"Menyingkirlah dan berhenti mengejar aku. Percuma saja, aku tak suka dengan anak kecil."
"Enak saja anak kecil, aku sudah besar, Om. Lihat saja, dada ku tumbuh dengan baik."
Darren Wisnu Abiana adalah seorang duda keren berusia 36 tahun, dia di tinggalkan oleh sang istri untuk mengejar pria lain. Patah hati yang Darren rasakan membuat nya trauma dan menutup hati nya untuk wanita mana pun.
Hingga, seorang gadis berseragam SMA datang dan mengejar nya. Meskipun dia sudah bersikap jutek pada gadis bernama Sherena itu, tapi dia tetap tidak pantang menyerah untuk mendapatkan nya.
Akankah pertahanan Darren runtuh saat melihat kesungguhan yang di lakukan oleh Sheren?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sendi andriyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15 - Disengat Lebah?
Sherena masih menikmati pemandangan sore hari nya, menyaksikan pria tampan dengan kacamata yang bertengger di hidung bangir nya. Meskipun yang di perhatikan sama sekali tidak menoleh sedikit pun ke arah nya, terkesan sangat tidak peduli.
Tapi, lagi-lagi Sherena menebalkan muka nya. Dia harus tahan banting karena yang dia inginkan adalah Darren, maka dari itu dia harus berusaha keras untuk membuat pria kulkas itu luluh padanya.
Kata teman-teman nya, dia adalah pawang pria kulkas, tapi nyatanya dia cukup kesulitan untuk meluluhkan seorang Darren. Meskipun begitu, dia tak boleh putus asa.
Sherena mengambil ponsel nya, lalu mengirim pesan pada pria itu. Langsung ceklis dua, dia juga melihat Darren mengambil ponsel nya dan mungkin tengah membaca pesan dari nya.
'Lihat aku dong, Om.' Isi pesan yang di kirimkan oleh Sherena. Pria itu menggelengkan kepala nya. Kenapa bisa sih dia di kejar-kejar gadis SMA seperti Sherena?
"Kau masih disana? Mandi." Balas Darren yang membuat Sherena bersorak kegirangan, gadis itu menciumi ponsel nya dengan senyum manis nya. Hal itu, tak luput dari tatapan mata tajam seorang Darren. Tingkah gadis itu cukup lucu hingga membuat sudut bibir Darren terangkat ke atas membentuk sebuah senyuman kecil.
'Aku mencintaimu, Om.' Isi pesan yang sekarang yang sedang di baca oleh Darren, dia hanya membaca nya saja tanpa berniat membalas nya. Sherena sedikit kecewa, tapi tidak masalah. Dia sudah kepalang senang begitu mendapatkan balasan pria itu tadi.
Sekarang, dia harus mandi sesuai perintah pria itu. Sherena pun masuk ke kamar dan langsung ke kamar mandi untuk membersihkan tubuh nya. Dia menyimpan seragam nya di keranjang cucian kotor, lalu masuk ke dalam bath up dan berendam di dalam nya.
Sherena mandi dengan air hangat sore ini, setelah di rasa cukup, gadis itu pun membilas tubuh nya di bilik shower lalu berpakaian dan bergegas ke balkon untuk melihat Darren, tapi ternyata pria itu sudah tak lagi berada disana.
"Huffttt, dia ngapain ya? Kok udah masuk aja." Gumam gadis itu, dia pun berbalik dengan langkah lemas. Dia merebahkan tubuh nya di atas ranjang, lalu memejamkan mata nya. Hingga pada akhirnya, dia malah tertidur lelap padahal dia belum makan malam.
Keesokan hari nya, Sherena bersiap untuk menyambut teman-teman nya, karena mereka sudah mengirim pesan kalau akan berangkat sebentar lagi.
"Sayang.."
"Iya, Ma.." Jawab Sherena, kedua wanita berstatus ibu dan anak itu tengah membuat kue coklat sesuai permintaan ketiga teman putri nya itu.
"Teman-teman kamu sudah mau kesini?"
"Lagi di jalan, Ma." Jawab Sherena sambil tersenyum kecil.
"Ohh ya sudah, ini biar Mama selesaikan. Kamu siram tanaman di luar ya?"
"Oke siap, Ma." Jawab Sherena, dia pun keluar dan menyiram tanaman nya. Tapi, seperti nya dia salah kostum pagi ini. Bagaimana tidak? Dia hanya mengenakan hot pants yang bahkan tidak bisa menutupi paha dalam nya dan tangtop ketat berwarna hitam. Menunjukkan lekukan tubuh gadis itu yang sempurna.
Tentu saja hal itu membuat Darren yang tengah mencuci mobil nya salah fokus, dia malah menyiram air ke atas mobil, hingga air nya menyiprat kemana-mana. Darren heboh sendiri, pakaian nya basah kuyup.
