Apa jadinya jika Guru yang menyebalkan itu men*embak mu untuk menjadi kekasihnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zahma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
15
"Sasii.. Ini kamu kesurupan apa sih? Main seret orang sembarangan aja ! ".
Ganes mengikuti langkah Sasi dengan terburu - buru. Tangannya dipegang dengan kencang, dan ditarik. Sasi tidak mengatakan apapun, hanya terus berjalan menuju ruangan yang di rasa nya aman, untuk mengintrogasi Ganes.
Sesampainya di tempat yang dimaksud, Sasi segera menarik masuk Ganes dan menutup pintu ruangan yang Mereka berdua masuki. Setelah di dalam, baru Sasi melepaskan tangan Ganes.
Sasi masih belum mengatakan apapun, Gadis itu malah sibuk mondar mandir di depan Ganes, dengan salah satu tangannya menutup mulut. Kemudian bergerak lagi menggigit jari. Bergerak lagi mengibaskan rambut lebatnya yang sedikit kriwil.
"Apa sih Sasii.. Kamu bikin Aku pusing ! Ini bentar lagi wali kelas masuk loh ! ". Protes Ganes.
Sasi berhenti bergerak. Kemudian, Dia menatap Ganes dengan penuh selidik. Sasi yang saat ini membawa tas nya, mengambil sesuatu dari saku samping tas. Sebuah hape.
"Ehh, Nggak boleh bawa hape ke kelas ya ! ". Peringat Ganes. Bagaimanapun, Ganes tidak mau jika sampai sahabatnya terkena hukuman sendirian. Cukup dirinya saja yang merasakan.
"Nggak usah mengalihkan konsentrasi ku ! ". Protes sasi, yang sedang menekuni hape nya. Entah mencari apa.
"Jelasin ke Aku, tentang foto ini Ganeess ! Sumpah semalaman Aku nggak bisa tidur karena dua foto ini ! Ya ampuun ".
Sasi menunjukkan layar hape nya ke Ganes. Gadis itu menggigit bibirnya. Analisanya sangat membingungkan perihal foto - foto itu. Rasa nya itu hal yang tidak bisa Dia percaya, namun sangat nyata. How can? Bagaimana bisaa??
Alis Ganes bertaut, foto pertama, foto sebuah keluarga, tidak ada yang aneh. Kemudian beralih ke foto kedua, ada foto Sanjaya dan seseorang yang wajahnya ditutupi menggunakan stiker berbentuk hati. Ganes tahu siapa yang wajahnya ditutup itu tentu saja. Karena itu dirinya.
Ganes menatap Sasi, dan kenapa dengan sahabatnya itu? Foto yang ada Dia dan Sanjaya di dalamnya, tidak terlihat sama sekali bahwa itu dirinya. Sanjaya menepati janjinya untuk menutup wajah Ganes dengan sempurna.
"Kamu nyeret Aku ke sini cuman suruh liat foto itu? Astagaa ! Kamu tanya langsung ke Pak Wis lah ! Aku nggak kepo soal perempuan yang di tutupin stiker kek gitu ! ".
Ganes berkata dengan menggebu. Kesal. Sasi menggelengkan kepalanya.
"Kamu belum paham rupanya ! Di foto pertama, itu keluarga sepupu ku yang kemarin sore jalan - jalan ke Bukit Bulan. "
"Lalu? ". Tanya Ganes. Jantung nya mulai berdetak. Tidak mungkin sasi hanya ingin menunjukkan foto itu, jika tidak ada hal yang penting.
"Kamu bener - bener nggak lihat, yang bagian pojok di foto ini? ".
Sasi yang gemas, langsung meng - zoom foto keluarga sepupu nya, kemudian menunjukkan sekali lagi ke Ganes.
Ganes langsung menutup mulutnya. Matanya langsung menatap Sasi. Jelas sekali, siapa yang ada di foto pertama, yang ikut terbawa di foto keluarga sepupu Sasi. Itu jelas dirinya, yang memakai baju yang sama dengan perempuan yang wajahnya ditutupi stiker oleh Sanjaya.
"Jadi masih mau cuek begitu? Sumpah Ganes ! Aku sampe nggak tidur mikirin ini. Kamu serius sama Pak Wisnu? Astaga Ganes ! Aku nggak bisa ngomong lagi ! ".
Akhirnya, Ganes hanya bisa meringis. Yah ketahuan deh !. Gadis itu menggaruk belakang telinganya, yang entah mengapa langsung gatal.
"Sejak kapan Ganes? Kamu nyimpen hal besar kayak gini sendirian?". Tatap Sasi.
"Siapa saja yang tahu? Kenapa bisa ada yang spam komentar buruk di postingan Pak Wisnu?".
Ganes menggeleng. Dia tidak bisa berkutik sekarang. Dia membiarkan Sasi menginterogasinya, demi memuaskan dahaga Sasi akan informasi.
