Kiara merupakan seorang gadis ceria yang menikmati hidupnya dengan kerja. Ibunya sudah meninggal sekitar lima tahun yang lalu. Sedangkan ayahnya jarang dirumah dan juga jarang memberikan nafkah kepadanya semenjak ibunya meninggal. Itu sebabnya gadis itu memilih bekerja.
Namun, siapa sangka petaka dalam hidupnya dimulai!
Kiara dipaksa menikah dengan Axel Blackthron, seorang CEO dingin karena ayahnya memiliki hutang sebesar lima milyar rupiah.
Situasi semakin rumit saat Kiara mengetahui sebuah fakta bahwa pria yang akan menikah dengannya merupakan suami dari sahabatnya, Rachel.
Apa yang akan dilakukan Kiara?
Apakah ia akan menolak perintah ayahnya atau justru membiarkan dirinya menjadi duri dalam rumah tangga sahabatnya.
Bagaimana nasib Kiara kedepannya?
Yuk, ikuti cerita kedua Author.
Jangan lupa tinggalkan jejak ya.
Salam hangat dari author💐💐💐
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rezqhi Amalia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
34
...~Happy Reading🤗💐~...
Hari-hari Kiara dan Aluna jalani tanpa Axel. Setiap harinya Kiara berdoa agar suaminya tidak kenapa-kenapa. Begitu pula dengan Aluna, setiap hari gadis kecil itu menangis mencari ayahnya membuat hati Kiara semakin teriris. Baru saja putrinya itu bahagia karena bertemu ayah kandungnya, tetapi harus kehilangan lagi.
"Ibu, kenapa ayah belum datang-datang hiks. Apa ayah marah sama Aluna?" tanya Aluna sambil terisak.
Bukannya menjawab pertanyaan putrinya, wanita itu hanya mengeluarkan senyum paksanya dan mengelus surai putrinya.
Tiba-tiba pintu terbuka menampilkan seseorang yang ibu dan anak itu tunggu-tunggu kehadirannya. Ya dia adalah Axel, pria itu muncul dengan wajah yang sedikit pucat dan juga perban diwajahnya.
"Ayah....." teriak Aluna sambil berlari memeluk kaki Axel dikarenakan hanya kaki itu saja yang ia mampu peluk.
Kiara tersenyum lega melihat suaminya kembali, namun perlahan senyuman itu pudar begitu melihat Rachel ada di belakang pria itu.
"Ayah, Aluna kangen sama ayah. Gendong Aluna ayah," pinta Aluna dengan nada rengeknya sambil mendongak keatas untuk melihat wajah ayahnya.
Sebenarnya dalam diri Axel, ia juga sangat merindukan Aluna. Ia ingin menggendong gadis kecil yang sedang merengek di kakinya. Tetapi hasutan demi hasutan yang dibuat Rachel berhasil meracuni pikirannya sehingga membuat pria itu mengacuhkan Aluna dan memilih melangkah melewati Kiara yang menatapnya bingung.
Aluna menangis histeris sambil mengejar Axel ketika melihat pria itu menghiraukannya. Kiara pun mengikuti Aluna karena panik dengan kejadian tersebut. Sedangkan Rachel mengeluarkan senyuman liciknya menyaksikan hal itu.
"Ayah, hiks...kenapa ayah mengabaikan Aluna. Aluna kangen ayah hiks...apa Aluna ada salah sama ayah sehingga ayah marah pada Aluna hiks..." histeris Aluna.
Jujur saja, hati Axel teriris mendengar itu. Ingin rasanya ia memeluk dan menenangkan putrinya. Tetapi sebelum Aluna terbukti bahwa ia benar-benar putri kandungnya, ia tidak akan lakukan hal itu.
Kiara juga tidak kalah terkejutnya melihat perubahan sikap Axel ke Aluna. Wanita itu menyusul keduanya dengan wajah bingung.
"Mas, kamu kenapa? kenapa kamu tiba-tiba berubah begini?" tanya Kiara.
Bukannya menjawab pertanyaan Kiara, Axel malah sibuk mencari dokumen pentingnya.
"Mas, kamu dengar aku gak sih?" tanya Kiara lagi. Namun kali ini dengan memegang tangan suaminya bermaksud menghentikan aktivitas pria itu.
"Bukan urusanmu?" jawab Axel dengan nada cuek.
"Hua...ayah sudah tidak sayang sama Aluna lagi," histeris Aluna.
Tiba-tiba Rachel masuk dengan gaya angkuhnya. "Seharusnya kamu tahu diri gadis kecil. Mana mungkin dia bisa sayang sama dengan seorang anak yang tidak jelas asal usulnya."
"Apa maksudmu mengatakan itu Rachel?" tanya Kiara yang terkejut mendengar ucapan Rachel.
"Memang benar kan anak manis ini tidak jelas asal usulnya. Belum tentu dia anak Axel, kamu sudah menghilang sejak lima tahun lalu. Bisa jadi itu anak orang lain, terus orang itu enggan bertanggung jawab sehingga kamu mengaku-ngaku itu anak Axel karena dia pasti percaya karena kamu pernah tidur dengannya," ucap Rachel dengan senyum angkuhnya.
Kiara menggeleng-gelengkan kepalanya ringan saat mendengar perkataan Rachel.
"Mas, kamu harus percaya sama aku. Aluna benar-benar putrimu. Aku hanya melakukan itu denganmu," ucap Kiara sambil memalingkan pandangannya ke arah Axel.
Kiara kemudian meraih tangan Axel dan menggoyang-goyangkan tangan pria itu karena pria yang berstatus suaminya itu hanya diam saja.
