NovelToon NovelToon
LUKA BUNGA (AKIBAT HAMIL DI LUAR NIKAH)

LUKA BUNGA (AKIBAT HAMIL DI LUAR NIKAH)

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / cintapertama / nikahmuda / Lari Saat Hamil / Single Mom
Popularitas:1.6M
Nilai: 5
Nama Author: D'wie

Masa putih abu-abu adalah masa paling indah setiap remaja begitu pula yang dialami Bunga. Cinta yang membara dan menggebu serta pengaruh darah muda yang bergejolak membuatnya dan sang kekasih terhanyut dalam pusaran dosa manis yang akhirnya membuat hidupnya penuh luka.

Bunga hamil. Kekasihnya pergi. Keluarga kecewa dan membenci lalu mengusirnya. Terlunta-lunta di jalanan. Kelaparan. Dicaci maki. Semua duka dan luka ia hadapi seorang diri. Ingin menyerah, tapi ia sadar, dosanya sudah terlampau banyak. Ia tak mungkin mengabaikan permata indah yang telah tumbuh di rahimnya. Tapi sampai kapankah ia sanggup bertahan sedangkan semesta sepertinya telah terlampaui jijik kepadanya?

Inilah kisah Bunga dan lukanya.

Jangan lupa tap love, like, komen, vote, dan hadiahnya ya biar othor makin semangat update!

Bacanya jangan skip, please! Jangan boom like juga! soalnya bisa menurunkan kualitas karya di NT! Terima kasih. 🥰

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon D'wie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. XV Merindukan Putri

Sudah beberapa hari ini, Putri tidak masuk ke sekolah karena tubuhnya yang drop. Selama beberapa hari itu juga, Nathan kerap mendatangi sekolah Putri berharap bisa bertemu gadis kecil yang telah mencuri hatinya tersebut. Nathan sendiri heran, mengapa ia bisa begitu merindukan Putri, gadis kecil yang belum lama dikenalnya. Setelah beberapa lama memperhatikan, Nathan bingung, saat anak-anak keluar dari sekolah, ia tidak melihat keberadaan Putri sama sekali.

"Kamu dimana, Put? Kok nggak kelihatan juga. Apa kamu nggak sekolah ya?" gumam Nathan seraya menatap ke arah pintu gerbang yang mulai sepi karena anak-anak sudah banyak yang pulang dengan orang tua mereka.

Nathan menghela nafasnya, mengapa dadanya mendadak nyeri dan tak nyaman. Saat sedang melihat ke sekitar, Nathan tiba-tiba melihat sesosok yang baru saja keluar dari sebuah apotek. Biarpun jarak mereka cukup jauh, tapi Nathan masih bisa mengenali sosok itu dengan baik. Nathan pun segera keluar dari mobil dan berlarian hendak mengejar sosok yang sedang menunggu jalanan agak sepi. Sepertinya ia ingin menyeberang.

Nathan pun mempercepat langkahnya ingin mengejar sosok itu yang telah lebih dahulu menyeberang. Nathan ingin menyeberang, tapi jalanan tiba-tiba kembali ramai dengan mobil yang berlalu lalang. Setelah ada celah, ia pun segera menyeberang dan mencari kesana kemari sosok yang dilihatnya tadi. Tapi sayang, Nathan telah benar-benar kehilangan jejaknya.

"S h i t!" Umpatnya saat kehilangan jejak sosok itu. "Aku yakin, itu tadi Bunga. Kalau ia berada di sini, artinya ia tinggal di sekitar sini. Tapi dimana? Aku harus menemukanmu," gumamnya pelan seraya mengusap rambutnya kasar.

Nathan menarik nafas dalam-dalam. Jantungnya berdebar dengan kencang saat melihat keberadaan Bunga tadi. Tapi sayang, takdir belum mempertemukan mereka.

...***...

"Hai," sapa seorang laki-laki membuyarkan konsentrasi Bunga yang tengah mengetik novelnya.

"Eh, kak Edgar? Mau cari Niko?"

"Nggak," jawab Edgar singkat. Ia bahkan langsung masuk ke konter dan duduk di salah satu kursi yang ada di sana.

