Karena sebuah kesalahan dimasa lalu yang dilakukan oleh mendiang Ayahnya, Asha merasa bersalah dan mengorbankan dirinya untuk menebus dosa mendiang Ayahnya dengan mendonorkan salah satu ginjalnya pada Rain De Costa.
"Jika orang bertanya mengapa aku yang merasa bersalah padahal semua itu adalah perbuatan Ayah ku ? Apa kalian pernah merasakan bagaimana disayangi melebihi apapun di dunia ini oleh seorang Ayah ? kebaikan dan ketulusan hatinya itu membuat aku ikut andil di dalam kesalahan dan dosa yang ia lakukan."
Kebaikan yang diberikan oleh Asha membuat Rain jatuh cinta meskipun dirinya sudah menikah dengan wanita lain.
Meskipun mereka terhalang jarak dan waktu ternyata Tuhan memiliki rencana yang lain keduanya dipertemukan kembali dalam sebuah insiden dimana Rain harus menyelamatkan Asha dari tangan Pria lain. Hingga keduanya jatuh cinta dan memutuskan untuk menikah.
Lantas seperti apa kehidupan rumah tangga Asha dan Rain ? simak ceritanya jangan lupa like dan komentar kalian.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi KD, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 15 TERTANGKAP BASAH
“Rain…dengarkan penjelasanku terlebih dahulu !” Maria hendak berlari keluar kamar dengan selimut yang melilit tubuhnya. Karena Rain tak berbicara sepatah kata pun padanya dan langsung pergi begitu saja dari kamar meninggalkan dirinya.
“Apa kau akan pergi dalam kondisi seperti itu ?” tanya Steven dengan santainya.
Maria pun tersadar jika dirinya tak mengenakan pakaian hanya selimut putih yang menutupi tubuh polosnya, ia mendadak kesal pada Steven dan menyalahkan semua yang terjadi pada Steven.
“Ini semua karena dirimu yang selalu saja memaksaku !” bentak Maria ia merasa kesal dan marah pada Steven dan menganggap Steven lah biangnya.
“Memaksamu ? lalu apa maksudmu selalu menyebut namaku disetiap de.sa.hanmu !” balas Steven dengan suara yang sedikit meninggi karena ia merasa tak terima jika disalahkan oleh Maria.
“Aku tidak memaksamu kembali padaku, tapi kau sendiri yang haus akan kenikmatan yang tidak kau dapat dari suami mu !” ucap Steven kemudian dengan suara penuh penekanan.
Perkataan Steven barusan seolah menampar diri Maria, ia seolah seperti wanita yang haus akan kenikmatan ia tak terima Steven mengatai dirinya seperti itu. Ia semakin murka dan marah pada Steven, dan memaki Steven hingga Steven tersulut emosi.
“Dasar pria tak tau diuntung, masih baik aku menampung dirimu dengan terus memberimu uang dan tempat tinggal apalagi Ibu mu yang sakit-sakitan bahkan sebentar lagi mungkin akan mati !”
Ucapan Maria tersebut membuat Steven remuk redam ketika Maria memaki Ibu nya. Memang benar selama tiga bulan ini Maria lah yang membiyayai hidupnya dan Ibunya, karena pada saat ia bertemu lagi dengan Maria, hidup Steven benar-benar kacau. Bisnisnya bangkrut, Ibunya terkena stroke dan diharuskan dirawat dirumah sakit, rumah dan mobilnya disita oleh bank untuk melunasi hutang.
Bukan Steven merasa seperti menemukan ikan di dalam kolam saat bertemu dengan Maria, karena memang dirinya masih mencintai Maria meski pun Maria sudah menikah dengan pria lain, karena dulu mereka berpisah sebab Maria yang memutuskan hubungan mereka secara sepihak.
Namun hari ini Steven menyadari seharusnya ia memang tak bertemu lagi dengan Maria. Karena cinta Steven seperti buta jika Maria bukanlah wanita yang baik.
“Apa katamu, hah !” rahang Steven mengeras ia mengepalkan kedua tangannya dengan menatap tajam Maria hingga Maria pun tak kalah berani balik menantang Steven.
“Iya, aku menyesal membiayai pengobatan Ibu mu. Seharusnya ku biarkan saja Ibu mu mati !” maki Maria lagi hingga Steven mengangkat tangannya menampar wajah Maria hingga Maria jatuh terjerembab diatas tempat tidur.
Plak
“Aaaa” teriak Maria memegangi pipinya ia merasakan panas diarea itu apalagi bibirnya mengeluarkan darah karena tamparan yang Steven berikan sangatlah keras.
Steven kemudian menarik selimut yang menutup tubuh polos Maria, dan ia menurunkan celana boxernya kemudian melakukan hal yang seharusnya tak ia lakukan dengan kasar pada Maria, hingga Maria menjerit kesakitan karena Steven menyatukan lagi tubuh mereka tanpa aba-aba dan kasar.
... ………....
Rain mematikan mobilnya ditepi jalan, tatapan lurus kedepan dengan menyandarkan tubuhnya di kursi kemudi. Ia memejamkan matanya, kejadian barusan benar-benar menampar dirinya akan sebuah kepercayaan dan kesetiaannya dengan Maria. Ia tak menyangka jika dirinya begitu bodoh dan selalu percaya dengan Maria.
Rain bahkan menolak mentah-mentah permintaan Mommy nya untuk tidak menikah dengan Maria, andai saja ia percaya dengan apa yang dikatakan oleh Mommy nya, pasti ia tak akan merasakan kekecewaan seperti ini.
Padahal Rain telah memberikan semuanya untuk Maria, karena rasa cintanya, meskipun Maria bukanlah wanita yang suci tapi ia tetap menerimanya semua kekurangannya. Tapi tidak untuk kali ini, karena apa yang ia lihat barusan telah menurunkan harga dirinya seperti tubuh yang di injak-injak tak berharga lagi.
Apalagi Maria dengan jelas dan lantang menyebut nama Steven di sela de.sa.hannya. Pantas saja Maria jarang mau disentuh olehnya, karena nyatanya Maria mendapatkan kepuasan dari pria lain.
... ………....