NovelToon NovelToon
THE TWINS

THE TWINS

Status: tamat
Genre:Tamat / Anak Genius / Hamil di luar nikah / Anak Kembar
Popularitas:536.3k
Nilai: 4.7
Nama Author: Mommy Shine

Clara yang tak tau apa-apa.. malah terjebak pada malam panas dengan seorang pria yang tak dikenalnya akibat dari jebakan seseorang. Dan dihadapkan pada kenyataan jika dirinya tengah hamil akibat malam panas pada malam itu.

Akankah clara mempertahankan kehamilannya itu, atau malah sebaliknya? Dan siapakah pria yang telah menghamilinya? Dan siapa yang telah menciptakan konspirasi tersebut?

Yuk simak kisah clara disini!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mommy Shine, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 15

"Mom, maukah Mom mengantarku? Arsen kan lelah... Apa Mom ingin jika di perjalanan menuju kamar Arsen, Arsen pingsan?" ucap Airlen beralasan.

"Kau ini. Kenapa Mom merasa.. Kau lebih manja hari ini, hm?" ujar Clara seraya memeluk.

"Apa tidak boleh bermanja dengan Mom sendiri? Atau sekarang ada larangan tentang hal itu?" kilah Airlen sembari mendongak agar bisa melihat wajah cantik nan manisnya seorang mommy dadakannya.

"Hehehe. Kau ini, ada saja alasan. Sudah ayo, Mom akan mengantarmu," ujar Clara seraya melepas pelukannya dan beralih menggenggam tangan Airlen.

"Masuklah." ucap Clara. Yang hanya direspon anggukan oleh Airlen, dan Airlen pun masuk.

"OH MY GOD!"

Baru beberapa langkah Clara berjalan meninggalkan kamar sang anak, tiba-tiba terdengar suara jeritan dari kamar tersebut.

Buru-buru Clara kembali dan segera menghampiri asal suara.

"Ada apa?" ucap Clara panik.

"Mom," ucap Airlen dan segera menghampiri Mom Clara. "You see," lanjutnya seraya menunjuk ke seluruh penjuru kamar.

"Yes, I see.." jawab Clara sembari ikut melihat sekelilingnya. "Lalu, apa masalahnya? Mengapa kau berteriak?" sambungnya tak mengerti.

"Mom..." rengek Airlen. "Kamar ini tak layak di huni manusia, apalagi anak-anak sepertiku. Macam kapal pecah saja." lanjutnya dengan menggerutu.

Membuat Clara yang mendengarnya jadi terkekeh sebelum berucap, "Kau terkejut dengan perbuatan mu sendiri? Oh ayolah... Kau membuat Mom khawatir saja."

"Perbuatan ku?? Ah, aku lupa.. Inikan kamar Arsen. Dasar anak jorok." ucap Airlen dalam hati sembari kembali melihat sekelilingnya yang membuat tubuhnya bergeridik sendiri.

"Mom, bisakah Mom memanggilkan Bibi...." ucapan Airlen terjeda. "Bibi siapa? Aku lupa," lanjutnya dalam hati.

"Bibi Ester?" sela Clara.

Clara memaklumi jika sang anak melupakan nama pengasuhnya, mengingat saking seringnya bergonta-ganti pengasuh. Mereka semua mengundurkan diri dengan alasan yang sama, tidak betah.

Padahal gaji yang Clara tawarkan lumayan besar, dan menurutnya Arsen anaknya juga tidak nakal, bahkan dikategorikan anak yang penurut. Entah apa yang membuat mereka semua tidak betah, Clara tidak mengerti.

"Ya..! Bibi Ester. Bisakah Mom memanggilkan nya untukku?" pinta Airlen.

Sebenarnya Airlen merasa tidak nyaman menyuruh Mom Clara, tapi apa dayanya, dia tidak tau dimana letak kamar bibi Ester.

"Memanggilnya? Untuk apa?" tanya Clara.

