Lintang, seorang gadis dari keluarga kaya yang harus menjalani hidupnya bersama sang kakak setelah rumah tangga orang tuanya hancur karena ulah sang mama. Namun seiringnya bejalan sang kakak tertimpa masalah dengan keluarga sang mama membuat hidupnya tidak tenang dan akhirnya sang kakak memberikannya Bodyguard.
Disini lah kisah Lintang di mulai, Bodyguard yang di berikan sang kakak ternyata merupakan mantan kekasihnya saat kuliah.
Lintang yang masih memiliki perasaan pada laki-laki itu berusaha untuk menutupinya namun hati tidak dapat berbohong. Begitu laki-laki itu.
Sampai akhirnya mereka berusaha bersama namun semuanya tidak berjalan mulus masalah demi masalah mulai datang.
Bagaimana kan kisah mereka?... yu simak cerita di bawah...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Astri Reisya Utami, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Lintang jujur.
Mereka pun pulang dan tibanya di rumah semua orang sudah menunggu di ruang keluarga.
"Sayang kamu gak apa-apa? " tanya Ajeng sang mama sambil melihat keadaan Lintang.
"Aku gak apa-apa ma, " jawab Lintang.
"Zyan, siapa yang sudah serang kalian? " tanya Kevin.
"Saya gak tau pak, karena polisi masih mengurus ini semua, " jawab Zyan.
"Dia anak buahnya orang tuanya Noval? " tanya Kevin lagi.
"Sepertinya bukan pak, karena mereka sepertinya bukan preman atau apa lah, " jawab Zyan.
"Ya sudah kamu istirahat, " titah Kevin dan Zyan pun langsung pergi dari raungan keluarga itu.
Kevin langsung melirik Lintang.
"Untuk besok kamu jangan keluar rumah dulu sampai maslaah ini selesai, " ucap Kevin melarang Lintang keluar rumah.
"Loh kok gitu sih bang, aku gak mau, " protes Lintang.
"Abang lakukan ini buat keselamatan kamu, karena kita gak tau dalang penyerangan ini siapa. Zyan juga terluka, " ucap Kevin.
"Ya udah suruh Zyan istirahat saja, aku bisa pergi sama siapa saja kan ada bang Ciko atau bang Daren, " balas Lintang.
"Mereka punya tugas masing-masing gak bisa seenaknya pergi gitu saja, " bentak Kevin karena kesal Lintang terus melawan.
"Ya udah gak usah pakai pengawal aku bisa pergi sendiri, " ujar Lintang dengan marah lalu naik ke kamarnya.
Lintang dia marah-marah di kamarnya karena Kevin melarang diri nya keluar. Zyan dia baru masuk kamar dan langsung di sambut dengan beberapa pertanyaan dari teman satu kamarnya.
"Kalian bisa gak tanyanya satu-satu, " ucap Zyan membuat temannya langsung diam.
"Gue sih curiga kalau orang-orang itu suruhan cowok yang gue hajar saat di kafe, " beritahu Zyan.
"Lo kenapa berantem sama orang di kafe? " tanya Daren.
"Tuh cowok berusaha melecehkan Lintang, " jawab Zyan membuat teman-temannya kaget.
"Lo udah kasih tau sama tuan besar? " tanya Ciko.
"Enggak karena gue gak mau jika rahasia Lintang punya kafe akan terbongkar, " jawab Zyan.
Ciko memeluk pundak Zyan lalu berkata "tuan besar sudah tau, dia gak mungkin gak mengawasi semua gerak gerik keluarganya, ".
Zyan terdiam dan dia lupa jika majikannya punya kaki tangan untuk mencari informasi tentang orang-orang sekelilingnya dan Zyan mulai merasa tidak tenang karena berapa hari ini sikap dia sama Lintang terlalu berani.
" Kenapa melamun? "tanya Daren.
" Enggak gue cuman baru ingat saja kalau tuan besar punya mata-mata, "jawab Zyan.
" Kenapa lo takut ketahuan naksir non Lintang, "tebak Daren membuat teman yang satu kamar kaget.
" Lo naksir non Lintang, berani banget, "ujar Ali.
" Diam aja lo, kalau gak tau ceritanya, "tegur Ciko membuat Ali diam.
Zyan pun naik ke tempat tidur dan langsung menutup matanya. Paginya baru saja bangun keluar dari kamar mandi Ali langsung memberitahunya untuk menghadapi Darius. Zyan pun segera memakai baju dan langsung menghadap Darius.
" Kamu tau kan kenapa saya panggil kamu, "ucap Darius saat Zyan masuk ke ruangannya.