"Mau ketemu kamu sama anak kamu," ujar Edgar santai membuat Bunga mengerutkan keningnya bingung.

"Ketemu aku dan Putri? Emang ada apa ya kak? Apa aku dan putriku buat salah?" tanya Bunga polos membuat Edgar tergelak.

"Kamu itu lucu banget deh, Bunga. Apa m

aku baru boleh bertemu kalian saat kalian buat kesalahan? Nggak kan?" cecarnya sambil terkekeh.

"Terus kak Edgar mau ngapain?" tanya Bunga masih dengan raut polosnya membuat Edgar tanpa sadar mengangkat tangannya dan mengusap puncak kepala Bunga membuat Bunga mematung. Bukan karena tangan siapa yang mengusap kepalanya, tetapi karena ingatannya yang tiba-tiba terlempar ke masa 6 tahun yang lalu. Masa sebelum ia mengalami segala kepelikan dalam hidupnya. Masa di mana ia masih menjalin asmara dengan Nathan sebab Nathan pun gemar mengusap puncak kepalanya seperti itu.

"Hei, kok bengong?" tanya Edgar seraya menjentikkan jarinya di depan wajah Bunga.

"Eh, iya kak? Apa?" serunya sambil mengerjapkan mata.

"Ini, aku tadi lihat penjual mie ayam, entah kenapa aku tiba-tiba ingat kalian jadi aku beli buat kita makan bertiga, kamu mau kan?" tawar Edgar seraya menyerahkan kantong berisi mie ayam.

"Kenapa?"

"Kenapa apa?"

"Kenapa kakak baik sama kami? Kan kita baru 2 kali," cecar Bunga merasa heran dengan sikap Edgar. Bukan apa, ia hanya menjaga jarak. Ia tak ingin orang-orang kembali berspekulasi yang tidak-tidak tentangnya. Sudah cukup namanya jelek di masyarakat karena memiliki anak tanpa seorang suami. Ia tak ingin memperumit hidupnya dengan kedatangan orang-orang yang tidak jelas tujuannya seperti Edgar.

"Kenapa aku baik sama kalian? Kok nanyanya begitu? Memangnya aku nggak boleh baik sama kalian?" Edgar berdecak seraya menggeleng-gelengkan kepalanya merasa aneh dengan sikap Bunga. Bila perempuan lain ia dekati akan dengan senang hati menerima kebaikannya, maka Bunga sebaliknya. Membuat Edgar kian penasaran dengan sosok bidadari tak bersayap versi adiknya itu.

Bunga menarik nafas dalam-dalam, lalu membalas tatapan Edgar yang nampak bingung dengan sikapnya.

"Mungkin Niko belum cerita sama kakak, aku ini single mother, tapi aku bukan janda. Justru aku belum pernah menikah. Apa kak Edgar bisa mengerti maksudnya?" tanya Bunga dan Edgar menggeleng, ia memang belum paham ke mana arah pembicaraan Bunga. "Aku ini perempuan yang memiliki anak di luar nikah. Orang-orang mengecapku bukan perempuan baik-baik. Aku tak mau orang seperti kakak terlibat dalam hidupku yang pelik. Aku sudah biasa hidup dalam cemoohan orang lain dan aku harap kakak menjaga jarak. Itu demi kebaikan kakak dan nama baik kakak. Bukan tidak mungkin suatu hari nanti nama kakak ikut terseret dalam permasalahan ku. Sekarang kakak mengerti kan?" tegas Bunga tanpa merasa canggung sedikit pun menceritakan siapa dirinya.

Edgar tertegun sejenak, kemudian dalam hitungan detik, ia tersenyum.

"Tak perlu peduli kata orang. Dari caramu yang langsung memasang tembok yang tinggi saja kakak sudah bisa melihat kalau kau perempuan baik-baik. Udahlah, nggak usah terlalu banyak berpikir, mending kita makan dulu. Aku sudah lapar, ya nggak Put?" ujar Edgar membuat Bunga membuang nafas panjang.

Ia pun mengalah dan segera mengambil mangkuk untuk mereka makan.

"Putri masih sakit?" tanya Edgar.

"Hmmm ... tapi sudah agak baikan," sahut Bunga singkat tak mau banyak bicara dengan Edgar.

