Luke Alvarez laventez adalah anak satu-satunya dari keluarga laventez, dikabarkan kedua otangtuanya telah meninggal dunia saat dia berusia 14 tahun. Lalu Luke dirawat oleh pembantunya, dia memiliki tujuan ingin berkerja paruh Waktu agar tidak selalu merepotkan pembantunya itu.Sejak Luke duduk dibangku SMP sangat suka sekali dengan anime dan game, dia sampai mengumpulkannya hingga sekarang.
Lalu Luke memiliki rencana ingin membeli figur aksi anime yang baru saja rilis yaitu tensura dan dia segera bergegas agar tidak kehabisan. saat diperjalanan ia bertemu dengan seseorang yang ingin ditikam dan dia sangat tidak beruntung.
Akankah di kehidupan berikutnya Luke akan mendapatkan keberuntungan atau malah menjadi kesialan baginya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon BUBBLEBUNY, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pertemuan Takdir Dengan Para Ogre
"Bagus," kata Rimuru, merasa sedikit lega. "Kalau begitu, kita akan berangkat secepatnya. Aku akan membawa beberapa pengikutku yang paling kuat bersamaku."
Earl Hermann mengangguk. "Tentu saja. Kami akan menyediakan kereta dan perbekalan yang kalian butuhkan."
Rimuru berbalik dan memanggil Rigurd. "Rigurd, siapkan Gobta, Ranga, dan beberapa prajurit goblin terbaik untuk berangkat ke Blumund. Kita akan pergi secepatnya."
Rigurd membungkuk. "Dimengerti, Rimuru-sama. Aku akan segera menyiapkannya."
Saat Rigurd pergi, Rimuru menatap Earl Hermann dengan tatapan serius. "Aku tidak tahu apa yang akan kuhadapi di Blumund," katanya, "tapi aku berjanji akan melakukan yang terbaik untuk melindungi kerajaanmu."
"Aku percaya padamu, Rimuru Tempest," kata Earl Hermann. "Aku tahu kau tidak akan mengecewakan kami."
Beberapa jam kemudian, Rimuru dan rombongannya berangkat ke Blumund. Mereka menunggangi kereta yang ditarik oleh monster serigala yang kuat, dan mereka membawa perbekalan dan senjata yang cukup untuk menghadapi pertempuran yang panjang.
Perjalanan ke Blumund memakan waktu beberapa hari. Mereka melewati hutan lebat dan pegunungan terjal, dan mereka harus berhati-hati terhadap serangan monster.
Suatu sore, saat mereka sedang beristirahat di dekat sungai, mereka tiba-tiba diserang oleh sekelompok monster yang dipimpin oleh seorang ogre yang besar dan menakutkan.
"Siapa kalian?" tanya ogre itu dengan suara yang menggelegar. "Mengapa kalian melewati wilayahku?"
Rimuru maju dan membungkuk sedikit. "Kami adalah rombongan dari Tempest. Kami sedang dalam perjalanan ke Blumund untuk membantu mereka melawan monster."
Ogre itu tertawa terbahak-bahak. "Blumund? Mereka akan segera hancur! Tidak ada yang bisa menghentikan kita!"
"Kami akan menghentikanmu," kata Rimuru dengan tegas. "Kami tidak akan membiarkanmu menghancurkan Blumund."
Ogre itu menyeringai. "Kau pikir kau bisa menghentikanku? Aku adalah salah satu ogre terkuat di hutan ini! Kau tidak akan bisa mengalahkanku!"
"Kita lihat saja nanti," kata Rimuru, mengeluarkan pedangnya. "Gobta, Ranga, serang!"
Gobta dan Ranga segera menyerang para monster, dan pertempuran sengit pun dimulai. Para prajurit goblin bertempur dengan gagah berani, tetapi mereka kewalahan oleh jumlah monster yang banyak.
Rimuru menghadapi ogre itu sendirian. Ogre itu menyerang dengan kekuatan yang luar biasa, tetapi Rimuru mampu menghindarinya dengan kelincahannya. Rimuru menggunakan skill-skillnya untuk melawan ogre itu, tetapi ogre itu terlalu kuat untuk dikalahkan.
Saat Rimuru mulai kelelahan, ia mendengar suara yang familiar. "Rimuru-sama! Biar kami bantu!"
Rimuru menoleh dan melihat sekelompok ogre yang lain berlari ke arahnya. Mereka dipimpin oleh seorang wanita ogre yang cantik dan kuat.
"Siapa kalian?" tanya ogre itu, bingung.
"Kami adalah para ogre dari desa yang jauh," jawab wanita ogre itu. "Kami mendengar bahwa kau menyerang orang-orang yang tidak bersalah, dan kami datang untuk menghentikanmu!"
"Kalian berkhianat padaku!" teriak ogre itu. "Aku akan membunuh kalian semua!"
Para ogre baru itu menyerang ogre yang jahat dan para monster, dan pertempuran pun berubah arah. Para ogre baru itu jauh lebih kuat dan terampil daripada para monster, dan mereka dengan cepat mengalahkan mereka.
Rimuru memanfaatkan kesempatan itu untuk menyerang ogre yang jahat. Ia menggunakan skill "Water Blade" untuk melukai ogre itu, dan kemudian ia menggunakan skill "Black Lightning" untuk mengalahkannya.
Setelah pertempuran selesai, Rimuru mendekati wanita ogre itu dan membungkuk hormat. "Terima kasih telah membantu kami," katanya. "Siapa namamu?"
"Namaku Shuna," jawab wanita ogre itu. "Dan ini adalah saudara-saudaraku, Benimaru, Souei, Hakurou, dan Kurobe."
Rimuru terkejut. "Shuna? Benimaru? Souei? Hakurou? Kurobe? Kalian adalah para ogre yang legendaris!"
Shuna tersenyum. "Kami bukan legenda, Rimuru-sama. Kami hanya ogre biasa yang ingin melindungi orang-orang yang tidak bersalah."
"Mengapa kalian membantu kami?" tanya Rimuru.
"Kami mendengar tentangmu," jawab Shuna. "Kami mendengar bahwa kau adalah seorang pemimpin yang baik dan bijaksana, dan bahwa kau sedang membangun sebuah kota di mana monster dan manusia dapat hidup berdampingan. Kami ingin bergabung denganmu."
Rimuru terdiam sejenak. Ia tidak menyangka akan bertemu dengan para ogre legendaris, dan ia tidak menyangka mereka akan menawarkan diri untuk bergabung dengannya.
"Aku merasa terhormat dengan tawaran kalian," kata Rimuru. "Aku akan dengan senang hati menerima kalian di Tempest."
Shuna tersenyum. "Terima kasih, Rimuru-sama. Kami berjanji akan melayanimu dengan setia."
Rimuru tersenyum. Ia tahu bahwa pertemuan dengan para ogre ini adalah takdir. Ia tahu bahwa mereka akan menjadi aset berharga bagi Tempest, dan bahwa mereka akan membantunya untuk mengalahkan Luke dan melindungi dunia ini.
"Selamat datang di Tempest," kata Rimuru. "Mari kita pergi ke Blumund bersama-sama."
Shuna dan saudara-saudaranya mengangguk setuju, dan mereka bergabung dengan rombongan Rimuru. Bersama-sama, mereka melanjutkan perjalanan ke Blumund, siap untuk menghadapi apa pun yang menanti mereka.