NovelToon NovelToon
Istrimu, Tapi Tak Pernah Jadi Pilihanmu

Istrimu, Tapi Tak Pernah Jadi Pilihanmu

Status: sedang berlangsung
Genre:Aliansi Pernikahan / Pernikahan Kilat
Popularitas:4.3k
Nilai: 5
Nama Author: Yullia Widi

Aku pernah percaya bahwa cinta itu cukup.

Bahwa selama kita mencintai seseorang dengan sepenuh hati, ia akan tinggal. Bahwa kesetiaan akan dibalas dengan kesetiaan. Bahwa pengorbanan akan membuka jalan menuju kebahagiaan. Aku percaya, sampai kenyataan memaksaku membuka mata: tidak semua cinta menemukan jalannya, dan tidak semua istri benar-benar menjadi pilihan.

Namaku Nayla. Seorang istri di atas kertas. Di kehidupan nyata? Aku lebih sering merasa seperti tamu dalam rumahku sendiri. Aku memasak, mencuci, merapikan rumah, menyiapkan segala kebutuhan suamiku. Tapi tak sekalipun aku merasa dipandang sebagai seseorang yang ia banggakan. Tak pernah aku lihat binar di matanya ketika menatapku. Tidak seperti saat ia menatap layar ponselnya, tersenyum kecil, membalas pesan yang tak pernah kutahu isinya.

Aku dan Raka menikah karena keadaan. Aku menyukainya sejak lama, dan saat kami dipertemukan dalam sebuah kesempatan yang kelihatannya takdir, aku langsung mengiyakan tanpa banyak berpikir.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yullia Widi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 19 : Reuni yang Menyudahi Luka

Aula besar tempat reuni SMA itu ramai. Lampu-lampu gantung berpendar temaram, musik lawas diputar pelan sebagai latar nostalgia. Suara tawa, sapaan basa-basi, dan pelukan hangat menggema di antara dekorasi yang terasa seperti upaya sia-sia untuk menghidupkan kenangan yang sudah mati. Bagi banyak orang, reuni ini adalah tentang mengenang masa indah.

Tapi bagi Nayla, ini tentang keberanian untuk berdiri, menatap masa lalu tanpa lagi merasa kecil. Ia berdiri di sudut ruangan, mengenakan setelan sederhana berwarna biru gelap.

Tidak mencolok, tapi cukup elegan untuk menunjukkan bahwa ia sudah berubah. Tangannya menggenggam gelas berisi air mineral tak lebih dari simbol bahwa ia tak datang untuk berpesta, tapi untuk menyudahi pertempuran batin yang tak pernah tuntas. Matanya menyisir ruangan, menatap wajah-wajah yang dulu ia kenal begitu dekat. Semuanya tampak sama, tapi hatinya tidak lagi terpaut pada masa remaja yang semu. Sampai matanya berhenti pada satu titik. Laras. Perempuan itu masih tampak cantik, anggun, dengan senyum tipis yang dulu sangat dikenalnya. Dan di sampingnya Arvan.

Napas Nayla tercekat sesaat. Ada detak asing di dada yang datang bersama sejumput perih. Tapi berbeda dari dulu, ia tak menunduk. Tak ingin lari. Kali ini, ia datang bukan sebagai korban, melainkan sebagai seseorang yang telah bangkit meski berkali-kali jatuh. Langkahnya mantap saat mendekat. Laras menoleh, terkejut. Arvan juga. Ada kekakuan yang sulit disembunyikan dari wajah mereka.

“Hai, Laras,” sapa Nayla pelan tapi jelas. Laras membalas dengan senyum sopan.

“Hai, Nayla. Lama nggak ketemu. Kamu kelihatan... beda.”

“Aku memang sudah berubah,” jawab Nayla. “Dan aku harap kalian juga.”

Arvan membuka mulut, lalu menutupnya lagi. Seperti ada banyak kata di kepalanya tapi tak ada satu pun yang terasa pantas untuk keluar.

