NovelToon NovelToon
Istri Cantik Tawanan Panglima Kematian

Istri Cantik Tawanan Panglima Kematian

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Diam-Diam Cinta / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi / Raja Tentara/Dewa Perang / Fantasi Wanita
Popularitas:12.4k
Nilai: 5
Nama Author: Sri Wulandari

Wan Yurui terbangun kembali saat usianya masih belia. Ingatan di dua kehidupan itu melekat kuat tidak bisa di hilangkan. Satu kehidupan telah mengajarinya banyak hal. Cinta, benci, kehancuran, kehilangan, penghianatan dan luka.

Di kehidupan sebelumnya dia selalu diam di saat takdir menyeretnya dalam kehampaan. Dan sekarang akankah semua berbeda?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sri Wulandari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tarian di bawah derasnya air terjun

Sreeerreseee...

Bbrerreer...

Suara derasnya air terjun terdengar menggema di saat pintu menuju keaula belakang di buka. Wanita dengan gaun merah berjalan tanpa alas kaki. Rambut indahnya tergerai bebas dan melambai saat angin menerpa tubuhnya. Di ujung jalur menuju kearah air terjun dia terdiam. "Tinggal menunggu waktu semua akan kembali kejalur penentu."

Dia menari membiarkan semua keresahan dalam dirinya terjun bebas terbawa derasnya arus air. Suara gema air terjun, kicau burung di malam hari dan angin yang membawa gesekan di setiap tiupannya. Menjadi musik pengiring tanpa jeda.

Langkah kaki terdengar mendekat namun juga tidak sepenuhnya dekat. Di ambang pintu Yu Xiao menatap diam melihat tarian indah dari Wan Yurui. Wanita yang selalu menggangu dirinya di mana pun mereka bersama. Namun kali ini kedua mata yang senantiasa cerah seperti luruh dalam keheningan malam. Di bawah cahaya rembulan dan derasnya air terjun yang membasahi tubuhnya. Wanita itu seperti mengungkapkan semua isi hatinya. Tanpa kata tapi mampu menggetarkan jiwa.

Yu Xiao menunggu selama hampir dua jam baru melangkah lebih dekat. "Jika kamu terus menari dalam keadaan seperti ini tanpa memiliki niat berhenti. Aku bisa meminta pelayan menyiapkan kuburan di sekitar taman."

Wan Yurui berhenti lalu berbalik arah melihat kearah suara. "Aku kira kamu sudah tidur."

Jubah tebal yang ia kenakan di berikan kepada Wan Yurui. Ketajaman kedua matanya perlahan memudar memperlihatkan kelembutan yang belum pernah ia tunjukkan. "Bagaimana aku bisa beristirahat jika kamu selalu membuat gangguan." Yu Xiao berbalik arah berniat pergi tapi Wan Yurui tetap diam di tempat yang sama. "Kamu benar-benar ingin aku buatkan pemakaman di sini?"

"Tidak, tentu tidak." Wanita itu segera berlari mengikuti langkah tegas di depannya. Setelah masuk kedalam kediaman Wan Yurui berjalan kekamar mandi yang hanya di berikan pembatas tipis dari kain samar. Dia menoleh kearah Yu Xiao yang telah membelakangi dirinya. Tali berwarna merah di tarik membuat kain yang terikat di antara dua tiang penyangga jatuh menutupi sebagai ruangan.

Kepulan asap panas di dalam bak mandi menyeruak membuat hawa dingin di tubuhnya perlahan memudar. Lapisan demi lapisan di lepaskan hanya menyisakan satu lapisan kain tipis di tubuhnya. Kaki kanan ia gunakan lebih dulu masuk kedalam bak mandi. Baru setelahnya seluruh tubuhnya hingga sebatas bahu menyelam penuh pada genangan air hangat.

Dia mundur perlahan membiarkan kehangatan air merilekskan tubuhnya. Kedua mata indah itu memejam.

"Yinuo..."

Wanita yang masih berendam di dalam bak mandi membuka kedua matanya kembali.

"Yinuo." Suara dari balik tirai terdengar khawatir.

