Tidak ada satupun yang mau hidup dalam kegelapan termasuk Kiyara. Seorang wanita yang hidup sebatang kara. Tuhan merampas seluruh kebahagiannya namun sekarang Tuhan menggantinya dengan hadirnya sosok baru dikehidupannya, yaitu Adrian. Sosok laki laki yang berjanji kepada dirinya sendiri untuk membahagiakan jiwa rapuh Kiyara.
Mampukah Andrian menjaga janjinya dan menyembuhkan jiwa Kiyara?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon PenaJenaira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
On the Way!
Duduk, lalu berdiri, kembali duduk, lalu berdiri..
"Hei, bisa tenang tidak?" Ucap Renata.
"Nggak bisa, ini benar benar menegangkan." jawab Kiyara dengan cemas.
Kiyara kemudian berjalan mondar mandir kesana kemari membuat Renata ikut bingung. Namun tiba tiba dering ponsel Kiyara berbunyi. Sebuah pesan masuk ke ponselnya.
Ayang Adrian💜 : Ki, maaf. Supirku yang akan menjemputmu Ki, Kebetulan aku sedang melakukan meeting dadakan bersama papaku. Maafkan aku Ki.
Setelah membaca pesan singkat dari Adrian, Kiyara menjadi Badmood membuat Renata bertanya tanya.
"Kamu kenapa?" tanya Renata yang bingung.
"Nih lihat ni!" jawab Kiyara dengan menyodorkan ponselnya.
"Dasar laki laki kampret! Kesel banget bacanya! Isshh!!" gerutu Renata.
Tak lama, terdengar suara klakson mobil berbunyi. Kiyara mengintip dari sela sela. Jendela kamar nya.
"Bukankah itu mobil Adrian?" tanya Renata yang juga mengintip.
"Iyaa. Apa dia cuma ngerjain aku?" tanya Kiyara.
"Ayo lihat kesana!" ajak Renata yang sedikit bersemangat.
Seorang pria paruh baya yang Kiyara kenal keluar dari mobil milik Adrian. "Pak Toha!" Sapa Kiyara.
"Nona muda, silahkan masuk. Nyonya besar sudah menunggu." ucap pak Toha dengan membuka pintu mobil.
"Memangnya Adrian kemana pak?" tanya Kiyara.
"Tuan muda sedang ada meeting dadakan bersama tuan besar nona." jawab Pak Toha dengan sopan.
"Mari Nona. Nyonya besar sudah menunggu." Imbuh Pak Toha yang kembali mempersilahkan Kiyara untuk masuk. Kiyara yang berusaha menyembunyikan wajah muramnya pun masuk ke dalam mobil. Tak lupa ia berpamitan dengan sahabatnya yang terlihat seperti sedikit menitikan air mata.
"Good luck dear!" ucap Renata.
Pak Toha kemudian melajukan mobilnya menuju rumah besar Tuan Dirgantara. Dengan kecepatan sedang, mobil yang dikendarai Pak Toha menembus jalanan yang sedikit ramai.
"Pak, bapak udah lama ya kerja sama Adrian?" Celetuk Kiyara yang memecah keheningan.
"Iya nona. Dari Tuan muda belum lahir sayaa sudah ikut tuan Dirgantara." Jawab Pak Toha tanpa melihat Kiyara ke arah spion.
"Memangnya Adrian itu gimana sih pak?" tanya Kiyara yang penasaran.
"Ya, Tuan muda itu baik hatinya nona. Dari kecil selalu mengalah. Apalagi sama dua orang temannya. Salah satunya ya tuan Renald itu yang masih berteman sampai sekarang." tutur pak Toha.
"Tapi kenapa ya pak, dia terkadang sangat dingin sekali.?" tanya Kiyara lagi.
"Enggak ah Non, tapi setau saya sih memang kalau sama cewek ya kayak gitu. Saya kasih bocoran ya Non, dulu kalau nggak salah saat SMA, Tuan muda itu pernah pulang sekolah sambil bawa beberapa kantong ikan koi. Tuan muda sendiri yang bawa Non. Semua orang tidak boleh menyentuhnya termasuk saya dan istri saya. Apalagi pas menanam bunga mawar, dari ujung sampai ke ujung dia sendiri non yang nanam." Jawab pak Toha dengan bersemangat.
"Pak Toha nggak dibayar buat baik-baikin dia kan?" Goda Kiyara.
"Astaga non, ya enggak lah. Ini murni dari hati pak Toha yang paling dalam. Kalau nggak salah Nyonya besar punya dokumentasinya non. Soalnya saat itu Nyonya besar ngerasa ada yang aneh dengan tuan muda. mangkannya nyuruh orang buat ngikutin dia." Jawab pak Toha.
Kiyara merasa tersentuh dengan semua penuturan pak Toha. Selama ini dia mengira bahwa selama SMA, cintanya bertepuk sebelah tangan.
"Tapi non, apa nona tau dimana teman tuan muda yang satunya?" tanya pak Toha.
"Apa yang dimaksud pak Toha adalah anak yang berfoto sama Adrian bersama Renald?" batin Kiyara.
"Emm.. saya bahkan tidak mengenalnya pak. Saya hanya tau Renald saja." Jawab Kiyara.
"Oh begitu ya nona." ucap Pak Toha.
Saat sedang asyik ngobrol, Kiyara menerima sebuah pesan singkat dari nomer tidak dikenal.
Anonim : Jangan lanjutkan langkahmu, atau kau akan menerima akibatnya!
Membaca pesan singkat itu membuat Kiyara kaget dan sedikit panik. Namun ia tetap berfikir positif. Bisa saja itu hanya sebuah pesan singkat yang nyasar atau hanya ulah orang iseng saja. Kiyara pun tetap melanjutkan obrolan bersama pak Toha hingga mobil mereka memasuki gerbang istana Dirgantara.