering tanpa henti di meja samping ranjang.

Ia masih tertidur, tangannya meraba-raba di antara selimut dan bantal mencari sumber suara. Begitu ponsel ditemukan, ia mengangkatnya malas sambil menarik penutup mata.

“Ya, Paman? Ada apa?” suaranya masih serak.

“Ah, Tuan Putri. Sepertinya kau baru bangun?” suara pamannya.

“Hmm iya. Semalam Luna tidur telat,” gumamnya.

Memang semalaman ia begadang, terhanyut mendengarkan musik dan menonton video grup idol baru favoritnya, Neonix.

“Sudah kuduga. Jadi, bagaimana? Kau mau bergabung?”

Luna mengerutkan kening. “Kenapa terburu-buru sekali?”

“Kemarin ada rapat beberapa petinggi kantor, sebagian besar memilih ingin membubarkan mereka.”

“Apa?” Luna sontak langsung terduduk. “Padahal mereka keren dan musiknya bagus.”

“Oh? Jadi kau menyukainya?” suara pamannya terdengar seperti menahan senyum dari balik telepon.

“Kalau begitu aku meminta bantuanmu. Mungkin hanya orang yang benar-benar mengerti gaya mereka yang bisa menolong mereka. Aku tunggu keputusanmu dua jam dari sekarang. Pikirkan baik-baik.”

Belum sempat Luna menjawab, sambungan telepon sudah terputus.

“Hah, apa-apaan itu." Luna menatap layar ponsel dengan bingung.

Ia bangkit, berjalan mondar-mandir di kamar, mencoba menimbang keputusan yang baru saja dilemparkan padanya.

Tak lama kemudian, notifikasi pesan baru muncul.

"Kalau kau bersedia, kau akan langsung menandatangani kontrak selama masa penelitianmu. Kau bebas mau berbuat apa dengan mereka asalkan grup itu tidak bubar. Gajimu terserah padamu, kau atur sendiri."

Luna mengernyit membaca pesan itu. “Ini seperti jackpot,” gumamnya setengah tidak percaya.

Ia menatap layar beberapa saat, lalu menulis balasan singkat. "Oke, Aku bersedia."

Di sisi lain, Gunawan menatap layar ponselnya dan tersenyum puas. “Akhirnya, setidaknya untuk sementara dia tidak bisa macam-macam."

Gunawan langsung meneleponnya lagi.

“Kalau kau setuju, besok langsung ke kantor dan menandatangani kontrak,” ujarnya.

“Baiklah,” jawab Luna. “Tapi sebelum itu aku harus konsultasikan dulu dengan dosen pembimbing untuk perubahan fokus penelitian.”

Siang itu juga Luna menemui dosennya. Untunglah dosennya menerima perubahan itu dan bahkan mendukungnya.

Ia langsung menandatangani sampul tesis yang kini berjudul, “Dampak Pola Hidup Sehat dengan Kesejahteraan Psikologis.”

...****************...

Keesokan paginya, saat hendak berangkat. Joan menahannya. “Tunggu dulu, aku punya sesuatu untukmu."

Ia menyerahkan sebuah kotak kecil ke tangan adiknya. Luna mengerutkan kening, lalu perlahan membukanya. Matanya membesar, di dalamnya berisi sebuah kunci mobil baru.

“Apa ini, Kak?” tanyanya nyaris tak percaya.

“Hadiah untuk pekerjaan pertamamu,” jawab Joan sambil tersenyum kecil.

Luna spontan memeluk kakaknya erat-erat.

“Terima kasih, Kak!” serunya haru sambil memeluk kakaknya

“Semoga kau suka,” balas Joan sambil menepuk punggungnya.

Ana memandangi anak-anaknya itu dengan terharu. Sudah lama dia tidak merasakan kehangatan seperti itu.

Kini, di garasi rumah, terparkir mobil sejenis SUV besar keluaran terbaru, dengan warna silver gelap mengkilap.

Luna berlari kecil menghampiri mobil itu, lalu menoleh ke arah Joan dan membentuk tanda hati di atas kepalanya.

“Aku berangkat dulu, jaga Mama ya!” serunya ceria.

Sebelum menyalakan mesin, Luna menyalakan musik. Lagu dari idola barunya mulai mengalun riang memenuhi kabin. Ia melaju menuju kantor AXL Entertainment dengan semangat yang baru.

Sesampainya di kantor, Luna disambut ramah oleh seorang staf resepsionis lalu diantar ke ruang direktur.

Di ruang kerja pamannya, Luna mempelajari kontrak dengan seksama sebelum menandatanganinya.

Di kertas itu tertulis kontrak kerja selama enam bulan sebagai manager sementara boy group Neonix, yang berada di bawah naungan divisi 1.

“Mulai hari ini kamu resmi bergabung. Aku harap kamu bisa membantu mereka,” ujar Gunawan sambil menyimpan berkas yang sudah ditandatangani oleh Luna.

Gunawan memanggil seorang staf lelaki berpostur tegap, berpenampilan kasual, namun profesional.

“Ini Marcel, manager utama Neonix. Dia akan mengenalkanmu kepada anak-anak.”

Marcel hanya mengangguk mendengar arahan Gunawan. Marcel dan Luna saling bersalaman singkat.

Lalu ia mengajak Luna keluar dari ruangan itu menuju studio latihan tempat para anggota Neonix berkumpul.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!