Karena perjodohan, Rania bisa menikah dengan Adrian, pria yang menjadi cinta pertamanya. Namun sayang, pernikahan impian Rania jauh dari pernikahan yang saat ini dia jalani.
Setelah melewati dua tahun pernikahan, kekasih Adrian yang bernama Alexa kembali dari luar negeri. Itu berarti sudah tiba waktunya Rania untuk melepaskan Adrian dengan bercerai dari pria itu.
Bagaimana kehidupan Rania setelah dua tahun menikah?
Apakah dia rela melepaskan Adrian? Atau Adrian yang justru tidak rela melepaskan Rania?
Yuk ikuti ceritanya di Dua Tahun Setelah Menikah
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bunaya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15. Ingin Bebas
Rania keluar dari ruang kerja tuan Widodo dengan perasaan tidak menentu. Hatinya tidak bisa menerima semua penjelasan yang kakek Adrian itu sampaikan. Hati kecilnya berkata itu semua tidak benar.
Apa iya dia harus selamanya terikat dengan Adrian? Sementara Rania tidak inginkan hal itu. Rania ingin bebas dari keluarga Pradipta. Bila perlu dia akan pergi jauh, sejauh-jauhnya dari keluarga itu. Meninggalkan semua kenangan buruk yang Rania rasakan selama menjadi menantu keluarga Pradipta.
Rania kesal dan kecewa saat ini, hidupnya seolah dipermainkan. Rania tidak akan mempercayai penjelasan tuan widodo begitu saja, tentang dia yang tidak bisa bercerai dengan Adrian. Rania tentu akan mencari tahu dulu, apa sebenarnya yang terjadi?
"Ra, bagaimana?" tanya Aryan, begitu melihat adik sepupunya itu keuar dari ruangan kakeknya.
Rania menggeleng, membuat Aryan reflek bertanya, "Kenapa?" tanya Aryan karena penasaran.
"Ara ingin pulang Kak!" jawab Rania.
Melihat wajah lelah Rania, Aryan tidak akan memaksa adik sepupunya itu menjelaskan apa yang terjadi di ruang kerja kakeknya. Dia akan menunggu waktu yang tepat. Terlebih lagi Haris pernah berpesan pada Aryan untuk tidak membuat Rania tertekan.
"Pulang bersamaku, Rania!" ucap Adrian menimpali. Pria itu baru saja keluar dari ruang kerja tuan Widodo.
"Pulang ke rumah kita," ucap Adrian lagi.
"Adrian, tolong jangan paksa Rania." ucap Aryan menegur adiknya.
"Aku masih suaminya Kak. Aku yang bertanggung jawab pada istriku." balas Adrian.
"Kakak tahu, tapi...."
"Biarkan aku sendiri!" ujar Rania, lalu meninggalkan kedua saudara sepupu itu.
"Ran! Rania!" panggil Adrian menyusul Rania.
Keluarga Pradipta masih berkumpul di kediaman tuan Widodo. Mereka melihat Adrian yang mengejar Rania. Pemandangan yang tidak biasa. Yang mereka tahu, Adrian tidak peduli dengan Rania. Mereka semua mendukung itu. Karena Rania tidak layak menjadi menantu di keluarga Pradipta.
"Ada apa dengan Adrian?" tanya mama Adrian.
"Apa mama tidak tahu, Rania itu pewaris saham yang selama ini dirahasiakan kakek." ujar Seno, suami Maharani, yang berarti adik ipar Adrian.
"APA!"
Bukan hanya mama Adrian yang terkejut. Semua keluarga Pradipta ikut berteriak tidak percaya. Jika itu benar, mereka semua kalah dari Rania. Wajar jika saat ini Adrian tidak ingin kehilangan Rania. Begitu pun keluarga Pradipta. Mereka tidak boleh kehilangan ladang emas. Apapun caranya, Rania tidak boleh lepas dari keluarga Pradipta.
Rania pergi meninggalkan kediaman Pradipta. Kebetulan sekali, hanya jarak lima rumah dari kediaman keluarga Pradipta adalah kediaman sahabatnya.
"Ara?" ucap Karla terkejut begitu melihat sosok Rania yang datang.
Sudah lama sekali Rania tidak main dan menginap di rumahnya. Tepatnya setelah sahabatnya itu menikah. Itu berarti dua tahun yang lalu. Meski begitu, mereka masih sering bertemu, namun tidak sesering dulu, saat Rania masih lajang.
"Benar-benar lama." gumam Karla.
"Sangat lama," sahut Rania yang seolah tahu apa yang Karla pikirkan hingga bergumam seperti itu
"Aku ingin bermalam di sini malam ini. Jangan usir aku," ucap Rania.
Karla terkekeh. Dia tahu mengapa Rania bicara seperti itu. Mengingatkan masa lalu mereka yang penuh kenangan yang sulit dilupakan.
"Ayo, kita ke kamar aku!" ucap Karla sambil menarik tangan Rania.
"Sebentar. Aku ingin memberi kabar dulu pada mbok Asih, kalau aku tidak akan pulang malam ini." ujar Rania.
Di ujung anak tangga sepasang mata menatap penuh pada Rania, seolah tidak percaya, yang datang adalah sosok yang selalu membawa keceriaan itu.
"Ara!" panggil Harsa.
"Abang?" balas Rania sambil tersenyum lebar. Senang bisa bertemu lagi dengan kakak sahabatnya itu.
"Jangan usir Ara ok!"
Harsa terkekeh, "Kemarilah, apa kamu tidak ingin memberikan pelukan pada abangmu ini?" ucap Harsa sambil merentangkan kedua tangannya.