"Ya, ada apa?"

"Kamu sudah berendam selama satu jam."

"Benarkah?" Wan Yurui bangkit dari dalam bak mandi. Gemercik air menyiprat saat dirinya mengangkat tubuhnya dari dalam air. Setelah menyeka seluruh tubuhnya dan mengenakan gaun tidur. Dia keluar dari balik tirai. "Ahhhh.."

Yu Xiao dengan sigap menangkap tubuh yang hampir terjatuh di lantai. Hela nafas dalam terdengar, dia tatap kedua mata yang telah memerah. Tubuh Wan Yurui terasa panas. Ia langsung mengangkat wanita itu dalam dekapannya lalu berjalan menuju ketempat tidur. "Aku akan meminta obat dari pelayan." Meletakkan tubuh Wan Yurui dengan hati-hati di atas tempat tidur.

Trringgg...

Lonceng di bunyikan sebagai isyarat jika tamu undangan membutuhkan bantuan. Tidak butuh waktu lama beberapa pelayan datang menghampiri Yu Xiao yang masih ada di depan pintu kediaman.

"Tuan apa anda membutuhkan sesuatu?" Kata seorang pelayan pria.

"Tubuh istriku sangat lemah. Tidak bisa beradaptasi dengan hawa dingin di tempat ini. Tolong bawakan air hangat dan handuk bersih untuk mengompres keningnya. Juga bawakan obat demam." Yu Xiao menjelaskan situasi yang tengah terjadi.

"Baik. Kami akan segara menyiapkannya," saut pelayan pria itu yang langsung pergi bersama beberapa pelayan lainnya.

Yu Xiao masuk kedalam kediaman memeriksa keadaan Wan Yurui. Dia duduk di sampingnya, "Apa kamu pikir tubuhmu terbuat dari besi! Menari hampir dua jam di bawah air terjun dan berendam di bak mandi satu jam. Aku benar-benar tidak bisa mengerti apa yang kamu pikirkan saat ini." Semua perkataan yang keluar dari mulutnya seperti racun mematikan namun terselip kekhawatiran juga perhatian.

Wan Yurui berusaha untuk duduk dengan tubuh lemahnya. Dia mendekatkan dirinya menatap kedua mata tegas di hadapannya. Tepat di saat bibirnya ada di samping telinganya. Dia berkata, "Yu Xiao." Suaranya lirih. "Bagaimana jika kita menikah?"

Detak jantung seakan berhenti mendengar ucapan dari wanita itu. "Menikah?" Ujar Yu Xiao menekan.

"Ya, menikah."

Kedua mata itu bertemu.

Tokkk...

Suara ketukan pintu membuyarkan keheningan.

"Aku akan membuka pintu." Yu Xiao bangkit berjalan pergi dengan menahan rasa gugup yang coba ia sembunyikan.

"Huhhh... Wan Yurui kenapa kamu bertindak gegabah seperti ini." Gumam wanita itu pelan.

Pintu utama di buka. Empat pelayan berdatangan membawa semua kebutuhan yang di perlukan tamu undangan. Setelah semua keperluan di letakkan para pelayan segara pergi agar tidak menganggu ketenangan tamu mereka.

Wan Yurui membiarkan kedua kakinya menyentuh lantai yang dingin tanpa menggunakan alas kaki. Dia berusaha mengambil mangkuk berisi genangan obat yang ada di atas meja.

"Masuk kembali. Biar aku saja," kata Yu Xiao dengan suara yang jelas berbeda. Ada kelembutan yang lebih menghangatkan. Wan Yurui mengangkat kakinya lagi keatas tempat tidur lalu menyelimuti sebagian tubuhnya. "Usishhh..." Obat di tiup perlahan. "Buka mulut."

"Aku akan meminumnya sendiri." Wan Yurui mencoba mengambil mangkuk obat. Namun dia menghentikan gerakannya di saat melihat tatapan Yu Xiao. Pada akhirnya dia hanya bisa meminum setiap sendokan obat yang di berikan pria itu.

