NovelToon NovelToon
Sahara Penghuni Rumah Angker Bagaskara

Sahara Penghuni Rumah Angker Bagaskara

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Poligami / Spiritual / Rumahhantu / Matabatin
Popularitas:1.4k
Nilai: 5
Nama Author: Ridwan01

Bintang yang mengalami kebangkrutan terpaksa harus menjual semua asetnya dan juga pindah dari kota tempat dia tinggal
beruntung dia masih punya warisan sebuah rumah dari sang Kakek Bagaskara
Tapi rumah itu tidak berani di dekati penduduk karena terkenal Angker dan tidak bisa di masuki siapapun kecuali oleh sang pemilik
mampukah Bintang dan keluarganya bertahan disana? dengan banyak gangguan dan juga musuh sang kakek yang mengincarnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ridwan01, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

kesadaran Gading

Gading sudah satu Minggu berada di dunia manusia, bahkan Gibran dan Kania terus menemaninya dengan harapan kakaknya itu akan sadar

"Pa, kapan kak Gading sadar? Gibran ingin kak Gading seperti dulu lagi pa" tanya Gibran mengusap rambut Gading yang masih setia menutup matanya

Ingatan Gading tentang sosok yang sudah menculiknya sudah di hilangkan Hala, dan Gading hanya akan mengingat kalau dirinya sakit dalam waktu yang lama saja

"Kamu sabar Gibran, kakakmu ini baru saja kembali setelah lima tahun menghilang, kami sedang berusaha untuk memulihkan kondisinya dulu, lihatlah dia masih sangat kurus" jawab Galuh mengusap rambut Gibran

Dia senang karena anak anaknya ini masih sangat menyayangi Gibran meski Kania tidak pernah mengenal Gibran yang sudah hilang sebelum dia hadir ke dunia

"Kania juga mau main dengan kak Gading pa" ucap Kania dengan logat cadelnya

"Tentu saja sayang, kamu akan bermain nanti dengan kak Gading saat dia sadar, sekarang kalian bermain saja keluar, biarkan kakak kamu istirahat" ucap Galuh

"Pa, Gibran ijin main ke rumah Sadam ya, katanya dia mau ajak kami nonton film ke kota" ucap Gibran

"Iya, pergilah bersenang senang, papa akan ijinkan Karena Sadam, Galang dan yang lain adalah anak yang bisa di percaya untuk menjaga kamu" jawab Galuh

"Terima kasih pa" ungkap Gibran senang

"Kania mau ikut" rengek Kania

"Kania dengan mama saja, nanti kita ke pasar, kita beli baju baru untuk kak Gading dan juga perlengkapan lain untuknya" bujuk Renita

"Tapi beli jepit rambut ya ma, sama kue kering yang di jual Bu Jum" pinta Kania

"Iya sayang" jawab Renita

Gibran pamit ke rumah Sadam setelah mencium tangan Renita dan juga Galuh, tak lupa Gibran juga mencium kening Gading dan Kania

Di rumah Bagaskara

"Ma, papa mau ke kebun buncis dulu ya, katanya hari ini panennya sudah selesai" ucap Bintang

"Iya pa, nanti bawa Sebagin ke rumah ya, mama mau buat cap cay, tadi beli wortel sama bakso di pasar" jawab Silvia

"Iya sayang, Dimas katanya ke rumah Sadam, nanti kamu telepon dia supaya tidak pulang terlalu malam" ucap Bintang

"Iya nanti aku telepon dia, Sahara pasti sedang girang karena bisa jalan jalan ke kota" jawab Silvia terkekeh

"Sejak pagi dia terus bernyanyi dan loncat sana sini, membuat telingaku pusing" jawab Bintang tertawa

"Kepala pa yang pusing bukan telinga" sahut Silvia mengantar Bintang ke depan pintu

Ketika membuka pintu, Bintang malah di sambut senyuman Sahara yang justru ada di rumah

"Kamu tidak ikut Dimas?" Tanya Bintang

"Sahara mau minta baju baru, warna putih Jangan yang ini" rengek Sahara dengan bibir mengerucut

"Aku pikir ada apa, nanti Silvia akan minta Dimas belikan kamu baju baru ya, aku harus ke kebun" ucap Bintang mengusap rambut Sahara

"Iya, iya, dadah cah bagus, pulang nanti bawa singkong ya" ucap Sagara senang dan menghilang dari sana

"Cepat sekali menghilangnya, mentang mentang hantu" gerutu Silvia

"Sumi kemana ya, sejak selesai masak tadi ko menghilang" gumam Silvia memilih untuk menuju ke kamarnya

Sumi sudah pindah bersama Herman ke paviliun bekang, dan mereka semakin dekat setelah bisa satu rumah berdua, tak jarang Herman memilih untuk pulang saat istirahat Dzuhur dan makan di rumahnya