"Kak Edgar? Ngapain kakak di sini?" tanya Niko tiba-tiba saat melihat keberadaan Edgar di konter miliknya. Setahunya, Edgar tak pernah tahu menahu segala urusannya. Lalu mengapa tiba-tiba ia ada di sini.

Edgar berdecak kesal, "kenapa? Apa kakak nggak boleh main ke sini?" sinis Edgar sambil memutar bola matanya.

"Nggak sih! Cuma heran aja. Eh, ada mie ayam. Pasti ini buatku kan!" tukas Niko sambil cengar-cengir membuat Bunga terkekeh.

Plakkk ...

Baru saja Edgar hendak mengambil kantong berisi mie ayam itu, tiba-tiba Edgar menepuknya cukup keras, "jangan! Itu punya Putri. Kalau mau beli sendiri sana!" ketus Edgar membuat mata Niko memicing tajam. Lalu ia mengamati dengan lekat wajah kakaknya itu, kemudian ia tersenyum penuh arti. Ia kini paham apa tujuan kedatangan kakaknya itu kemari.

"Dasar pelit! Mbak, aku minta yang kamu aja boleh?" tanya Niko sengaja membuat Edgar kesal.

"Tapi kan ini bekas aku, emang kamu nggak papa?" tanya Bunga polos.

"Nggak papa kok. Mbak sedang tidak terkontaminasi dengan virus aneh-aneh juga kan? Jadi nggak masalah."

"Ya udah, nih kalau kamu mau. Aku juga nggak habis kalau mau habisin semuanya. Mienya lumayan banyak soalnya. Kalau Putri nggak tidur aja, udah aku bagi dua," tukas Bunga seraya menyodorkan mie ayamnya untuk Niko membuat Niko tersenyum lebar penuh kemenangan.

...***...

Siang ini Nathan kembali mendatangi rumah Bunga. Sama seperti tempo hari, ia memarkir mobilnya tak jauh dari rumah Bunga dengan harapan dapat bertemu adik Bunga, Kia. Ia benar-benar penasaran dengan apa yang telah terjadi pada Bunga 6 tahun yang lalu. Rasa penyesalannya benar-benar dalam. Bukan hanya baru-baru ini ia menyesali keputusannya saat itu. Tapi saat telah berada di Amerika pun, ia kerap memimpikan Bunga. Bahkan ada satu mimpi yang masih jadi teka-teki dalam hidupnya. Mimpi yang kerap datang berulang membuatnya kian penasaran. Nathan bahkan berulang kali mencoba menghubungi nomor ponsel Bunga, tapi sayang nomor itu tak pernah aktif hingga sekarang.

...***...

...Happy reading 🥰🥰🥰...

1
Nethy Sunny
dasar pa broto dosen kurang akhlak benci ke anak sendiri sampe segitunya itu takdir woy
Suryani
nyesek banget Thor😭😭😭😭😭😭😭
Anonymous
Menguras air mataku😭😭😭
Anonymous
Luar biasa
mbak mimin
pernah bc,😭😭😭😭ttp nangis
Nurhayati
Ya ALLah BeneR2 nie CeriTa Ampe MenYenTuh HaTi aqooh yg PaLing daLam😭😭😭
Nurhayati
PasTi TeMen2 na SMU na
Kenzi Kenzi
gmn klo misalkan obat e ki tali pusat baby sekandung... buruan nikah
Kenzi Kenzi
niko ma. kia
Kenzi Kenzi
kanker darah
Rahayu Dewihandayani
enak banget jadi laki2, udah gak nanggung beban selama bertahun2,, datang2 cuman bilang maaf doang,,
Kenzi Kenzi
papa nath
Ros Sita
masa masa suram yang harus di lalui hamil tanpa suami
Kenzi Kenzi
melahirkan kembar kah,
Kenzi Kenzi
tau2.....
Nofia
Luar biasa
Nanda Kitt
mewek kejer thor 😭😭😭
Djenab Purwaningsih
Luar biasa
Dyah Oktina
👏👏👏👏👏👏😍akhirnya happy end..
Dyah Oktina
ih.... gemesh deh sm author. .. 🤭🤗🤗
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!