NovelToon NovelToon
Cinta Lama Belum Usai

Cinta Lama Belum Usai

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / One Night Stand / Single Mom / Hamil di luar nikah
Popularitas:105.8k
Nilai: 5
Nama Author: ning_86

Dara diam-diam suka pada murid baru disekolah nya namun sang cowok sudah memiliki kekasih yang merupakan murid populer di sekolah.

namun malam naas menimpa Dara jelita tepat di malam puncak perpisahan. tragedi yang merubah hidup seorang Dara Jelita hingga menjungkir balikan dunia dan impiannya. tragedi yang juga meninggalkan rasa benci mendalam terhadap Sagara, laki-laki yang menghancurkan hidup Dara.

Namun siapa sangka keduanya dipertemukan kembali saat mereka sudah sama-sama dewasa.

Pertemuan tak terduga antara dua anak manusia dan membuka satu rahasia yang pernah tersimpan didalamnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ning_86, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

dua kejadian dalam satu waktu

Dara melepas sling bag nya dan meletakkan di sudut meja kerjanya.

Beberapa hari ini ia sangat sibuk mencari narasumber yang mau ia wawancara. Dan pilihan itu jatuh pada seorang designer muda namun karya-karyanya sudah banyak diminati oleh berbagai kalangan masyarakat.

Designer yang memilih pasar dari tiga kalangan yaitu bawah, menengah dan kalangan atas.

Tak banyak designer yang mau ambil resiko seperti itu.

Dara harus berterima kasih kepada sahabatnya Hanifa dan juga istri dari mas Bram, kak Lusi yang telah mengenalkan dirinya pada designer muda itu dikala ia benar-benar mati ide.

Dara optimis kali ini tulisannya pasti diterima.

"Ra... Kebetulan kamu udah datang. Bu Voni cariin kamu" ujar Asti rekan satu timnya.

"Aku" tunjuk Dara pada dirinya sendiri.

"Hmmmm..." angguk Asti.

"Ada apa ya? Kalau mengenai tulisan, kenapa nggak mbak Tami aja, dia kan ketua tim kita" sahut Dara heran.

Asti mengedikkan bahu.

"Tapi kemarin waktu kamu keluar, mbak Tami juga dipanggil Bu Voni... Wajahnya langsung ditekuk pas keluar dari ruangan Bu Voni" ucap Asti yang merendahkan nada suaranya diakhir kalimat seperti orang yang berbisik.

Dara tak bertanya lagi. Ia segera membereskan berkas dan naskah yang telah ia susun untuk masuk dalam proses audit.

Sekalian saja pikir nya. Mumpung ia mau keruangan Bu Voni.

Dara langsung masuk begitu ada perintah dari dalam saat ia mengetuk pintu.

"Duduk Dara.... Tunggu sebentar... Pimpinan pusat kita mau ketemu kamu. Karena dia terkesan akan tulisan kamu dibeberapa artikel majalah kita yang sebelumnya" ucap Bu Voni menatap Dara.

"Hah...." Dara masih belum paham akan situasi nya.

"Kok hah..."

"Asti nggak kasih tahu kamu ya, akan ada orang pusat yang mau ketemu kamu..." tanya Bu Voni yang ikut kaget dengan reaksi Dara.

Dara menggeleng lemah.

"Aku pikir ibu mau lihat tulisan ku, makanya aku bawa berkasnya" sahut Dara polos.

"Itu juga... Tapi yang lebih penting ya itu pertemuan dengan utusan pusat" sahut Bu Voni.

Tak lama berselang, utusan pusat yang dimaksud telah hadir disana di dampingi oleh dua orang yang seperti nya asisten atau mungkin sekretarisnya.

Dara mengernyit atau lebih tepatnya ia kaget bukan kepalang. Dara mengingat salah satu dari mereka.

Beberapa kali Dara menelan ludahnya. Karena pria berjas abu-abu yang dikatakan Bu Voni adalah asisten pribadi dari pimpinan pusat Star Komunikasi sejak tadi menatapnya dengan tatapan menyelidik.

Dara masih berfikiran positif.

Bukan dia, pasti bukan dia karena dia adalah pewaris perusahaan sawit. Bisik Dara dalam hati.

"Selamat siang, saya asisten Evan Hardiyata utusan dari Star Komunikasi karena Presdir tidak bisa hadir. Beliau ada kunjungan ke negeri Belanda jadi saya yang akan mewakili beliau" ujar pria berjas abu-abu itu dengan arah pandangan tak beralih dari Dara.

