Sagaara Arjun Wijaya, pria si pahit lidah kalau bicara sangat menyakitkan. Bahkan semua ucapan yang keluar dari mulutnya membuat Vely sang istri tak mampu berkutik.
Vely ialah seorang gadis yang jauh dari type Sagaara. Terpaksa menikahi tuan muda karena sebuah jebakan seorang Rani yang ternyata dirinya hanya jadi bahan taruhan antara Rani dan Sagaara!
Namun, siapa yang menyangka dalam waktu 3 bulan kontrak pernikahan benih cinta muncul di hati tuan muda, akankah sulit baginya untuk mengungkapkan rasa itu?
...
Kegabutan seorang penulis novel.
Nama pemeran yang ada di novel ini hanya sebuah kebetulan belaka yeee.. jadi jangan heboh sendiri.
.......
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nona Kireina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ch.15
Gaara sudah
menapakkan kedua kaki nya di tanah, tapi Vely masih enggan mengikuti nya.
"Kau
mau turun, atau tidak?"
Vely
membuang pandangan wajah nya, tak mau menatap Gaara. Pria itu mendengus kesal.
"Baiklah!"
Terdengar
suara pintu mobil yang di banting dengan kuat, sedikit membuat Vely terkejut.
Dasar pria
aneh, sebentar baik.. sebentar jahat!
Gaara
melangkah menuju pintu mobil di samping tempat duduk Vely, Apa.. mau apa dia?
Tek!
Cepat-cepat
gadis itu mengunci diri nya di dalam mobil, alhasil membuat Gaara tak bisa
membuka nya dari luar.
"Hei,
apa yang kau lakukan.. kenapa malah mengunci diri mu dari dalam mobil."
teriak Gaara dengan nada marah, suara nya sudah meninggi. Bahkan diri nya juga
mulai menggedor kaca jendela.
"Hei
upik abu sialan, cepat keluar sebelum aku menghancurkan mobil ini!"
Apa?
Menghancurkan mobil mu sendiri? Haha mana mungkin kau melakukan nya!
😲
Ternyata kau
salah, Vely. Pria itu benar-benar serius dengan ucapan nya! Lihat kan? Gaara
segera mencari batu untuk memecahkan kaca jendela mobil.
Hal itu
membuat nya takut bukan kepalang, prak.. prak.. prak.. terdengar suara benturan
antara batu dan kaca jendela mobil.
"Apa
yang tuan lakukan?" dasar pria gila! Di- dia serius dengan ucapan nya!
Prak!!
"Aaa!!"
Hantaman
terkahir berhasil memecahkan kaca jendela mobil.
Tek!
Gaara
memasukkan tangan nya ke dalam dan berhasil membuka kunci pintu mobil nya.
"Turun!"
membuka pintu mobil, dia mencengkram tangan mungil Vely, "Turun! Sebelum
aku menyeretmu seperti binatang!"
Emh, emh,
emh...
Sebagai pria
kau sudah keterlaluan, hei tuan muda Sagaara! Dia hanyalah korban dari ke
egoisan hubungan mu dan juga Rani.
"Lepas,
sakit..." pergelangan tangan nya memerah. "Sakit.. tuan muda tolong
lepaskan saya!"
"Diam!"
Gaara membentak nya, "Jika kau menuruti ku, maka hal ini tidak akan
terjadi.." Gaara masih menarik tangan Vely, membuat gadis itu berjalan
cepat seperti sedang di seret.
Gaara terus
membawa nya hingga masuk kedalam vila, ada beberapa pelayan di dalam yang
sedang melakukan aktifitas nya seperti biasa, "Selamat malam tuan,
nona.." Siapa nona itu?
Mata pelayan
itu terus bergerak, mengikuti tuan muda Sagaara yang masih menyeret Vely menuju
sebuah kamar di lantai 2.
Ke- kenapa
dia membawa ku ke kamar? "Tuan tolong lepaskan saya, biarkan saya pulang! Kak Damian, aargh!!"
Gaara
menarik kuat tangan gadis itu, lalu mendorong nya hingga tersungkur di lantai.
Dengan kepala nya yang terlebih dahulu membentur tiang ranjang.
Kening nya
memar, "Vely?" mendadak kepribadian Gaara berubah lembut, saat
melihat Vely memar. Dirinya ikut mensejajarkan tinggi tubuh nya dengan gadis
malang yang selalu di panggil dengan nama upik abu, "Kau tidak
apa-apa?"
Gaara
menggendong nya, lalu mendudukkan nya di atas ranjang.
Kenapa
mendadak se khawatir itu, setelah tadi menyakiti ku?
Gaara menjadi
panik, dia berjalan cepat keluar kamar. Dia berteriak memanggil pelayan,
"Nan!! Nan!!"
Haaah, demi
apa kau berteriak-teriak memanggil kepala pelayan dari lantai 2? Benar-benar
membuat kerjaan saja.
Nan, berlari
cepat naik ke lantai 2 untuk memenuhi panggilan tuan muda nya, "I- iya
tuan, saya?"
"Cepat
telefon dokter, suruh dia datang dalam waktu 5 menit!"
Hah? 5
menit, hei tuan muda.. kau ini sadar atau tidak, sih? Dokter itu akan datang
melalui jalur darat, bukan menggunakan heli kopter.
"Dengar
tidak?!" Gaara menyentak nya hingga Nan tergelak.
"I- iya
tuan, saya dengar.."
Nan kembali
turun ke lantai satu, segera melakukan panggilan telefon.