"Kang.. Sumi takut nanti non Silvia cari kita" ucap Sumi

"Tidak akan, kamu sudah selesai masak kan, mumpung aku sedang tidak ada kegiatan sum, kalau malam Sahara sering ganggu kita kan dengan nongol di jendela" bujuk Herman

Dia mulai membuka setiap benang yang menempel di badan Sumi dengan perlahan, ini adalah malam pertama, ralat, siang pertama mereka setelah selalu di ganggu Sahara setiap malam

"Aku sudah menahan ini sejak lama Sumi hhh" bisik Herman sudah di penuhi oleh nafsunya

"Lakukan apa yang ingin kang Herman lakukan pada Sumi, Sumi milik akang" ucap Sumi tersenyum dengan wajah memerah karena malu

Herman mulai meremas dua gunung kembar milik Sumi sambil sesekali menyesapnya dengan bergantian

"Sshh... Pelan pelanhh kang" bisik Sumi mengusap rambut Herman yang terlihat asik menghisap dua gunung kembar miliknya

"Milikku sudah bangun sejak tadi Sumi, boleh kan aku masuk sekarang?" Tanya Herman dan Sumi mengangguk

Aakkhh

Racauan itu keluar dari bibir keduanya saat milik mereka mulai menyatu dan Herman seperti sedang berada di surga dunia

Hentakkan pelan sampai cepat di lakukan Herman, bahkan mereka melakukan dengan berbagai gaya, sampai satu jam kemudian

"Aarrrgghhh.. Sumi, ini sungguh Nikmat sekali sayang" ungkap Herman saat dia menghentakkan miliknya semakin dalam dan menyemburkan benihnya di lahan milik Sumi

"Akang senang?" Tanya Sumi

"Iya sayang" jawab Herman

Tapi saat Sumi hendak beranjak ke kamar mandi, Herman mengikutinya dari belakang sambil memeluk Sumi manja

"Sekali lagi ya, di dalam sana sekalian mandi" bujuk Herman menciumi wajah Sumi

"Apa akang tidak akan ke kebun lagi?" Tanya Sumi

"Akang sudah ijin hari ini karena sudah selesai juga" jawab Herman langsung menarik Sumi tanpa basa basi dan memasukkan miliknya lagi dengan posisi Sumi membelakanginya

"Aarhh.. aku suka posisi ini Sumi" racau Herman terus menggempur milik Sumi dengan hentakan keras

"Akhh.. pelan pelan kang, Sumi mau keluar" ucap Sumi berpegang di gagang pintu kamar mandi itu

"Iyahh sayanghh" jawab Herman melembutkan hentakkan tapi sesekali dia menekannya dalam dalam agar Sumi berteriak keenakan, hingga tiga puluh menit kemudian sesi dua sudah selesai dengan Herman memeluk Sumi masih dengan posisi itu dan Sumi terlihat kelelahan

"Ayo aku bantu kamu membersihkan tubuhmu" ucap Herman lembut

Setelah Selesai, Sumi memilih untuk ke rumah Bintang lagi karena takut Silvia membutuhkan sesuatu, tapi saat masuk suasana rumah ternyata sepi, dan Sumi memilih untuk membereskan sisa piring yang masih belum di cuci

Kembali ke rumah Galuh

"Eunghh.. "

Gading terlihat mulai mengerjapkan matanya dengan susah payah, dia mencoba melawan sinar matahari yang menerobos masuk membuat matanya harus hati hati saat terbuka

"Gading, kamu sadar nak" ungkap Galuh bahagia

"Gghh.. di mana ini?" Tanya Gading membuka matanya sedikit demi sedikit

"Kamu di rumah nak, ini papa" jawab Galuh

"Papa, kenapa Gading merasa lemas?" Tanyanya

Bersambung

1
Antoni Indri
lagi seru2 nya eh tubi kontinyu
Ridwan01: sudah ada kak episode barunya, masih di review
total 1 replies
Antoni Indri
keren..lanjut ampe tamat
Antoni Indri
Sepi
padahal ceritanya bagus.
gw demen.
lancar ampe tamat ye
Ridwan01: terima kasih kak 🙏☺️
total 1 replies
Chindy Natasya
lanjut thorrr
Chindy Natasya
hayuuuk lanjut update thorr
Ridwan01: siap kak terima kasih
Ridwan01: siap kak terima kasih 🙏☺️
total 2 replies
Ridwan01
terima kasih sudah mampir 🙏☺️
TheNihilist
Gak bisa dijelaskan dengan kata-kata betapa keren penulisan cerita ini, continue the good work!
Ridwan01: terima kasih kak 🙏☺️
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!