“Kamu masih marah?” tanya Laras, pelan. Nayla menatap mata perempuan itu mata yang dulu menyimpan rahasia, pengkhianatan, dan diam yang mematikan. “Tidak,” jawab Nayla tenang. “Aku sudah selesai dengan marah. Aku datang ke sini bukan untuk membahas siapa salah, siapa benar. Tapi untuk memastikan, aku benar-benar sudah memaafkan. Bukan untuk kalian. Tapi untuk aku sendiri.” Laras menunduk, dan untuk sesaat, tidak ada yang bicara. Arvan akhirnya berani bersuara.

“Aku... menyesal. Semuanya.” Nayla menoleh ke arahnya. “Penyesalanmu nggak akan mengubah apa pun. Tapi aku terima. Karena aku ingin hidup tanpa beban. Aku ingin berhenti menyakiti diriku sendiri dengan terus mengingat kalian.”

Laras menggenggam tangan Arvan. Nayla melihatnya, tapi tak lagi merasa tertusuk. Justru ada rasa lega. Bahwa yang dulu menahannya untuk pergi, ternyata bukan cinta, tapi ketakutan untuk sendirian. Dan kini, ia tahu, sendiri bukanlah kutukan. “Aku doakan kalian bahagia,” lanjut Nayla. “Kebahagiaan yang sebenarnya. Bukan yang dibangun dari kebohongan atau rasa bersalah.” Laras menitikkan air mata.

Tapi Nayla tak lagi larut. Ia menepuk bahu perempuan itu pelan, lalu berbalik, meninggalkan mereka dengan tenang. Ada langkah ringan yang belum pernah ia rasakan selama bertahun-tahun. Keluar dari aula, Nayla menghirup udara malam dalam-dalam. Kota masih hiruk-pikuk. Tapi dalam hatinya, sunyi telah menjelma damai. Ia naik ojek online, duduk di jok belakang sambil memandangi lampu-lampu jalanan yang kabur oleh embun kaca helm. Ponselnya ia buka.

Ia mulai mengetik di catatan kecil: Aku pikir aku butuh penjelasan untuk sembuh. Tapi ternyata, aku hanya perlu keberanian untuk pergi tanpa pamit, dan menyudahi semuanya tanpa dendam. Dulu aku menanti dipilih. Kini aku tahu, aku cukup, bahkan saat aku hanya memilih diriku sendiri. Senyum tipis muncul di wajahnya. Bukan karena kemenangan, tapi karena penerimaan. Ia tidak menang dari siapa pun malam itu. Tapi ia akhirnya menang dari dirinya sendiri yang selama ini selalu memaksa untuk bertahan, bahkan saat hatinya sudah sekarat. Malam itu, Nayla tahu tidak semua luka butuh obat. Kadang, ia hanya butuh diterima. Diterima bahwa luka itu pernah ada, pernah dalam, tapi tak lagi berkuasa.

1
Mamah dini
raka atau arvan
Mamah dini
mudah2an pilihanmu yg sekarang ada benarnya nay, jgn diam kalau GK di anggap
Mamah dini
mampir thor, kasian kmu nay , semoga kedepan nya kmu bisa bahagia sm orang yg benar2 mencintaimu menghargaimu dn melindungimu, semangat terus nay .
yuliaw widi: Aamiin, Makasih Mamah dini 🤍 sudah mampir dan ikut merasakan luka Nay.
yuliaw widi: Aamiin, Makasih Mamah dini 🤍 sudah mampir dan ikut merasakan luka Nay.
total 2 replies
Dâu tây
Baca ceritamu bikin nagih thor, update aja terus dong!
yuliaw widi: Terima kasih! Tenang, update-nya bakal lanjut terus kok 🤍
total 1 replies
Jennifer Impas
Wow, aku gak bisa berhenti baca sampai akhir !
yuliaw widi: Makasih! Senang banget ceritanya bikin kamu terus baca 😍
total 1 replies
mr.browniie
Menggetarkan
yuliaw widi: Terima kasih banyak, senang sekali bisa menyentuh hati pembaca 🖤
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!