"Terima kasih pak Evan sudah berkunjung, saya Voni pimpinan majalah Corel dan ini salah satu penulis kami, Dara Jelita yang beberapa tulisannya pernah masuk dalam sepuluh artikel terbaik sepanjang Corel berdiri" sahut Bu Voni memperkenalkan dirinya dan juga Dara.

"Selamat siang nona Dara Jelita senang bertemu dengan anda" Evan mengulurkan tangannya.

Dara menatap tangan Evan tanpa ada niat menyambut uluran tangan itu sehingga Bu Voni menyenggol lengan Dara memberi kode.

"Saya.... Saya Dara Jelita. Terima kasih sudah berkunjung" sambut Dara.

Jabat tangan itu tak berlangsung lama karena Dara segera melepaskannya.

Dara berjalan dengan cepat, tujuannya adalah toilet. Ia ingin menenangkan diri karena sepanjang pertemuan yang berlangsung hampir satu jam itu mata Evan tak lepas darinya dan hal itu membuat Dara begitu risih. Ia tak suka ditatap begitu lama oleh lawan jenis. Ada ketakutan tersendiri baginya.

Hampir seperempat jam Dara berada di toilet. Ia keluar saat merasa dirinya sudah baik-baik saja.

Huft ..

Dara menghempaskan tubuhnya di kursi kerjanya.

Menelungkup kan kepala diatas lengan yang tertumpu pada meja.

"Ra.... Bagaimana? Pimpinan bilang apa? Ya ampun asisten nya cakep banget pasti bos nya lebih cakep kalau dilihat aslinya.... Sayang nggak bisa datang..." ujar rekan-rekan Dara kepo.

Dara mengintip dari balik lengannya. Ia melihat Asti diantara kerumunan rekannya.

"Kok kamu nggak bilang kalau ada orang pusat mau ketemu..." Dara tak menanggapi ucapan teman-temannya ia lebih tertarik untuk bertanya pada Asti.

"Aku pikir kamu tahu karena kemarin mbak Tami ada dengar rumor kalau pihak pusat akan berkunjung" sahut Asti takut.

Pasalnya Dara adalah rekan kerja yang paling pendiam dan berkomunikasi dengan mereka seperlunya saja tetapi Dara juga yang paling luwes saat bekerja dan selalu bisa diandalkan. Segala ide yang terlontar dari mulut Dara selalu brilian.

"Memangnya kamu nggak tahu desas-desus yang beredar, jika bukan pak Bambang lagi yang pegang Corel tapi sudah diambil alih oleh Star" ujar rekan Dara yang lain.

"Sesekali kamu harus update tentang kantor dong Ra.. Jangan narasumber terus yang dikejar..." ucap mbak Tami, ketua tim.

"Corel sekarang bukan lagi milik keluarga pak Bambang tapi sudah resmi jadi anak cabang dari perusahaan besar yaitu Star Komunikasi yang bergerak dalam bidang elektronik dan cetak serta juga memiliki stasiun TV yang berpusat di Jakarta Indonesia, dan itu tanah kelahiran kamu kan Ra...." jelas mbak Tami lagi.

Dara tertegun. Indonesia, tanah kelahirannya. Sudah lama Dara melupakan hal itu termasuk keluarga nya.

Lebih tepatnya ketika setahun kelahiran Ardiaz, Dara pernah kembali meminta bantuan mas Bram untuk melihat kondisi keluarga nya yang ada di Pekanbaru. Tapi berita yang ia dapatkan justru membuat hatinya menangis.

Orang tua Dara tak mengakui dirinya anak lagi akibat fitnah keji dari suami bibi nya yang menuduh Dara telah mencuri dan lari dengan laki-laki dan berita itu tersebar luas sehingga kedua orang tuanya malu.

Lamunan Dara terhenti kala sebuah pesan masuk ke dalam ponsel nya.

"Mbak Tami aku izin keluar dulu..." Dara lantas berdiri dan segera meninggalkan kantor diiringi tatapan heran rekan-rekannya.

...----------------...

"Bagaimana bisa tertabrak... Memangnya Diaz main kemana?" tangis Dara yang baru saja tiba di sebuah klinik tak jauh dari rumah Oma Dewi.

"Aku juga nggak tahu kronologi nya Ra... Tadi Diaz masih main sama aku kok" sahut Hanifa takut.

Dara memeluk sahabatnya. Ia tahu Hanifa sangat menyayangi Diaz putranya.

Hanifa tadi mengiriminya pesan jika Ardiaz tertabrak mobil dan sekarang di bawa ke klinik.

"Orang tua Ardiaz Raskha" panggil perawat yang keluar dari ruang pemeriksaan.

"Saya mommy nya... Putra saya baik-baik saja kan suster? Nggak ada yang luka yang parah?" tanya Dara bertubi-tubi.