Malam itu pembicaran tentang pernikahan seperti angin lalu yang berhembus sebentar dan hilang dalam kesunyian. Tapi perlahan-lahan setiap tindakan Yu Xiao menjadi jauh berbeda. Pria batu yang sulit di hancurkan seperti diremukkan sehingga memperlihatkan kelembutan.

"Pakai sepatumu dengan benar." Yu Xiao berlutut di hadapan Wan Yurui membenarkan sepatu wanita itu tanpa rasa enggan.

"Aku bisa melakukannya sendiri." Wan Yurui mencoba menahannya.

"Jangan bergerak."

Wan Yurui mematung.

Sedangkan Yu Xiao masih sibuk memasukkan kaki lembut Wan Yurui kedalam sepatu berwarna merah muda dengan motif bunga.

"Sudah selesai." Pria itu bangkit berdiri tegap.

"Terima kasih." Wan Yurui juga ikut bangkit dari tempat tidurnya.

Jubah yang tergantung di tempat khusus di samping tempat tidur di tarik perlahan dari tempatnya. "Jika kamu sakit lagi aku tidak akan mengurusmu." Jubah di berikan kepada Wan Yurui. "Sarapan sudah tersedia." Yu Xiao mengulurkan lengan kirinya.

Wan Yurui menatap binggung.

"Apa yang kamu tunggu. Jangan sampai lauk di meja menjadi dingin." Yu Xiao menarik tangan Wan Yurui membiarkan wanita itu berpegangan pada dirinya.

Sepanjang perjalanan menuju keruangan makan Wan Yurui menatap pria di sampingnya yang terlihat lebih ramah. Di saat langkah mereka terhenti dia segara memeriksa kening Yu Xiao. "Apa kamu juga tertular penyakitku?"

Kedua alis Yu Xiao menyatu.

"Aku hanya penasaran kenapa sikapmu berubah dalam semalam," ujar Wan Yurui menunggu jawaban.

"Aku hanya malas mengatur pemakaman."

"Ah, ini baru pria yang aku kenal." Saut wanita itu spontan.

1
Datu Zahra
baru bahagia dah dibikin nangis lagi, thor kita gak temenan ya 🗡🗡🗡🗡
Sri wulandari: Waduh.🤧
total 1 replies
Arix Zhufa
kisah percintaan yg selalu tragis
sahabat pena
ya berpisah lagi nangis bombay berjamaah 😭😭😭😭
Imas Fatimah
thor....kenapa dirimu kejam,memisahkan mereka apa tdk ada cara lain???
Mineaa
Ya Ampuuunnn thorrrrrrr....
kenapa jadi begini......😭😭😭😭😭😭
sahabat pena
akhirnya bahagia 😍😍💕
Imas Fatimah
akhirnya....merasa lega🙃
Arix Zhufa
berarti mereka ber 2 sama² mempunyai ingatan kehidupan sebelumnya
Imas Fatimah
ada jalan keluarnya dong pengen happy ending,,
sahabat pena
menegangkan dan terhura😭😭😭😭
Datu Zahra
karyamu selalu keren thor, top
Sri wulandari: Terima kasih sudah setia mengikuti kisah Wan Yurui kk.❤️🌹🤗
total 1 replies
Mineaa
Astaga.......dag...dig...dug..... Thooorr...😶‍🌫️
SaRW
Keren Thor ...Tengkiuuu sdh up date
Sri wulandari: Siap kk.🤗
total 1 replies
Imas Fatimah
lanjut thor,lg seru inih
Sri wulandari: Sedang di usahakan kk.🤗
total 1 replies
Imas Fatimah
semoga bisa ketemu kembali dg istri tercinta🙂
Suci Muji Asih
/Drool//Drool//Ok/
Suci Muji Asih
tanggung amat/Grin/
Imas Fatimah
omg!mudah2an Wan Yurui beserta bayinya selamat.
Imas Fatimah
mudah2 masalah cepat selesai dan ada jalan keluarnya
Imas Fatimah: semangat up lg thor
total 1 replies
Imas Fatimah
aduh...mulai muncul konflik nih🤦‍♀️
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!