Hal itu pula membuat Sherena salah fokus dengan kaos yang Darren kenakan basah, jadi menjiplak tubuh nya dengan jelas. Roti sobek nya terlihat jelas dari balik baju basah itu. Gantian, kini gadis itu yang salah fokus tapi tidak sampai menyiram diri sendiri.
Sherena terkekeh geli melihat tingkah Darren, tentu saja membuat pria tampan itu menatap ke arah nya. Seketika Sherena menghentikan tawa nya.
"Sayang.." Panggil Arumi, Sherena segera mematikan kran air nya lalu menggulung selang nya dan masuk ke dalam rumah.
"Iya, Ma.."
"Ini kue nya udah jadi, kamu anter ke rumah Om Darren ya."
"Siap, Ma." Jawab Sherena. Dia pun membawa wadah makanan nya dan langsung pergi begitu saja tanpa mengganti pakaian nya lebih dulu, Sherena mungkin tak sadar kalau Darren bisa saja langsung menerkam nya karena pakaian nya itu. Tapi, Sherena yang sudah kesenangan karena ibu nya meminta dirinya untuk mengantarkan kue ke rumah pria tampan itu.
Sherena menyeberang dan begitu sampai di rumah Darren, dia langsung mengetuk pintu rumah pria itu.
"Om.." Panggil Sherena, tak butuh waktu lama pria itu membuka pintu nya. Dia membulatkan mata nya saat melihat penampilan gadis itu, benar-benar menguji keimanan Darren yang cukup tipis.
Tanpa basa-basi, Darren langsung menarik tangan Sherena masuk ke dalam rumah nya.
"Om, pelan-pelan dong. Sakit ini.." Darren tidak peduli, dia tetap menarik tangan Sherena dan langsung melempar nya ke sofa, gadis itu terhenyak tapi dia masih sempat meletakan kue nya di meja. Bisa di marahi sang ibu kalau wadah nya pecah.
"Hmmphhh.." Sherena meronta saat tiba-tiba saja Darren menindih tubuh nya dan langsung mencium bibir nya tanpa basa-basi. Tangan nya yang besar juga dengan nakal meremaas perlahan buah kenyal miliknya yang belum pernah di sentuh siapapun.
Darren mencium bibir Sherena dengan liar, dia menyesap bibir gadis itu dengan kuat hingga membuat bibir nya bengkak. Belum lagi karena tidak membalas ciuman nya, Darren menggigit kecil bibir gadis itu.
Pada akhirnya, Sherena pun menikmati ciuman pria itu, meskipun terkesan sangat kasar tapi dia sangat menikmati nya. Bahkan saat ini kedua tangan nya sudah melingkar erat di leher pria tampan itu.
"Om, pelan-pelan saja.." Pinta Sherena saat bibir pria itu kini berpindah, dia tengah bermain di leher nya, menyesap nya dengan lembut.
"Ssshhh.." Sherena meringis saat merasakan Darren menggigit leher nya hingga meninggalkan bekas kemerahan disana.
Darren semakin liar, karena nafssu nya sudah di ubun-ubun, dia benar-benar tergoda saat melihat Sherena dengan pakaian mini nya.
"Om, cukup.." Sherena menyilangkan kedua tangan nya di dada saat Darren akan membuka nya dia menolak.
"Kenapa?"
"Jangan sekarang.." Pinta Sherena.
"Kapan? Aku sudah tidak tahan, Sheren." Jawab Darren, dia menatap sayu ke arah Sherena yang masih terbaring di bawah tubuh nya.
"Nanti, saat Om sudah menerima ku." Jawab Sherena yang membuat Darren langsung mengusap rambut nya dengan kasar.
Sherena bangkit dari tidurnya, dia merapikan pakaian nya, lalu menatap ke arah Darren yang terlihat frustasi, mungkin karena dia gagal menyalurkan hasraat nya pada Sherena.
"Baiklah, kalau begitu aku pulang dulu ya? Jangan lupa kue nya di makan, wadah nya jangan sampai tergores, nanti aku di marahin Mama."
"Sheren.."
"Iya.." Sherena berbalik dan menatap wajah tampan Darren yang juga tengah menatap nya.
"Maaf, aku kehilangan kendali."
"Tidak apa-apa, harus nya aku juga tidak memakai pakaian seperti ini." Jawab Sherena.
"Jangan pernah memakai nya keluar, kau hanya boleh memakai nya saat di depanku. Kau mengerti, Sherena?"
"Iya, aku mengerti. Aku pulang dulu, jangan lupa balas pesanku, Om." Jawab Sherena, dia pun keluar dari rumah Darren dan pulang ke rumah nya.
Tak lama berselang, teman-teman Sherena datang dengan membawa sepeda motor masing-masing. Sherena menyambut nya dengan senyuman manis, tapi teman-teman nya menatap nya dengan tatapan keheranan.
"Kenapa kalian menatap ku seperti itu? Apa aku aneh?" Tanya Sherena.
"Bibir mu bengkak gitu, kenapa? Gak mungkin di sengat lebah kan?"
.....
🌻🌻🌻🌻🌻