"Pasien mengalami lecet-lecet di bagian tangan dan kakinya. Kondisinya juga baik kok, dia nggak nangis sama sekali..." jelas suster rawat tersenyum ramah.

Dara dan Hanifa menghela nafas lega.

"Mommy...." rengek Ardiaz begitu Dara masuk kedalam ruangan pemeriksaan.

"Mommy disini sayang... Iaz kenapa hmmm? Kok bisaa diserempet mobil.. Iaz nggak nurut aunty Ifa ya ..?" tanya Dara khawatir tapi tak terlalu menampakkannya karena putranya sangat sensitif jika melihat Dara menangis.

"Iaz lihat Daddy.." ucap Ardiaz yang membuat jantung Dara seketika berhenti berdetak sangking terkejutnya.

Hanifa yang paham kondisi Dara langsung menghampiri keponakan kesayangannya itu.

"Iaz mimpi lagi nak?" tanya Hanifa hati-hati.

Bocah empat tahun itu menggeleng.

"Ndak ... Iaz lihat langsung Daddy. Tapi waktu Iaz kejar Daddy pergi naik mobil" jelas Ardiaz dengan suara cadelnya.

Dara berpegangan pada besi ranjang pasien.

"Bobok ya sayang, sebentar lagi Iaz akan dipindahkan ke ruang rawat...." pinta Hanifa mengalihkan perhatian Ardiaz.

Bocah itu menurut, ia juga sepertinya memang mengantuk.

"Fa.... Diaz lihat dia Fa ... Aku takut mereka akan bertemu, aku takut dia akan mengambil Diaz ku..." tangis Dara pecah seketika.

Hanifa memeluk Dara guna menenangkan nya.

"Apa kamu pernah memperlihatkan foto Gara pada Diaz?" tanya Hanifa yang sudah sangat penasaran sejak Ardiaz bermimpi bertemu Gara beberapa waktu lalu.

"Nggak.... Aku bahkan nggak punya foto Gara satu pun" Dara menggeleng.

"Jangan-jangan... Dia lihat di televisi... Kita kan tahu jika Ardiaz memiliki otak yang cerdas diatas rata-rata anak seusianya dan dia juga punya ingatan yang kuat...." tebak Hanifa.

Dara mengurut keningnya. Dalam satu hari ia mendapatkan dua kejutan sekaligus. Pertama bertemu Evan yang tak lain adalah orang yang paling dekat dengan Gara dan Ardiaz yang tak sengaja melihat Gara.

to be continued....

1
Ranita Rani
vito2 kog gk nyadar diri,, bilang sagara brensek tp dia jg lebih parah
Sunaryati
Kejar bahagiamu Dara, Dion kamu itu seharusnya dengar penjelasan dan perjalanan hidup Sagara dulu, dan jangan abaikan kebahagiaan Kakak dan keponakanmu
Ranita Rani
nah gtu kn enak
vicka luvasta
baru baikan eh udah ada konflik lagi, kasian bgt gara,,
vicka luvasta
semoga mereka segera bersatu Thor, g tega terus mereka selalu tertimpa masalah,
Ulil
ku berikan bunga mawar hadiah dari aku,, selamat sudah buat aku nangis 😭😭
Rieya Yanie
boleh g dibuat bersatu aja kak..dara ma gara demi diaz
Jk Cute
baper..♥️
Ranita Rani
kurang thor upnya
Esih Mulyasih
speechless dg masalah kalian, gara dan dara... semoga ada jln terbaik utk masalah kalian yg membawa ke kebahagiaan utk keluarga kecil gara, dara dan jg diaz 🤲🏼😇
Esih Mulyasih
jujurlah Dara..dg diri mu sendiri dan ikuti kata hati mu...
Esih Mulyasih
semoga cepat terbongkar kejahatan Reva
Esih Mulyasih
yaa...ampyuuunnn....byk misteri di keluarga Gara 😬😞🙈
Esih Mulyasih
kasian Diaz 😭
Esih Mulyasih
ayooo.. semangat Dara 💪

lanjut Thor 💪💪💪

semoga happy ending ceritanya 😊
Esih Mulyasih
semangat Dara💪
Sunaryati
Memang berat pilihanmu Dara, semoga masalah segera selesai dah kamu dan Diaz hidup bahagia. Jika kamu ingin pilih siapa Gara/ Vito, tanyakan pada hatimu paling dalam dan Diaz.
Esih Mulyasih
Luar biasa
Sunaryati
Semakin seru, menarik dan penasaran kelanjutannya, lanjut
Jk Cute
Fardhan ini red flag atau green flag sih?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!