Suamiku Masih Mencintai Mantan Istrinya

Esok harinya, Renata benar-benar kembali ke rumah Mamah Leka. Itupun di jemput oleh, Mamahnya.

"Leo, suatu saat nanti kamu pasti akan menyesal dengan tindakanmu yang telah membiarkan Renata pulang ke rumahku," ucap sinis Mamah Leka.

"Menyesal itu jika aku mengusir Renata. Karena aku sama sekali tidak mengusir dirinya. Tapi ia sendiri yang ingin keluar dari rumah ini. Kenapa seolah aku yang di salahkan untuk hal ini?" Leo sama sekali tidak merasa bersalah apa pun atas apa yang telah ia lakukan selama ini.

Sementara Renata lekas mengajak Mamah Leka pergi," mah, nggak usah mengatakan apapun lagi. Karena aku tidak ingin berlama-lama di sini."

Hingga saat itu juga, Mamah Leka menuntun Renata pergi dari rumah itu.

Melihat Renata pergi, Dita sangat senang," yes, akhirnya dia pergi juga. Aku pintar kan, dan sebentar lagi aku akan kembali menjadi istri sah, Mas Leo. Dan aku tidak hidup susah lagi."

Sepanjang perjalanan pulang ke rumah Mamah Leka, Renata hanya diam saja. Yang dia pikirkan saat ini justru keberadaan Resti," sebenarnya saat ini Resti ada dimana ya? apakah dia baik-baik saja? masa iya polisi melakukan pencarian selama satu bulan tidak juga berhasil menemukan keberadaan, Resti?"

"Aku masih penasaran dengan motif penculik itu. Apakah sekedar menculik atau ada yang telah memerintah dirinya?"

Sikap diam Renata sempat mengundang perhatian, Mamah Leka," Renata, sudahlah tidak usah bersedih terus. Ingat kehamilanmu itu."

"Iya, mah. Aku tidak bersedih kok, aku hanya sedang memikirkan keberadaan Resti saat ini," ucap Renata.

"Untuk apa kamu memikirkan anak itu, toh dia bukan anak kandungmu. Lagi pula semua pengorbananmu selama ini hanyalah sia-sia semata."

Perkataan Mamah Leka sangat menyentil hati, Renata. Diapun tak berkata lagi, hanya diam saja.

*******

Sudah satu bulan berlalu, dari Renata pergi keluar rumah Leo. Berarti sudah dua bulan, Dita tinggal di rumah Leo. Hal ini pun menjadi sorotan para warga, dan mereka merasa tidak suka, apa lagi mengetahui jika istri sah pergi, malah mantan istri yang tinggal di rumah Leo.

Hingga suatu malam, datanglah Pak RT dan beberapa warga setempat untuk menyambangi rumah Leo.

"Ada apa ya, Pak RT dan beberapa warga datang bke rumah saya?" tanya Leo heran.

"Mohon maaf sebelumnya jika kedatangan kami menganggu ketenangan waktu istirahat, Nak Leo. Kami hanya mengingatkan jika tindakan Nak Leo, itu salah," ucap Pak RT.

"Tindakan saya yang mana ya, pak?" Leo sama sekali tidak peka dengan kehadiran Pak RT dan beberapa warga karena adanya Dita di rumahnya.

"Anda tinggal serumah dengan mantan istri anda, dan saya bahkan baru mengetahui hal ini jika, Mbak Dita sudah dua bulan tinggal di sini. Dan malah istri sah anda tinggal di rumah ibunya. Ini adalah suatu tindakan yang keliru, Nak Leo. Mohon maaf, anda dan Mbak Dita itu bukan muhrim, dan tidak sewajarnya tinggal satu atap," ucap Pak RT.

"Oh ya, Pk RT. Saya mohon maaf jika belum melaporkan tentang adanya Dita tinggal di rumah ini. Dia tinggal di sini karena untuk menjaga, Rasti. Pasti Pak RT tahu bukan, jika Resti hilang hingga kini belum di temukan? dan penyebabnya adalah istri saya."

Para warga yang kebetulan pria semua dan juga pak RT, semuanya menggelengkan kepalanya. Karena tidak membenarkan tindakan yang dilakukan oleh Leo.

"Mohon maaf, jika saya terpaksa turut campur urusan rumah tangga anda, Nak Leo. Tidak sepantasnya anda menghakimi istri anda atas hilangnya, salah satu anak anda. Dan tidak sepantasnya juga, anda memasukkan mantan istri untuk tinggal serumah dengan, anda. Ini sama sekali tidak benar."

Dengan sangat tegas, Pak RT meminta supaya Leo tidak mengizinkan Dita tinggal satu rumah dengannya. Jika Leo tidak menuruti kemauan pak RT, ia bahkan tidak di izinkan tinggal di wilayah tersebut. Karena wilayah tersebut benar-benar menjunjung tinggi norma agama dan sopan santun.

