Felisha harus terjebak dengan kesepakatan yang tidak bisa ditolaknya demi membantu keluarganya di kampung.
" Ingat, kamu harus menutup mata, telinga bahkan mulutmu selama kesepakatan itu berlangsung." ucap alvino.
" Ya aku akan selalu mengingatnya." patuh felisha.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon vennyrosmalia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 15
Setelah beberapa hari kepulangan Felisha dari liburan dadakan di pantai dengan Alvino, kini rutinitasnya kembali seperti semula.
Pagi sekolah, pulang sekolah menjadi tutor belajar Alvino, dan malam hari bekerja di minimarket.
Bicara tentang Alvino, kini Felisha merasa Alvino jauh lebih baik dalam belajar dan setiap melakukan tes dia bisa mengerjakannya dengan baik.
Terbukti hari ini mereka sedang ada ujian tengah semester, Felisha biasanya tidak merasa gugup. Namun fikirannya tertuju pada Alvino.
"Dia bisa tidak ya mengerjakan soalnya." ucap Felisha dalam hati.
Padahal nyatanya orang yang Felisha fikirkan santai saja. Alvino akan membuktikan pada sang Papa jika dirinya mampu mendapatkan nilai terbaik.
"Waktunya habis, ayo kumpulkan." ucap guru pengawas di kelas Alvino.
Dengan langkah pasti Alvino mengumpulkan kertas ujian miliknya. Sang guru melirik pada kertas milik Alvino yang di pegangnya.
"Kamu kesulitan tidak? Tumben sekali di isi semua lembar jawabannya." tanya guru itu.
"Bapa tenang saja, Alvin pasti dapat nilai terbaik di ujian kali ini."
Bukan Alvino yang menjawab, tapi Denis yang berdiri di belakangnya yang menjelaskan pada guru itu.
"Kita lihat nanti hasilnya."
Alvino dan Denis keluar dari kelas. Keduanya berhenti di depan kelas saat melihat Felisha dan Gina sudah berdiri di hadapan mereka.
"Ada apa?" tanya Alvino sembari memasukan kedua tangannya ke saku celananya.
Gina mendorong-dorong pelan pundak Felisha.
"Ba bagaimana ujiannya? Apa kamu bisa?" tanya Felisha.
"Bisa." jawab Alvino singkat.
"Syukurlah." Felisha tersenyum lega.
Gina tampak berbisik-bisik pada Felisha, membuat Alvino dan Denis merasa heran dengan tingkah keduanya.
"Kalian kenapa sih?" tanya Denis penasaran.
Terutama pada Gina yang biasanya gadis itu akan berbicara dengan lantang tapi sekarang terlihat ragu-ragu.
"Em, Alvin. Sebenernya."
Kini Alvino, Denis, Felisha dan Gina sedang berada di rooftop sekolah. Mereka berempat sedang fokus melihat berita viral yang sedang muncul.
"Kenapa foto ini bisa tersebar?" tanya Alvino.
Pandangannya menuju ke arah Gina. Karena foto tersebut di ambil lewat kamera miliknya.
"Bukan aku yang menyebarkannya." tutur Gina sambil mengayunkan kedua tangannya.
Felisha hanya diam tertunduk dengan berita yang muncuk saat ini. Sebab berita itu melibatkan dirinya juga.
Foto yang tersebar adalah foto Alvini dan Felisha saat di pantai tempo hari. Entah siapa yang menyebarkan ke dunia maya sampai foto itu jadi trending topik saat ini.
"Kamu tidak apa-apa?" pandangan Alvino kini berpusat pada gadis di sampingnya.
"Aku ga apa-apa." jawaban Felisha berbanding terbalik dengan raut wajahnya yang murung.
Alvino tahu berita ini pasti membuat Felisha terpojok. Terbukti dari banyaknya komentar-komentar pedas yang muncul dari netizen.
"Tunggu-tunggu." ucapan Denis mengalihkan atensi semuanya.
Denis menelisik dan membandingkan foto yang tersebar dengan foto asli yang ada di kamera milik Gina.
"Sepertinya angle foto ini tidak sama dengan yang ada di kamera Gina." ungkap Denis.
"Serius kamu?" Gina mencoba mendekat dan melihat dengan seksama.
"Pasti ada yang mengambil gambar kalian juga saat kita di pantai kemarin." tutur Denis.
Alvino yakin Denis yang pandai dalam bidang fotografi tidak akan salah mengucapkan pendapatnya.
"Tapi siapa, dan apa untungnya buat orang itu?" tanya Alvino.
"Kamu lupa kalau kamu itu idol, sudah pasti banyak paparazi yang diam-diam mengikuti kamu." cecar Felisha angkat suara.
Dia jadi kesal dengan banyaknya komentar yang mengatakan dirinya gadis kegatalan, gadis murahan yang menggoda idol mereka.
Ketiga orang disana terkejut saat mendengar kekesalan Felisha. Alvino juga cukup terkesan dengan keberanian Felisha yang mengungkapkan kekesalannya.
"Sabar ya Feli, aku akan mencoba membantu menghapus atau menutup kolom komentar." ucap Gina.
Pasti Felisha merasa sakit hati dengan tuduhan-tuduhan tidak menyenangkan yang ditujukan padanya.
"Kamu jangan khawatir, aku akan minta Hito untuk take down foto itu." tambah Alvino juga.
"Memang harus seperti itu."
Felisha kemudian pergi meninggalkan ketiganya. Dia hanya berharap berita itu akan cepat berlalu.
...****************...