"Aku nggak tahu siapa yang tahu hubungan kami. Plis Sasii.. Jangan kasih tahu ke yang lain nya ya.. Cukup di kamu aja ".
Ganes nampak memohon. Tangan Ganes terulur meraih tangan Sasi.
"Nggak usah memelas kayak gitu ! Aku bisa saja diem Nes.. Tapi nggak dengan orang yang udah tahu hubungan kalian itu ! Kamu harus tahu siapa orang nya ! ".
Sasi sama sekali tidak ada niatan menyebarkan hal yang menjadi rahasia Ganes. Dia membawa Ganes ke ruangan yang jauh, hanya ingin memastikan dari Ganes sendiri, perihal analisanya yang membuatnya tidak tidur semalaman.
"Kamu belum jawab pertanyaanku, Nes.. Sejak kapan kamu pacaran sama Pak Wisnu? Hm? ". Sasi kembali bertanya. Dia sangat penasaran, sejak kapan sahabatnya itu memiliki hubungan dengan Guru mereka yang Galak, dan sering menghukum murid - muridnya.
"Sejak hampir dua bulan yang lalu.. Hehehe ". Ganes nyengir. Mau ditutupi buat apa juga. Sasi sudah tahu begitu.
Sasi menutup mulutnya. Dua bulan, berarti sudah lama, dan selama itu, tidak ada dari Mereka berempat yang tahu.
"Pantes Kamu keliatan nggak kepo sama pacar Pak Wisnu, ternyata itu Kamu sendiri. Astaga Ganes, Aku masih belum percaya loh ini ! ". Ucap Sasi dengan takjub.
"Jadi pas Kamu telat upacara itu, Kalian udah jadian? ". Tanya Sasi memastikan. Ganes mengangguk, sambil tersenyum malu.
"Pantesaan.. Pak Wisnu yang biasanya berdiri di barisan Guru, lebih milih berdiri di belakang Kamu, segala dipegangi tas kamu ! Ih Ganess..".
Sasi ingat saat itu, Dia sangat khawatir, karena Ganes telat seorang diri. Saat melihat Ganes menghadapi ceramah dari Sanjaya seorang diri, Sasi sangat kasihan. Namun saat itu, Sasi tidak melihat detail kecil yang berbeda dari Gurunya. Seharusnya waktu itu, Dia mempertanyakan hal ini,
Sejak kapan si Guru galak membawakan tas muridnya? Harusnya sejak saat itu, Aku curiga. Ahh.. Gimana sih kamu Sasiiii... Batin Sasi.
"Sudah kan? Yok keluar. Tapi bener ya, jangan kasih tau ke siapa - siapa.. ". Ajak Ganes. Walaupun sudah ketahuan, jujur Ganes tidak siap jika ditanya lebih lanjut. Lagi pula, tidak ada hal spesial yang bisa diceritakan.
'Pak Wis aja nggak perlakukan Aku spesial di sekolah kan? Jadi apa yang mau dibuat cerita? '. Monolog Ganes dalam hati.
Sasi setuju saat Ganes mengajaknya keluar dari ruangan. Untuk sementara ini, cukup sampai di sana saja.
Dalam perjalanan menuju kelas, Dua Gadis itu berpapasan dengan Sanjaya, yang sepertinya baru akan masuk ke kelas yang dia menjadi Wali Kelasnya.
"Sudah jam masuk kelas, Mengapa masih jalan di luar? ". Tanya Guru itu dengan nada tegas.
Sasi melirik Ganes, Gadis yang diliriknya malah hanya meringis.
"Eh iya Pak.. Sasi minta di temani ke toilet, Hehe ".
Sasi hanya menggeleng. Sasi memandangi Sanjaya, yang lempeng - lempeng saja saat bertemu kekasihnya.
'Mereka konsep nya gimana sih?'. Tanya Sasi dengan bingung.
"Masuklah ke Kelas. Ada hal penting yang pastinya di sampaikan wali kelas kalian ! ". Ucap Sanjaya tegas, kemudian kembali melanjutkan perjalanannya.
Kedua murid Sanjaya itu, menoleh ke belakang bersamaan. Mereka menatap punggung Sanjaya yang semakin menjauh.
"Dia galak kayak gitu nggak pas bukan di sekolahan?". Tanya Sasi, masih dengan tatapan matanya mengarah ke punggung Sanjaya. Sasi hanya pernah diajar oleh Sanjaya pada saat kelas satu. Selebihnya, Dia hanya bersinggungan dengan Sanjaya saat sedang dihukum. Untuk berbagai alasan. Sanjaya merupakan Guru BK yang kadang bisa seperti malaikat, namun lebih sering seperti raksasa galak
"Galak ! ". Ucap Ganes jujur. Dari nada nya terdengar bahwa gadis itu kesal.
"Kasihan Kamu, Ganesss !! ". Sasi hanya bisa menepuk nepuk punggung Ganes, untuk memberikan semangat.
.
.
.
ikuti terus kisah Ganes - Sanjaya yaaa