NASIB SI KUPU- KUPU MALAM

Dandi, Ayu dan Ani kembali ke rutinitas, seperti biasa ketika Ayah tidak ada dirumah, Anak-anak ini tidak pernah berangkat ke sekolah . Mereka hanya duduk dan menonton TV seharian. Meskipun malas dan nakal disekolah, ketiga saudara ini selalu berhasil mengelabui guru mereka dengan membawa surat keterangan sakit. Entah sudah berapa banyak surat itu mereka kirim ke sekolah, sudah tak terhitung.

Tetapi hari ini berbeda, Dandi ingin sekali rasanya berangkat ke sekolah, hanya untuk memuaskan hasrat berkelahi nya dengan sekolah lain . meskipun ia tahu itu salah, tetapi karena sudah tidak punya tempat lagi buat melampiaskan kekesalannya, ia langsung berangkat ke sekolah.

Sedangkan Ayu dan Ani akan pergi ke puncak maupun pantai yang akan mereka pilih, hanya sekedar untuk melupakan kejadian mengerikan yang mereka lihat dirumah akhir-akhir ini.

Dandi pun berangkat dengan tergesa-gesa, ia tidak sempat berpamitan ke Ayu dan Ani, karena ia baru saja mendapat pesan dari teman tongkrongannya, kalau hari ini mereka berencana menyerang sekolah lain di jam delapan pagi ini.

" Gas " balas singkat Dandi di pesan itu.

Setiba di sekolah, Dandi yang terkenal nakal itu pun langsung bersalaman dengan teman-teman yang ada di kelasnya. Mereka semua tampak senang setelah sekian lama Dandi tidak pernah bertemu dengan mereka lagi.

" widih, Dandi kita balik brow ". Ucap teman yang paling dekat dengan Dandi.

" wellcome back my bro Dandi". Lanjutnya sambil memeluk tubuh Dandi.

" Hari ini mau nyerang sekolah mana bro ?," Tanya Dandi dengan penuh semangat, dan tidak lupa ia sudah membawa persiapan untuk menyerang sekolah tersebut.

" lawan yang dekat saja , yang pasukannya sama rata dengan kita".

Dandi lantas mengepalkan genggamannya dan penuh semangat berteriak menyebutkan nama group mereka di hadapan teman-teman yang lain. Tidak ada ketua dari group ini, tetapi karena Dandi adalah anak yang paling nakal dan pembangkang , serta tidak segan-segan untuk menghajar lawannya yang tak berdaya, Maka semua teman tongkrongannya menjadi segan dan takut kepada Dandi.

Mereka semua lantas cabut dari sekolah, menuju warung langganan yang berada tidak jauh dari sekolah untuk membeli sarapan dan rokok.

Karena jarak sekolah yang ingin mereka serang jaraknya berdekatan, tanpa aba-aba, tanpa pamitan. Dandi yang sedari tadi emosinya sudah di puncak , langsung berlari menuju sekolah yang akan mereka serang. Sontak teman tongkrongannya kaget, dan lantas mereka semua mengikuti dari belakang.

Dengan berlari 15 menit, mereka semuanya tiba disekolah yang akan mereka serang. Dandi yang paling depan langsung melemparkan batu dan petasan yang sudah mereka siapkan sebelumnya. Diikuti oleh teman - temannya dari belakang, mereka terus menyerang sekolah tersebut tanpa henti. hingga membuat semua anak-anak perempuan yang ada di sekolah tersebut menjadi ketakutan.

Mereka dengan leluasa masuk ke dalam sekolah dengan menyuruh semua anak berandalan disekolah tersebut untuk turun dan tawuran di hari itu juga. Tanpa mereka sadari, entah darimana datangnya lawan, mereka sudah diserang balik oleh lawannya. Salah satu teman Dandi sampai ada yang terkena batu ,hingga membuat luka robek dikepalanya .karena posisi terdesak mereka memutuskan untuk mundur dan mengajak tawuran di luar sekolah.

