Mantan Tapi Menikah

"Tidak bisa begitu. Aku adalah model wanita yang di pilih. Jadi, kenapa harus Syahira yang menjadi model wanita nya?"Sinta tak terima dengan saran yang di berikan Aditya.

"Kalau begitu cari model lain saja. Aku tak bersedia,"Aditya berkata dengan dingin yang membuat Sinta mengepalkan tangannya.

"Kenapa Anda tak mau menerimanya?" Tuan Alaskan bertanya sebagai investor yang ikut bertanggung jawab pada produk yang akan diluncurkan oleh Dirgantara Grup.

"Jika Nona Syahira mau menjadi model wanita. Maka saya juga akan setuju,"final Aditya. Tuan Alaskan lalu menatap Syahira yang saat ini berada di tengah-tengah kebingungan semua orang.

"Saya belum bisa memberikan jawaban apapun. Jadi, berikan waktu untuk saya berpikir lebih dulu,"ujar Syahira dengan sopan yang di anggukan oleh Tuan Alaskan.

"Baiklah. Saya menunggu kabar itu dari Anda,"

"Terima kasih,"

Rapat kembali berlanjut. Kini Alex yang memimpin rapat membahas produk yang akan siap di luncurkan pada bulan depan. Tetapi, tatapan Sinta saat ini menatap Syahira semakin menyimpan dendam yang sangat dalam. Wanita itu takkan berhenti di situ saja untuk mengacaukan hidup Aditya dan juga Syahira. Sinta sudah terbiasa melakukan trik kotor demi mendapatkan apapun yang dia inginkan.

Rapat pun akhirnya selesai juga. Semua orang pergi meninggalkan ruangan tersebut. Termasuk Syahira dan Nara. Melihat Syahira yang sudah bersiap untuk keluar Tuan Alaskan langsung memanggil nya untuk mengobrol.

"Maaf, Nona Syahira apa Anda senggang?"Tuan Alaskan bertanya ketika wanita itu hendak keluar. Pandangan itu tak luput dari dua orang yang masih duduk di kursi rapat mereka. Ada Sinta dan juga Aditya.

"Saya...."

"Nona Syahira saya harap desain yang saya minta satu Minggu lalu sudah selesai dalam dua hari ini,"sambung Aditya ketika melihat Tuan Alaska Duda kaya raya yang berusaha mendekati istrinya itu.

"Benar, maaf sekali Tuan Alaskan saya tidak senggang dalam beberapa hari ke depan. Apalagi, baru kembali ke kantor. Sepertinya banyak kerjaan yang sedang menunggu saya,"Syahira berkata sembari menangkup kedua tangan di dadanya. Lalu, berpamitan pergi meninggalkan ruangan meeting.

Setelah kepergian Syahira Tuan Alaskan masih saja menatap bayangan wanita itu dari jauh yang membuat Aditya mengerutkan keningnya.

"Ada apa? Orangnya sudah lama pergi Anda masih menatapnya?"Aditya bertanya dengan raut wajah yang dingin yang membuat Sinta tersenyum lalu menghampiri dua orang itu.

"Tak heran jika Tuan Alaskan terus menatap Nona Syahira. Sepertinya Tuan Alaskan sangat kagum pada wanita cantik itu,"Sinta menyela ucapan kedua orang itu yang membuat Aditya tak senang.

"Anda bisa saja,"sahut Tuan Alaskan yang terlihat sekali jika pria ini memang kagum pada Syahira. Tetapi, hal itu justru membuat Aditya tak senang dan cemburu.

Tiba di perusahaan BD company grup. Nara dan Syahira berpisah di lobi karena Syahira harus pergi ke ruangan dewan direksi untuk melihat perkembangan proposal baru untuk perusahaan nya. Tentu hal itu membuat Syahira sedikit lelah. Belum lagi banyak kerjaan dan dokumen lain yang harus Syahira periksa dan butuh tanda tangan wanita itu.

Rumah sakit di mana Tuan Bastian di rawat. Bi Minah kali ini menjaga dan merawat pria itu seharian. Setelah mendapat kabar dari Syahira bahwa wanita itu tak bisa bergantian dengan Bi Minah karena Syahira harus membereskan beberapa perkejaan yang tertinggal.