"Untuk apa?" ulang Airlen, dan Clara pun mengangguk. "Ya untuk membersihkan kekacauan ini, memang untuk apa lagi?" lanjutnya.

Mendengar perkataan Airlen, membuat Clara mengernyitkan dahinya. "Kau yang membuat kekacauan, dan bibi Ester yang akan disuruh membereskan?" tanya Clara memastikan

"Tentu saja, memangnya siapa lagi?" jawab Airlen dengan santainya.

Namun Clara justru semakin mengerutkan dahinya saat kembali mendengar jawaban sang anak.

"Siapa kau sebenarnya?" tanya Clara seraya bersedekap tangan dan memiringkan kepalanya, tak lupa juga tatapan lekat yang ia tujukan untuk sang anak.

Deg!

Jantung Airlen seolah berhenti berdetak mendengar pertanyaan dari mom Clara.

"Aku ketahuan? Apa aku salah bicara barusan? Atau aku...."

"Cepat jawab Mommy, siapa kau sebenarnya?" sebelum Airlen menyelesaikan dan menemukan jawaban dari asumsinya sendiri, Clara sudah kembali bertanya.

"A-aku... Aku... Aku Arsen lah Mom.. Siapa lagi?" ucap Airlen dengan terbata-bata diiringi kekehan agar dirinya tidak semakin gugup.

"Kenapa kau gugup?" tanya Clara lagi, yang membuat Airlen semakin terpojok dan terintimidasi.

"Ti-tidak, siapa yang gugup," elak Airlen.

"Kalau begitu jawab yang jelas, siapa kau sebenarnya?" Clara mengulang pertanyaan awalnya.

Mendengar pertanyaan itu kembali, membuat Airlen tiba-tiba...

Hwaaaaa....

Airlen menangis dan segera memeluk mom Clara, "Mom, maafin aku... Aku salah... Tapi yang sebenarnya ini ren___"

Tangisan serta ucapan Airlen terhenti seketika, saat tiba-tiba mom Clara tertawa dalam pelukannya.

Airlen pun mendongak, dan mendapati mom Clara yang masih tertawa.

Airlen mengerjab-ngerjabkan matanya yang masih sedikit berkabut seraya berucap dalam hati, "Apa yang terjadi??"

"Apa?" tanya Clara saat melihat sang anak mendongak menatapnya sembari mencoba meredam tawanya. Tapi Airlen tak menjawab apa-apa, hanya terus menatapnya dan sesekali masih mengerjabkan kelopak matanya.

Membuat Clara semakin mempererat pelukannya karena merasa gemas sendiri akan tingkah sang anak.

"Kenapa kau menangis, hm?" tanyanya lagi.

"Mom... Aku___"

"Iya.. Mom tau..., Mom bertanya seperti itu.. Karena Arsen hari ini bukanlah Arsen yang Mom kenal. Arsen yang Mom kenal jika memberantakan barangnya sendiri, akan membersihkan sendiri juga... Lalu mengapa sekarang tidak?" Clara mengungkapkan alasan dari pertanyaannya tadi.

"Membersihkan itu..." ucap Airlen dalam hatinya seraya kembali melirik kamar yang penuh akan serakan kertas-kertas dan bungkus snack. "Sendiri? Iuuuuh... Pasti disana banyak sekali kuman yang menempel," lanjutnya.

"Kenapa diam?" tanya Clara, yang seketika menyadarkan Airlen dari imajinasinya.

"Tapi kan Mom... Arsen kan lelah..." Airlen berkilah agar tak perlu membereskan kekacauan yang Arsen perbuat.

"Mom akan membantumu, karena bibi Ester sekarang pasti sudah beristirahat. Ayo," ajak Clara seraya menarik tangan sang anak menuju tempat yang berserak itu.

Ya, Airlen memang dijuluki si perfeksionis oleh keluarganya, keluarga Davidson. Tapi perfeksionisnya disini adalah.. Airlen tidak bisa melihat sesuatu yang kotor walau itu hanya setitik.