" Lari " kata Dandi.

karena teman mereka ada yang terjatuh dan tertinggal di dalam sekolah, Dandi pun lantas balik sendirian dengan hanya bermodalkan petasan mercon yang ia bawa. Teman yang akan ia tolong itu nampaknya sudah tak berdaya, setelah dihajar habis-habisan oleh musuhnya.

Dandi lantas berlari ke arah mereka dan dengan peralatan lengkap ia menyerang musuhnya dengan melemparkan batu, dan menyerang menggunakan petasan dengan daya ledak yang sangat kuat. dari dekat Dandi menggunakan petasan tersebut hingga ledakannya mengenai dua musuhnya, sehingga menyebabkan luka bakar yang serius.

Dandi tidak peduli dengan kondisi musuhnya, yang sudah berlumuran darah, ia hanya ingin menyelamatkan temannya tersebut. Ia sukses menyelamatkan temannya tersebut sendirian meskipun temannya sudah babak belur. Lantas teman yang lain ikut membantu Dandi untuk membopong teman yang tak berdaya agar di bawa kembali ke tempat tongkrongan.

Setelah selesai menyerang sekolah tersebut, kini mereka kembali ke tempat tongkrongan untuk mengobati luka teman mereka yang di hajar babak belur. Ada rasa puas di hati Dandi ketika berhasil melukai dua lawannya dengan sangat beringas . Tetapi....

Musuhnya tidak tinggal diam, Mereka menyerang balik tongkrongan Dandi dengan membawa masa yang lebih besar. Dandi dan teman-temannya terkejut, mereka kira sudah berakhir, nyatanya ratusan siswa dari sekolah yang mereka serang tadi , datang dengan membawa kayu di tangan mereka.

Dandi dan teman-temannya hanya berjumlah puluhan, sedangkan yang datang ingin balas dendam ratusan, jelas teman-teman Dandi merasa ketakutan. Tidak dengan Dandi, ia menyuruh semua teman-temannya untuk tenang dan berada dibelakangnya.

" Eh bang***". Ucap musuhnya ke Dandi dengan mengacungkan Kayu ke arah Dandi.

" Gara-gara kau teman kami harus dilarikan ke rumah sakit, kau harus merasakan juga apa yang mereka rasakan ". Lanjut musuhnya sambil berkata " SERANG".

Mereka serentak maju bersama , meskipun musuhnya membawa kayu, Dandi dan teman-temannya tidak merasa takut setelah tadi Dandi menyemangati mereka semua. Dandi paling depan, dengan emosinya yang meledak ia berhasil setidaknya menjatuhkan puluhan musuh, termasuk yang tadi yang sempat mengancam Dandi. Ia begitu emosi setelah melihat wajah dari musuhnya tersebut.

Pukulan keras pun ia hantam kan ke wajah musuhnya tersebut, meskipun sudah tak berdaya, Dandi tanpa ampun menghajarnya dengan penuh emosi hingga membuat musuhnya tersebut tak bergerak.

Teman-teman Dandi mencoba untuk menghentikannya , tetapi ia tetap saja menghajar hingga membuat musuhnya berlumuran darah dan pingsan.

Suasana begitu kacau dan keos. mereka menyebabkan kemacetan parah, hingga terdengar sirine polisi dari kejauhan. Mereka lantas berlari menyelamatkan diri masing-masing, tidak dengan musuhnya yang berhasil ia hajar habis-habisan.

Entah bagaimana nasib musuhnya tersebut. Dandi tidak tahu, yang ia rasakan saat ini adalah puas, puas meluapkan emosinya yang terpendam dari pagi tadi. Setiba di rumah ia lantas menggunakan barang haram lagi agar pikirannya menjadi tenang dan damai.

Di saat bersamaan ketika Dandi menggunakan barang haram tersebut, Ayu dan Ani juga pulang ke rumah sehabis jalan-jalan dari puncak. Mereka menghabiskan hari itu dengan aktivitasnya masing-masing di dalam rumah