" Saya tau pak, "jawab Zyan.
Darius pun memberi isyarat agar Zyan menceritakan semuanya. Zyan pun mulai menceritakan semuanya dan Darius langsung berdiri lalu mendekati Zyan.
"Saya senang melihat Lintang bukan usaha sendiri tapi saya gak mau jika hal ini terjadi lagi jadi saya minta kamu untuk membereskan semuanya, " ucap Darius dan Zyan pun mengerti.
Zyan pun keluar dari ruangan Darius dan saat hendak turun tiba-tiba Zyan bertemu dengan Lintang yang hendak ke ruangan Darius.
"Kamu ngapain dari ruangannya om Darius? " tanya Lintang.
"Bahas kerjaan, " jawab Zyan.
Namun Lintang curiga dan dia menatap dalam Zyan.
"Ada apa? " tanya Zyan.
"Kamu gak bilang kan kalau aku buka kafe? " tanya balik Lintang.
"Aku tanya sama kamu, kalau aku dan Ciko gak bilang apa mungkin pak Darius bisa tau? " tanya Zyan membuat Lintang terdiam.
"Walau kamu tutup mulut dia pasti akan tau karena dia selalu mengawasi gerak-gerik orang terdekatnya karena dia gak mau kelian kenapa-napa, " penjelasan Zyan membuat Lintang terdiam.
Zyan pun langsung turun meninggalkan Lintang. Lintang dia melanjutkan masuk ke ruangan Darius. Saat masuk Lintang bisa melihat Darius sudah menunggunya.
"Duduk Lin, " titah Darius dan Lintang pun duduk.
"Kejadian semalam bukan ulah anak buah orang tuanya Noval, tapi orang suruhan yang kemarin buat keributan di kafe milik kamu, " ucap Darius membuat Lintang kaget karena Darius tau tentang kafe itu.
"Om senang kamu punya usaha sendiri tapi kenapa kamu gak jujur sama kita? " tanya Darius.
"Aku bukan gak mau memberitahu om atau mama tapi aku hanya ingin berhasil dulu baru aku akan memberitahu semua orang, " jawab Lintang.
"Saran om, lebih baik kamu jujur sama mama dan abang kamu biar mereka tidak berpikiran macam-macam jika kamu keluar tiap hari, " saran Darius.
"Baik om, " jawab Lintang.
"Untuk masalah orang yang jagain kamu, Zyan Yang akan jadi pengawal pribadi kamu jadi kamu gak bisa minta yang lain, " beritahu Darius.
"Kenapa harus Zyan om? " tanya Lintang.
"Dia yang lebih cocok buat jagain kamu karena usia kamu tidak beda jauh dengan dia, jadi kalian bisa nyambung, " jawab Darius.
"Baik om, " jawab Lintang.
"Untuk masalah orang yang bikin ribut di kafe mau kamu apakan? " tanya Darius membuat Lintang kaget.
"Apa mau kasih pelajaran atau langsung om hancurkan? " tanya Darius membuat Lintang kaget.
"Gimana? " tanya Darius.
"Untuk sementara biarkan saja om, biar polisi yang tangani, " jawab Lintang.
"Hukum polisi bisa di beli paling satu minggu dia udah bisa keluar, " beritahu Darius.
"Gak apa-apa om, kalau dia bikin ulah lagi baru kasih pelajaran, " ucap Lintang dan Darius mengerti.
Lintang pun pamit pergi dan selama dia berjalan menuju kamarnya dia berpikir kalau dia langsung kasih pelajaran pada Diki dia takut akan menimbulkan kekacauan lebih dari ini.
Sang mama datang ke kamar Lintang dan Lintang pun memberitahu sang mama jika dirinya punya usaha Kafe dan respon sang mama mendukungnya padahal Lintang pikir sang mama akan melarangnya karena dulu saat Kevin buka usah restoran sang mama marah besar dan tidak setuju namun sekarang sang mama mendukung apa saja yang Lintang lakukan. Malamnya dia pun memberitahu Kevin dan Tantri walau awalnya sang abang sedikit marah karena Lintang tidak mendiskusikan ini semua namun Kevin mengerti jika Lintang ingin mandiri dan dia tidak boleh mematahkan semangatnya untuk mandiri.
"Abang bakal dukung kamu selama itu baik, namun abang minta sama kamu jangan terlalu fokus karena kamu salah satu keturunan oma dan mungkin harapan satu-satunya hanya kamu jika abang atau Noval tidak bisa mengurus perusahaan, " ucap Kevin membuat Lintang kaget karena dia gak pernah kepikiran untuk mengelola perusahaan milik sang oma.