Wajah tampan, cool, pintar juga merupakan ketua klub basket Fakultas, itulah Barra. Tak heran jika dirinya menjadi cowok idola di kampusnya. Namun semenjak duduk di bangku kuliah hingga sekarang semester 5 dirinya tak pernah menjalin hubungan serius dengan cewe manapun. Meski selalu saja ada cewe yg berusaha menempel padanya tapi tak pernah ada yg menjadi pacarnya.
Hingga seorang mahasiswi baru membuat dirinya penasaran pada pertemuan pertama mereka. Karena satu dan lain hal mereka pun menjadi dekat.
Akankah Barra jatuh cinta padanya? Mungkinkah mereka berjodoh?
Yuk ikutin kisahnya.. cerita ringan dengan konflik santai. Pokoknya lebih banyak yg manis-manisnya soalnya author ga terlalu suka kesedihan. Hehe..
Biar tambah seru baca juga kisah sebelumnya di karya “Jodohnya Caca.”
Update setiap hari Senin, Kamis
Selamat membaca…💙
Disarankan bijak dalam membaca karena banyak yg sinopsisnya hampir sama tapi isinya berbeda ^_^
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Clairecha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab lima belas
Caca pun melangkahkan kakinya memasuki Asrama. Kamarnya berada di lantai 2 sehingga masih perlu perjuangan untuk sampai disana karena kakinya terasa berat.
Saat mendekati kantin, Bu Mimi memanggilnya dengan setengah berteriak.
“Neng Caca..!”
Caca pun menoleh dan menghampirinya.
“Ada apa Bu Mimi?”
“Meni somse ih ari udah dianter aa ganteng mah!”
“Hadeuuuhh.. bukan gtuh bu, cape ini teh jadi pengen buru-buru ke kamer. Mana lengket lagi abis main basket.. pengen mandi, bau keringet!” Caca menjelaskan panjang lebar.
“Hmm… meni ga mau bagi-bagi kebahagiaannya ih sama Bu MiMi..! kata Bu Mimi sambil mendelik.
“Ntar deh abis mandi kesini lagi, belum makan malem juga soalnya.. Elzi udah pulang?”
“Belum.. Bu Mimi belum liat neng Elzi..”
“Yaudah ntar balik lagi deh sambil nunggu Elzi dateng.. Ok?!”
“Ok deh..!” Bu Mimi pun tersenyum senang.
Caca menuju kamarnya, badannya sungguh lelah walau hatinya berbunga-bunga. Entah besok masih bisa bangun untuk berkuliah ato tidak.
Sampai di kamar dia langsung merebahkan tubuhnya di ranjang sempit kesayangannya. Dia lebih senang tinggal di kamar Asrama daripada di apartemennya padahal kasurnya sangat empuk dan besar.
Caca senang berbagi kamar dengan Elzi dibanding tinggal sendirian di apartemennya yg cukup luas. Di tengah nikmatnya rebahan dan Caca hampir saja terlelap, tetiba ponselnya bergetar.
Caca mengerutkan dahinya tatkala membaca nama yg tertera di layar ponsel.
“Gw baru sampai markas, tadi lupa ga ajak lu makan dulu. Jangan lupa makan yaa…” Caca membaca pesan yg masuk dari Barra. Cukup mengagetkannya sih, sungguh diluar ekspektasinya bahwa Barra akan mengiriminya pesan.
Namun meski tak diharapkan tentunya membuat hati Caca kini tambah berbunga. Senyum indah pun mengembang di wajahnya. Dipandanginya lama pesan itu namun dia lupa harus membalasnya.
“Udah jangan diliatin terus.. Met istirahat yaa..” Sebuah pesan lainnya masuk dan membuat Caca menjadi salah tingkah.
“Dih siapa yg ngeliatin aja.. eh tapi emang iyaa sih.. eh tapi gw mesti bales apa… argghhh…” Caca cukup frustasi dibuatnya.
Seandainya Elzi sudah ada disana mungkin Caca tak akan segalau itu. Bingung mesti balas apa Caca memilih keluar dari aplikasi whatsupnya dan menjauhkan ponselnya.
Dia lantas pergi ke kamar mandi untuk membersihkan tubuh dan menenangkan pikirannya. Di bawah kucuran air shower yg hangat Caca masih memikirkan bagaimana membalas pesan Barra.
Pertama kalinya dia tidak bisa berpikir santai. Banyak kekhawatiran yg menghampirinya. Maklum bocil baru rasain jatuh cinta, jadi ga tau harus gimana.