"Baiklah, Pak RT. Saya akan meminta Dita esok hari pulang ke rumahnya. Sekali lagi saya mohon maaf."

"Baiklah, tetapi jika ternyata Mbak Dita masih ada di rumah ini. Kami tidak akan segan-segan mengarak kalian keliling desa dengan tuduhan perselingkuhan," ancam pak RT.

Setelah cukup lama, pak RT dan warga berada di rumah Leo. Mereka pun segera kembali ke rumah masing-masing.

Leo merasa kesal," apakah Renata yang melaporkan pada Pak RT? tetapi tidak mungkin."

Tanpa sepengetahuan Leo, Mamah Leka lah yang melaporkan semua itu pada Pak RT setempat. Supaya Dita di usr dari rumah Leo.

Sementara Dita yang telah menguping pembicaraan Pak RT dan Leo barusan, kini merasa bimbang," aduh, besok aku pasti di usir dari rumah ini oleh, Mas Leo. Padahal aku belum berhasil meluluhkan hatinya. Aku heran, imannya justru banget. Padahal hampir tiap malam aku mencoba menggodanya, tetapi tidak juga berhasil."

Dita mondar mandir di dalam kamarnya, dia mencari cara supaya dirinya tidak terusir dari rumah mewah milik, Leo.

Hingga ia pun tidak nyenyak tidur dan tahu-tahu sudah pagi saja.

"Dita, aku yakin semalam kamu pasti mendengar obrolanku dengan Pak RT. Saat ini juga, aku akan antar kamu kembali ke rumahmu. Karena aku tidak ingin di arak warga."

"Jika aku kembali, lantas bagaimana dengan Rasti?"

"Kamu nggak usah khawatir, toh Rasti nggak terlalu dekat denganmu bukan? aku perhatikan selama kamu tinggal disini juga jarang bermain dengan Rasti. Lain halnya dengan, Renata."

Dita tidak terima dirinya di bandingkan dengan Renata," kok kamu membandingkan aku dengan Renata sih, mas? apakah kamu lupa jika Resti hilang itu karena Renata?"

Selagi mereka terus berdebat, telpon rumah berdering.

Kring kring kring kring kring

Leo pun lekas mengangkatnya.

"Hallo, kediaman Leo Rahardi di sini? mohon maaf ini dengan siapa ya?"

"Pah, ini Resti."

"Hah, Resti. Kamu dimana sekarang, nak? selama ini Papah mencarimu? apakah kamu baik-baik saja?"

"Baik, pah. Resti kangen mamah Renata."

Resti menangis, hingga penggilan telpon di tutup oleh seorang wanita.

Leo semakin panik," Ya Allah, tadi itu benar-benar suara Resti. Bahkan dia merindukan Renata. Selama ini aku telah jahat pada istriku sendiri. Dan sebenarnya bukan Renata yang telah menculik Resti."

"Mas, apakah tadi itu Resti? kok bisa ya, selama dua bulan menghilang tahu-tahu menelpon. Pasti ini ulah Renata, mas. Dan sebentar lagi ia meminta uang tebusan. Sebaiknya kita ldoir polisi lagi, mas."

"Diam kamu!"

Dita tersentak kaget dan memicingkan alisnya," loh kok marah sih, mas?"

"Jelas aku marah, karena kamu terus saja menghasutku hingga aku terus menyalahkan Renata atas hilangnya Resti!" bentak Leo.

"Loh, memang dia kan penyebabnya?" ucap Dita ngotot.

"Jika Renata jahat, tidak mungkin Resti tadi menangis dan memanggil nama Renata. Atau mungkin ini memang kamu yang telah merencanakannya?"

Kini Leo menuduh Dita, hingga mereka kembali ribut.

Sedangkan nan jauh di sana, Resti malah terus menangis memanggil nama, Renata. Hal ini membuat bingung wanita yang menculiknya.

"Kenapa kamu menangis, Tante kan tidak jahat padamu? tidak pernah marah-marah?" ucapnya.

"Iya, tetapi aku tetap ingin bertemu dengan Mamah Renata. Aku nggak mau tinggal sama Tante. Aku nggak kenal dengan Tante," rengek Resti terus saja menangis.

Hingga membuat wanita muda tersebut merasa tidak tega.

"Awalnya aku ingin balas dendam pada Leo dan Dita, lewat anak ini. Tetapi anak ini malah memanggil nama wanita lain sebagai mamah? aku baru tahu jika Leo telah berpisah dari Dita. Karena aku terlalu lama tinggal di LA, hingga tidak tahu jika Leo sudah menikah dengan wanita lain."

"Ya Allah, aku kok merasa berdosa dengan anak ini. Apa lagi selama dua bulan ini, dia terus saja menangis dan menangis."

"Heran, yang dia panggil bukan Ibu kandungnya, tetapi malah ibu tirinya. Apakah sebaiknya aku kembalikan saja anak ini pada, Leo?"