Tapi untuk membersihkan sendiri kotoran itu, itu bukanlah Airlen. Karena Airlen yang sedari kecil terbiasa dilayani, hanya akan menyuruh dan memerintah saja.

Dan untuk pertama kalinya.. Seorang Airlen Davidson membersihkan sampah-sampah yang berserak di sana-sini. Tapi dengan adanya mom Clara, semuanya jadi begitu menyenangkan, seolah tengah bermain dibanding bersih-bersih. Istilahnya.. Bermain sambil belajar.

"Sudah beres kan... Kalau rapi begini jadi enak dipandang mata," ujar Clara seraya melihat sekeliling kamar sang anak.

"Iya Mom, tapi capek..." rengek Airlen.

Clara tersenyum mendengar keluhan sang anak, padahal Arsen yang biasanya tidak pernah mengeluh, "Baiklah... Sekarang Arsen bersihkan diri, setelah itu istirahat." titahnya. "Mom akan menemani mu sepanjang malam ini." lanjutnya.

"Benarkah Mom..? Aku sangat-sangat senang mendengarnya." ingin sekali Airlen mengatakan itu semua.. Namun apa daya, semua itu hanya ada dalam angannya saja. Mengingat Arsen di sana pasti tengah menunggu kabar darinya.

"Tak apa Mom, Mom istirahat saja, Mom juga pasti lelah kan..? Jadi Arsen tidak perlu di temani," tolak Airlen terpaksa.

"Are you sure?" tanya Clara memastikan.

"Yes, I am sure," jawabnya seraya menampilkan senyum yakin. Karena selain ingin Mom Clara tidak khawatir, juga karena ingin Mom Clara cepat pergi agar dirinya bisa segera menghubungi Arsen yang saat ini mungkin sudah berada di kediaman keluarga Davidson.

"Baiklah, kalau begitu Mom akan pergi ke kamar, Mom. Good night, Sayang," ucap Clara seraya memeluk dan mencium kening Airlen.

"Good night Mom too..." Airlen menjawab sekaligus membalas pelukan sang Mommy.

"Baiklah, Mom tinggal," ucap Clara lagi seraya melepas pelukannya.

Dan baru beberapa langkah Clara berjalan, terdengar sebuah suara dering di dalam kamar tersebut namun tak tau di mana asalnya.

"Apa itu suara dering smart tablet mu?" tanya Clara yang menghentikan langkahnya.

"Maybe."

"Kau letakkan dimana tablet mu itu?"

"Entah."

Bagaimana Airlen bisa tau tablet pintar itu di letakkan di mana, kan bukan dirinya yang menyimpannya. Fikir Airlen.

1
Ismalinda
Luar biasa
Nur Azizah
terima aja clara kasihan anak"mu yg butuh keluarga yg utuh
Nur Azizah
oayyooo lanjuuttt kakak authoooorr
Nur Azizah
top markotopppp lanjuttt kak auutthor
Nur Azizah
woooww kereen pokoknya ceritanya kak author lanjuutt
Nur Azizah
ayoo lanjutt kak author
Nur Azizah
jgn buat Readers penasaran kaka author ayo cepat buka rahasia besar ini
Nur Azizah
cepet buka kebusukan Bella kak aurhor
Nur Azizah
ssmakin penasaran kak author
Nur Azizah
jgn mbulat mbulet kam author ceritanya
Nur Azizah
siapa yg memaggil clara yaaahh
Nur Azizah
sambut bahagiamu mulai hari ini clara
Nur Azizah
siapa yg menegur clara mungkinkan asisten leo
Nur Azizah
lanjuuuttt kakakk aauttthhorr
Nur Azizah
semoga kalian berjodoh arkhana sama clara leo sama eliza
Nur Azizah
lanjuutttt siapa lg yg datang yaaa,,
Nur Azizah
Bella
Nur Azizah
bener"anak GENIUS Arsen
Nur Azizah
jgn lama"kak author mempertemukan twin brsama ke 2 orang tuanya
Nur Azizah
haduuuh ketahuan Airline
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!