Baru saja Rania akan mendekati Harsa. Karla segera menahan lengan sahabatnya itu, "Jangan mau, modus itu," ucapnya.
"Hei anak kecil!" tegur Haris pada adiknya.
"Jangan panggil aku anak kecil lagi ya Bang!" balas Karla.
"Aku Karla, namaku Karla!" sahut Rania. Karla berdecak kesal mendengar sahutan sahabatnya. Rania terkekeh, begitu pun Harsa.
"Apa kabar Bang?" ucap Rania lagi setelah menghentikan kekehannya, sambil memeluk sekilas kakak sahabatnya itu.
Rania berteman dengan Karla sejak kanak-kanak, membuatnya jadi dekat dengan seluruh keluarga Sucipto, bahkan sudah dianggap seperti anak sendiri. Karena itu Rania menganggap Harsa itu adalah saudara laki-lakinya.
"Baik setelah bisa lihat kamu lagi," jawab Harsa jujur. Sementara Rania menanggapinya dengan terkekeh sambil berlalu dari hadapan Harsa.
"Dah Abang, Ara ke kamar Karla dulu," ucap Rania pamit.
Harsa menatap punggung Rania yang hilang di balik pintu kamar sang adik. Rania tidak tahu, jika selama ini sebenarnya Harsa menyimpan perasaan lebih dari sekedar saudara laki-laki. Sayang dia terlambat mengungkapkan perasaannya. Rania tiba-tiba saja di dikabarkan akan menikah dengan Adrian. Dan sejak itu, Harsa mencoba membuang jauh perasaannya pada Rania.
Tiba di kamar Karla, Rania segera membaringkan tubuhnya. Menarik selimut lalu memejamkan mata. Karla hanya bisa menghembuskan nafas kasar melihat apa yang Rania lakukan saat ini. itu artinya Rania butuh waktu sendiri.
Adrian kehilangan jejak Rania begitu dia menyusul sang istri yang telah pergi lebih dulu. Dia kembali ke kediaman Pradipta dengan tangan kosong. Semua karena Aryan yang menghalangi langkahnya. Tanpa Adrian sadari jika kakak sepupunya itu sengaja mengulur waktu Adrian dengan mengajaknya bicara.
Aryan sendiri sudah meninggalkan kediaman kakeknya bersama Cinta, setelah dia tahu keberadaan Rania saat ini. Pria yang berprofesi sebagai pengacara itu, diam-diam menempatkan seseorang untuk berjaga di depan kediaman Pradipta.
Tujuannya yang tak lain adalah untuk melindungi adik sepupunya. Salah satu manfaatnya saat ini. Orang itu bisa mengetahui kemana Rania pergi dan dengan siapa. Tahu Rania berada di tempat yang aman, barulah Aryan mengajak Cinta pulang.
Bukan tanpa sebab Aryan melakukan itu. Ibu Aryan yang tak lain adalah adik dari ayah Rania, tidak sengaja mendengar percakapan ayah mertuanya dengan pengacara keluarga Pradipta. Kakek tua itu berencana menjerat Rania, agar tidak bisa lepas dari keluarga Pradipta.
Aryan tidak mengerti apa yang kakeknya rencanakan dibalik usahanya mempertahankan Rania untuk tetap menjadi anggota keluarga Pradipta. Sementara pria tua itu tahu betul Adrian sudah melakukan kesalahan besar dengan selingkuh, bahkan tidak memberikan nafkah baik lahir maupun batin pada Rania.
Untuk menyelidiki semuanya, pagi ini Aryan menemui pengacara pribadi pamanya. Untungnya, pengacara ayah Rania itu mau bekerja sama dengan Aryan. Dari pengacara pamanya, barulah Aryan tahu. Seharusnya Rania segera di kenalkan sebagai salah satu pewaris Pradipta Group beberapa hari setelah ayahnya meninggal, bukan menjelang pemilihan ceo baru.
"Seperti yang aku duga," gumam Aryan, setelah mendengar penjelasan pengacara pamannya.
"Saya akan membantu pak Aryan sebisa saya" ucap pengacara ayah Rania itu.
"Terima kasih Pak Dito," balas Aryan.
Sementara itu dikediaman Bryan, ayah dari Ansel dan Alexa itu tengah di pusingkan dengan berita Alexa yang hamil. Sementara putrinya entah berada di mana saat ini.
Berbeda dengan tuan Bryan yang di pusing kan oleh putrinya. Nyonya Alana justru terlihat baik-baik saja. Hanya saja dia memaksa Ansel untuk segera menghubungi Rania. Nyonya Alana harus bertemu Rania secepatnya. Ada hal penting yang harus dia bicarakan dengan Rania. Tidak hanya Rania, tapi juga pada Ansel.
Pagi ini Rania terlihat segar, setelah semalaman dia bisa istirahat dengan tenang. Istri Adrian itu tampak sibuk membantu asisten rumah tangga keluarga Sucipto. Sampai sebuah nomor tidak di kenal menghubunginya.
...☆☆☆...
sebab bab atas ada bagi salam
tidur satu bilik???
walaupun sakit itu bukan alasan tidur berduaan dgn lelaki
d tnggu crta slnjtnya.....ttp smngtttt.....
sehat selalu author
btw,rena ush mlai brubah kya'ny... jd lbih baik lnjutin aja prnikahan klian,sma2 bljr dr kslhan msa lalu....
bkannya bhgia,tp mlah mkan ati tiap hri....
adrian ko bs sih pnya istri ky gt????
Btw....slmt y rania....yg ni pst baby gir....