Setengah jam berlalu, Caca pun selesai membersihkan tubuhnya dan berpakaian. Walau masih terasa lelah dia terpaksa melangkah menuju kantin untuk mengisi perutnya.
Sampailah di kantin, Bu Mimi langsung menyambutnya dengan senyuman yg hangat. Secangkir teh tawar hangat dia sodorkan tatkala Caca duduk di depannya.
Slurp.. ahh…
“Nikmat mana yg kau dustakan…” kini segala lelahnya serasa menghilang.
Ini yg Caca senang dari ibu kantinnya, selalu perhatian dengan hal-hal kecil yg Caca butuhkan. Tak ayal Caca begitu menyayangi Bu Mimi yg selalu sigap seperti saudara sendiri.
“Mau makan sekarang?” tanya Bu Mimi.
“Boleh.. boleh.. laperr banget nih! Mana tadi pulang ga pake jaket lagi, takut keburu masuk angin klo ga diisi sekarang.” sahut Caca.
“Siaappp.. nasi pecel ayam akan segera datang..”
Tak menunggu lama makanan pesanan Caca pun sudah tersuguh di meja. Wanginya sungguh membuat perut Caca semakin nyaring bunyinya. Nasi pecel ayam adalah favorit Caca di kantin Asrama.
Dengan lahap Caca menyuapkan nasi, ayam, sambel, lalap bergantian. Tak lupa tahu kriuk selalu menemani paha ayam goreng diatas piringnya. Siapa pun akan tergiur melihat Caca makan malam itu.
“Pelan-pelan makannya… Ntar keselek. Jangan lupa ditawarin aa gantengnya, klo inget, makannya nambah lagi..!” seru Bu Mimi yg dibalas Caca dengan memutar bola matanya, untung ga keselek beneran.
“Widihhh laperr apa doyan..?” Elzi mengagetkan Caca yg sedang khusyuk menyantap makanannya.
“Ssttt.. lagi enak!” Caca melanjutkan makannya.
“Mu makan juga ga neng Elzi?” tanya Bu Mimi.
“Eng.. aku udah di luar tadi makannya bu..” Elzi nyengir malu-malu.
“Yaah.. neng Caca ga ada temennya.. Lain kali mah ajakin aa gantengnya makan disini yaa neng Caca.” sahut Bu Mimi.
“Siaappp..” Caca yg sedang asyik makan pun tak menyadari kata yg keluar dari mulutnya.
“Aa ganteng? Sapaa tuuuhhh…!?” goda Elzi.
“Eh!…” Caca bingung namun masih semangat menghabiskan makanannya yg tinggal sedikit. Dia kini lebih memilih makan daripada harus menjelaskan.
“Masa neng Elzi gatau? Yg suka pake jaket kulit tea.. yg waktu itu anterin neng Caca! Pan tadi ada kesini lagi tapi cuma sampai pintu.”
“Ooohhhh…. Dikenalin ga Bu Mimi?” Elzi begitu semangat mengolok Caca.
“Boro-boro dikenalin, diajak kesini juga ngga!” sinis Bu Mimi.
“Berisik ih! Pada ngomongin apaan sih!” Caca menghentikan obrolan Bu Mimi dan Elzi, wajahnya datar pura-pura tak peduli.
“Halaaahhh… padahal hatinya tuh lg mesem-mesem, seneng kan lu!?” Elzi mengacak rambut Caca.
Caca hanya bisa melebarkan senyumnya, begitupun dengan Bu Mimi yg ikut-ikutan bahagia.
“Emang gini yaa jatuh cinta?” tanya Caca dalam hati.
Sekarang baru kerasa senengnya.. tunggu aja pasti bakalan ada betenya juga Ca…!
...****************...
Hehehe… harap maklum yaa, pertama kali Caca seriusan sama perasaannya. Klo jaman smp sampe sma dia ga pernah peduliin deket sama sapa juga, makanya ga ada tuh debaran-debaran di dada. Kaya bareng Evan juga mu sedeket apa mereka bicara, ketawa, becanda, tapi semua biasa aja. Akhirnya dengan Barra dia merasa luar biasa.
...****************...
Terimakasih readers yg masih setia pantengin terus ceritanya…
Makasih untuk dukungan kalian semua…
Thankyuuu💙
btw aku juga punya karya Thor kalau boleh mampir ya Thor kita saling mendukung kiw kiw 😘😘