Joanna terbangun dari tidurnya dan seketika dia terjaga di masa sepuluh tahun ke depan, melintasi waktu dan mendapati dirinya harus menikahi pria beranak satu yang merupakan kakak iparnya bernama Javiero.
Mungkinkah pernikahannya akan bahagia dengan Javiero, sedangkan dia dikirim untuk mengemban misi rahasia dari organisasi pengendalian siluman.
Joanna datang ke masa depan karena dia mendapat tugas rahasia dari organisasi, mencari Kruze dan memburunya untuk ditangkap serta dibawa pulang kembali ke masa mereka hidup, sebab Kruze telah mencuri pusaka Luchnos milik organisasi pengendalian siluman yang ditakutkan Kruze akan menjadi siluman terkuat dengan tujuan untuk menguasai dunia ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reny Rizky Aryati, SE., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15 Luvena
TA... !
TA... !
TA... !
Terlihat balita perempuan berlarian sambil memegang sebuah boneka berang-berang di sekitaran halaman depan rumah besar.
Balita itu tertawa riang setiap kali boneka berang-berang di tangannya berbunyi nyaring saat dia menekannya.
Tawanya yang renyah membuat senang hati setiap yang mendengarnya.
Seorang pengasuh anak sedang berdiri sambil membawa setoples kecil isi biskuit untuk balita.
"Hati-hati Luvena !", panggil pengasuh itu.
Ketika balita kecil itu berlari menurun sembari mengayunkan boneka berang-berangnya.
Berlompatan asal tanpa memperhatikan arah sekitarnya sedangkan pengasuh itu berjalan menyusul di belakangnya.
"Luvena !", panggil pengasuh itu.
Balita bernama Luvena terus berlompatan riang, berlari kian kemari tanpa memperdulikan langkah kakinya.
Luvena masih berusia balita, wajahnya yang putih cantik serta lucu sangat menggemaskan setiap kali orang melihat tingkah lakunya.
Balita perempuan itu adalah putri dari Javiero Lincoln, anak hasil pernikahannya yang pertama bersama Mariana Hamilton.
Putri Javiero sangat disayangi oleh kedua kakek neneknya yang selalu mencemaskan perkembangan pertumbuhannya sejak dia di tinggal oleh ibunya.
Setiap hari, kedua kakek neneknya selalu berkunjung ke rumah Luvena hanya sekedar mengunjunginya atau terkadang untuk menginap satu atau dua hari.
Luvena belum paham jika dia kehilangan ibunya karena dia masih terlalu kecil sehingga tak seorangpun memberitahukan padanya.
TA... TA... TA... !
Teriak balita itu ceria, berlari kesana kemari tak tentu arah.
Terlihat Joanna berjalan pelan dengan jaket bulu musang yang dia rapatkan.
Penmpilannya kembali semula, lusuh, tanpa alas kaki saat dia ke rumah Javiero.
Berusaha menyembunyikan identitasnya yang asli sebagai anggota dari Organisasi pengendalian siluman.
Tak seorangpun yang tahu akan identitasnya disini, semua mengenalnya sebagai adik perempuan Mariana Hamilton. Dan istri dari Javiero sang pemikat hati, pria tampan yang kini menjadi suami Joanna.
Joanna melangkah dengan lemah sembari terus memperhatikan tingkah lucu balita perempuan yang berlarian kian kemari dengan ceria.
"Siapa balita itu ? Apakah dia putri dari Javiero ?'', gumam Joanna dari arah kejauhan.
TA... TA... TA... !
Kembali suara kecil balita itu terdengar penuh ceria seraya melambaikan boneka berang-berang miliknya ke arah atas.
Tawanya yang riang membuat hati Joanna merasa tenang.
Senyum menghias wajah Joanna setiap dia memandang balita kecil itu.
Luvena berlari ke arah kolam yang ada di tengah-tengah halaman rumah, berloncatan riang sembari mengayunkan boneka miliknya.
Tiba-tiba boneka berang-berang miliknya jatuh ke dalam kolam air.
BYUR... !
Luvena tersentak kaget lalu menjerit keras dan hendak menceburkan dirinya ke dalam kolam air.
Kaki kecilnya mulai menyentuh air.
Joanna yang melihatnya dari arah kejauhan terhenyak kaget lalu berlari cepat menyusul Luvena, balita kecil yang hendak mengambil bonekanya di dalam kolam.
TAP... TAP... TAP... !
Joanna terus berlari kencang ke arah Luvena yang kedua kakinya sudah masuk ke dalam air.
BYUR !
Tubuh kecil balita perempuan itu masuk tercebur ke dalam air kolam.
Joanna langsung menceburkan tubuhnya ke dalam kolam, menyusul Luvena yang sudah masuk tenggelam di dalam air.
BYUR... BYUR...BYUR... !
Terdengar teriakan dari pengasuh Luvena yang meminta pertolongan.