Dengan ekspresi dinginnya Axel menghempaskan tangan Kiara dengan kasar. "Saya percaya pada padamu jika tes DNA nya positif."
Kiara membuka mulutnya karena kaget, ia tidak percaya dengan apa yang dikatakan Axel barusan. "tes DNA?"
"Iya, dan itu akan dilakukan sekarang," ucap Axel dingin dan hendak meraih tangan Aluna.
Namun dengan secepat kilat Kiara meraih tangan Aluna dan menjauhkannya dari Axel. "Itu tidak perlu dilakukan tuan Axel yang terhormat. Aku benar-benar tidak percaya dengan apa yang kulihat sekarang. Lebih baik aku dan anakku ini pergi dari hadapanmu."
Rachel tersenyum licik mendengar perkataan mantan sahabatnya. Ia tidak menyangka dengan kalimat yang diucapkan Kiara. Namun ia juga sangat bersyukur karena kalimat tersebut akan membuat wanita didepannya itu semakin terpojok.
"Kau dengar sendiri kan Axel, dia menolak untuk melakukan tes DNA karena takut akan hasilnya yang jelas-jelas negatif. Itu sebabnya ia menyerah dan memilih pergi dari kehidupanmu. Itu berarti Aluna memang bukan putrimu," ucap Rachel.
"Aku menolak itu bukan berarti takut. Untuk apa aku takut? aku merasa mengucapkan sesuatu yang jujur dan tidak mengarang bicara. Aku akan pergi bukan berarti takut karena ketahuan. Aku cuma tidak Sudi hidup bersama orang yang meragukan darah dagingnya sendiri. Ikatan batin antara ayah dan anak itu ada. Apa anda tidak merasakannya?" ucap Kiara dengan tegas.
Untuk pertama kalinya seorang Kiara berbicara tegas dan lantang dihadapan Axel maupun Rachel. Itu karenakan dirinya sangat sakit hati atas tuduhan itu. Andaikan hanya dirinya yang sakit hati, itu tidak akan masalah. Tetapi Aluna juga ikut merasakan hal itu. Ia tidak akan tinggal diam melihat putrinya bersedih lagi.
'Yang dikatakan Kiara memang benar. Perasaan ku mengatakan bahwa Aluna benar-benar putriku. Tetapi mengapa Kiara menolak melakukan tes DNA itu. Seharusnya tidak masalah jika memang benar dia adalah putriku,'
Axel menatap Aluna yang menangis sesenggukan di pelukan ibunya. Ingin sekali rasanya pria itu menggendong dan menghibur gadis kecil itu. Namun mengingat hal yang dilihat di cctv membuat Axel bertekad tidak akan memberikan perhatian kepada ibu dan anak itu lagi. Ia sangat benci yang namanya pengkhianatan.
Namun tatapan prihatin Axel ke Aluna dilihat oleh Kiara. "Kenapa tuan Axel? kenapa kau menatap putriku dengan tatapan begitu. Apa hatimu sakit melihatnya menangis histeris begitu. Aku yakin sekali, kau pasti ingin menghiburnya. Itulah yang dinamakan ikatan batin antara orang tua dan anak. Tanpa tes DNA pun, dapat diketahui hubungan orang tua dan anak yang sebenarnya."
"Kalau kau yakin itu putriku, maka ayo lakukan tes DNA itu sekarang," ucap Axel tegas sambil menatap Kiara dengan tajam.
Kiara memejamkan matanya sebentar dan detik itu juga tetesan demi tetesan embun terjun bebas di wajahnya. "Saya ulangi sekali lagi, itu tidak perlu dilakukan. Tanpa tes DNA pun sudah ketahuan itu putrimu. Saya bersumpah demi apapun, saya hanya pernah tidur denganmu. Saya masih punya harga diri untuk tidak tidur dengan sembarang pria dan hamil terus mengaku mengaku itu putrimu ."
"Apa maksudmu mengatakan itu dan menatap saya. Berani kamu menyindir saya sekarang? Kamu itu tidak pantas menyindir saya. Bahkan kamu tidak pantas mensejajarkan dirimu denganku," ucap Rachel dengan aura kemarahannya dan menatap nyalang Kiara.
"Emang itu kenyataannya kan. Saya memang tidak pantas mensejajarkan diriku padaku. Kita jauh lebih beda. Kalau memang yang dituduhkan padaku itu benar maka aku masih mulia dibandingkan dirimu. Setidaknya aku tidur dengan pria dengan status cerai alias janda. Bukan yang sementara menyandang status istri," ucap Kiara tidak kalah pedasnya.
Setelah mengatakan hal itu, Ia menggendong Aluna dan pergi meninggalkan dua orang yang berarti dalam hidupnya itu.
Halo guys, apa kabar kalian
Huaa, setelah berabad-abad akhirnya author up juga.
Mau gimana lagi, author ibu baru jadi agak kewalahan mengurus bayi. Lebih lebih bayinya agak rewel, doyan Neneng juga. Setiap bangung pasti yang dicari nen.
Maaf ya up nya lama. Smoga aja kalian tetap mau baca ya😅
Seperti biasa jangan lupa tinggalkan jejak ya🫶💐
See you next part🥰
semangat terus ya
jadi khawatir nih
tuan Felix kamu baik sekali, apa nggak sayang uang segitu buat orang yang nggak beres ?
mending penjarakan saja Zamuel dan pacar nya itu !
yakin itu benihmu ,?
Dengan uang apa sih yang nggak bisa dibeli/Joyful//Sneer//Sneer/