"Sayang,"panggil Aditya ketika Syahira sibuk dengan laptop yang ada di atas meja kecil yang ada di dalam kamar mereka.

"Eemm,"Syahira tak menoleh dia masih tetap fokus pada layar laptopnya.

"Kenapa kamu tak setuju saja dengan saran Tuan Alaskan. Kita bisa menjadi model terbaik di masa depan,"ungkap Aditya. Tetapi, justru Syahira tak menanggapinya.

"Sayang,"Aditya datang memeluk Syahira dari belakang. Pria itu merasakan perubahan drastis dari istrinya itu.

"Kamu gedutan Sayang?"tanya Aditya. Sontak jari jemari Syahira berhenti menyentuh keyboard laptop dan menoleh ke arah pria yang berada di punggungnya itu.

"Maaf, maksud aku...."

"Jadi aku gemuk? Aku tak cantik lagi? Jadi kamu bosan?"langsung saja Syahira menyerang Aditya bertubi-tubi yang membuat Aditya melebarkan matanya.

"Sayang. Bukan itu maksud aku,"

"Pindah sana! Jangan ganggu aku!"Syahira berkata dengan lantang yang membuat Aditya menggarukkan kepalanya yang tak gatal.

Hari ini mood Syahira benar-benar buruk. Dia kelelahan di kantor lalu pulang ke rumah malah dapat cibiran seperti itu dari suaminya yang membuat mood Syahira berubah drastis.

Akhirnya, Aditya memilih untuk berbaring di ranjang menunggu Syahira yang selesai dengan pekerjaannya baru membujuk wanita itu lagi untuk menjadi model produk yang akan mereka luncur bersama.

"Sayang, ku mohon. Ayo, jadilah model produk kecantikan itu,"bujuk Aditya saat pagi sudah tiba. Bahkan, keduanya telah berpakaian rapi untuk berangkat ke kantor.

"Adi, aku nggak bisa. Aku tidak punya pengalaman menjadi model,"Syahira berusaha untuk menjawab apa yang Aditya butuhkan.

"Tidak. Kamu bisa kita akan belajar. Apa kamu mau aku dekat dengan wanita lain? Aku menginginkan pembukaan promosi produk ini meledak dan banyak disukai orang. Ayolah, Sayang! Aku mohon!"Aditya menggenggam tangan Arsyila dan memohon pada istrinya itu.

"Eemmm, baiklah. Tapi aku nggak janji kalau aku bisa berhasil,"

"Iya. Terima kasih, Sayang!"Aditya langsung memeluk Syahira dengan raut wajah yang bahagia. Terlihat sekali kebahagian yang terpancar dari raut wajah Aditya saat mendengar keputusan dari Syahira.

Keduanya berpamitan sama orang tua Aditya. Seperti sebelumnya Aditya kembali mengantar sang istri ke perusahaan BD Company. Hari ini Syahira ada rapat dengan beberapa staf manajemen perusahaannya. Nara juga sudah menunggu Syahira sejak dia tiba di perusahaan.

Kabar Syahira yang menerima tawaran Tuan Alaskan telah tersebar luas. Aditya dan Syahira akan menjadi model untuk brand ambasador produk kecantikan yang akan mereka luncurkan bulan depan. Tentu saja hal itu mengejutkan Sinta yang awalnya menjadi model untuk produk kecantikan yang akan mereka luncurkan. Tetapi, hal itu malah digantikan dengan Syahira yang bukan model.

Sinta mengambil cuti untuk beberapa hari ke depan. Hal itu juga Alex kabarkan kepada Aditya.

"Bagus, kalau dia mau pergi dari perusahaan ini. Aku juga sudah muak dengan kelakuannya,"ungkap Aditya dengan melangkah masuk ke dalam lift.

"Muak? Kenapa nggak kamu pecat saja? Kamu tahu dia sudah banyak bikin ulah. Belum lagi penyebab Tuan Bastian koma adalah dalangnya dia,"ujar Alex. Aditya menghela napas.

"Memecat dia? Aku tidak yakin dia akan menyerah. Dengan membiarkan dia di sini setidaknya kita bisa mengawasi dia dari dekat,"

Alex mengangguk. Ternyata apa yang Aditya katakan ada benarnya.