''TOLONG !!!! LUVENA TENGGELAM !!!", jeritnya histeris.
Sejumlah pria berpakaian jas hitam berlarian menuju ke arah kolam air.
''Oh tidak !!!", pekik pengasuh Luvena dengan wajah pucat pasi.
Mimik wajah pengasuh itu terlihat tegang serta memerah seraya terus memanggil nama Luvena keras.
"Luvena ! Luvena ! Luvena !!!"
Tampak Javiero berlari keluar dari dalam rumah ketika mendengar teriakan pengasuh Luvena yang memanggil nama putrinya.
"Apa yang terjadi ?", tanya Javiero panik.
"Luvena tenggelam di kolam, tuan !", sahut pengasuh itu ketakutan.
"Apa !?", ucap Javiero pias.
Javiero langsung berlari cepat ke arah kolam air yang ada di tengah-tengah halaman rumah, beberapa anak buahnya telah berdiri di tepi kolam air.
Terlihat Joanna tengah menggendong Luvena sembari berenang cepat menuju ke tepi kolam.
BYUR... BYUR... BYUR... !
Joanna terus berenang menggapai tepi kolam, dan tampak Javiero terjun masuk ke dalam kolam untuk menyelamatkan Luvena.
BYUR... ! BYUR... ! BYUR... !
Javiero terus berenang menyusul Joanna yang membawa putri kecilnya, Luvena menuju ke tepi kolam.
Keduanya kembali bertemu dan berhadapan satu sama lain.
Javiero menatap tajam ke arah Joanna.
Tidak ada kata-kata yang terucap diantara mereka berdua, hanya ada bahasa isyarat mata diantara mereka yang menunjukkan isi hati mereka masing-masing.
Javiero berenang mendekat lalu membantu Joanna untuk berenang ke tepi kolam.
BYUR... ! BYUR... ! BYUR... !
Joanna dan Javiero terus berenang untuk menggapai tepi kolam yang cukup luas.
"Cepat bawa Luvena ke rumah sakit !", perintah Javiero pada anak buahnya yang berada di tepi kolam.
Dengan sigap dan tanggap sejumlah anak buah Javiero langsung mengangkat tubuh kecil Luvena lalu berlari cepat menuju mobil untuk membawa balita itu segera ke rumah sakit.
Sejumlah mobil bergerak cepat menuju ke luar halaman rumah Javiero.
Joanna duduk di tepi kolam dengan tubuh basah kuyub dan agak menggigil kedinginan.
Di dekat Joanna, Javiero masih berdiri dengan badan basah kuyub sama seperti keadaan Joanna saat ini yang sama-sama basah.
"Astaga !? Tuhan !!!", ucapnya kalut.
"Kenapa kamu tidak ikut pergi dengan mereka ?", kata Joanna.
Javiero menoleh ke arah Joanna dengan pandangan dingin.
"Bagaimana aku meninggalkan mu sendirian disini dalam keadaan seperti itu ?", sahut Javiero.
''Tidak usah mencemaskan ku karena aku akan baik-baik saja, pergi lah ke rumah sakit !", ucap Joanna.
Tiba-tiba Javiero berjalan cepat menghampiri Joanna lalu mengangkat tubuh Joanna.
Berjalan cepat tanpa basa-basi, Javiero segera membawa masuk Joanna ke dalam rumah.
BRAK... !
Javiero melangkah tergesa-gesa sembari menggendong tubuh Joanna.
TAP... !
TAP... !
TAP... !
Suara langkah kaki Javiero terdengar menghentak kuat saat dia berjalan menuju ke sebuah ruangan kamar yang ada di lantai bawah.
Pintu terbuka lebar dengan kerasnya menghantam dinding kamar.
BRAK !
Javiero masuk ke dalam kamar segera berjalan ke dalam kamar mandi.
SRRR... !
SRRR... !
SRRR... !
Suara aliran air mengalir deras dari arah kran memenuhi bak mandi.
BYUR !
Javiero menceburkan Joanna ke dalam bak mandi yang dipenuhi oleh air yang menggenang.
"Mandilah ! Dan segarkan pikiran mu !", ucap Javiero seraya menatap tajam.
Joanna hanya membalas dengan sorot mata dingin ke arah Javiero, terdiam di dalam air bak mandi.
"Setelah ini ikut aku ke rumah sakit bersama ku !", ucap Javiero.
Javiero berjalan ke arah luar kamar mandi seraya menutup pintu kamar mandi dengan kerasnya.
BRAK... !
Tinggal Joanna seorang diri di dalam kamar mandi, berendam di bak mandi seraya menatap dingin ke arah pintu yang tertutup rapat.
"Kenapa dengan nya !?", ucap Joanna tertegun.
Joanna memutuskan untuk segera menyelesaikan mandinya. Dan bergegas bersiap-siap untuk pergi bersama Javiero ke rumah sakit menyusul Luvena.
lanjut lah..
Good Job author ❤️