My Ketos

“Keknya lo butuh tumpangan deh. Lo mau Pulang kan? pulang bareng gue aja. Gimana?” Pria tadi menawarkan tumpangan kepada Selena.

Selena masih bingung ingin menyetujui tapi takut kalau pria itu bukan orang baik, tapi kalau menolak rugi sekali Selena.

“Jadi. Mau numpang gak?” Pria yang seusia Jennie itu bertanya kembali, ingin memastikan.

Selena sudah kelelahan, mungkin Selena kali ini akan menumpang kepada orang asing. Selena mengangguk menjawab pertanyaan dari cowok itu.

“Silakan masuk, gue gak usah bukan pintu bukan?” Selena menjawab dengan menganggukan kepalanya.

Selena masuk kedalam mobil itu, Pria itu kembali menjalankan mobil setelah Selena masuk.

“Makasih udah diberi tumpangan.” Selena mengucapkan dengan tulus.

Pria itu menoleh menatap kearah Selena, “ucap makasihnya nanti aja setelah sampai dirumah.”

Selena kembali mengangguk. Selena menoleh kearah jendela mobil, Selena baru merasa bahwa dirinya kurang bisa nyaman dengan orang yang baru dikenalnya.

“By the way lo dari SMA level bukan?” tanya pria itu kepada Selena.

“Iya.” jawab Selena bersamaan dengan mengangguk.

“Memangnya kenapa yah?” Selena jadi penasaran kenapa pria itu menanyakan dimana Selena bersekolah.

“Artinya lo sama gue gak satu sekolahan.” jawab pria itu.

Selena jadi penasaran dimana pria tampan disampingnya ini bersekolah. “Kalo kakak sekolah dimana?”

“Gue dari SMA High kelas 11.” jawab pria itu.

Mendengar nama sekolah lain disebut, Selena langsung antusias. “Wah itu SMA favorit itu, aku senang banget bisa kenal dengan siswa dari sekolah lain.” ungkap Selena.

Pria itu tersenyum, perempuan disampingnya sangat manis. Pria itu langsung jatuh cinta pada pandangan pertama.

“Kalau lo tau SMA High, sekolah favorit kenapa gak masuk disana?” tanya pria itu kepada Selena.

Selena tampak terdiam, “gak apa apa sih, keterimanya di SMA level.” jawab Selena.

Hening melanda didalam mobil itu.

Pria itu menatap Selena. “Dari tadi gue ajak bicara, tapi gue gak tau nama lo. Nama lo siapa?” tanya pria itu.

“Selena Hua Chloe didepannya ditambahin Vania.” jawab Selena.

Pria itu tampak berpikir sebentar, “jadi nama lo, Vania Selena Hua Chloe?, buset panjang banget,”

“kenalin gue, gue Mille Mark Jae atau biasa dipanggil kak Ji. Salam kenal.” lanjut Jae.

Selena mengangguk. “Ouh salam kenal kak. Nanti aku turun digang itu yah kak.” Selena menunjuk gang.

Jae langsung memperhatikan jalanan. “Masuk kompleks?” tanya Jae kepada Selena.

Selena kembali mengangguk. “Iya nanti  depan gang itu masuk nanti ketemu kompleks.”

“Sip. Ternyata gang rumah lo biasa gue lewati.” ucap Jae.

Setelah sampai dikompleks itu, Jae memberhentikan laju mobil miliknya. Selena segera melepaskan sabuk pengaman. “Terimakasih kak Jae.” ucap Selena.

Jae mengangguk. “Lain kali semoga kita bisa bertemu yah.” Selena segera keluar dan mengangguk.

Selena segera melangkah masuk kedalam rumahnya, Jae masih memperhatikan Selena.

‘Cantik juga.’ batin Jae.

Jae pulang dengan senyum senyum sendiri, seperti orang gila.

Sedangkan didepan rumah tetangga Selena, ada seseorang yang sedang memperhatikan Selena yang baru keluar dari mobil Jae. “Mampus lo Selena.”

Selena mengentuk pintu rumahnya dahulu.

“Bun Selena pulang.”

“Halo ada orang dirumah?” Selena mengucapkan salam terlebih dahulu.

Bunda dan Bagas turun dari lantai dua, Bunda segera berlari menghampiri Selena.

“Kamu kemana aja?” tanya Bunda kepada Selena.

Selena langsung menunduk. “Tadi memang Selena ada sedikit masalah bun.” jawab Selena.

Bunda segera menghela nafas, untung anak perempuannya sudah pulang dengan selamat. Bunda tidak bisa membayangkan jika nanti ada masalah besar yang menanti Selena.

“Bunda dari tadi nungguin  lo.” ungkap Bagas.

Selena menatap Bundanya. Bunda Selena langsung memeluk Selena. “Bunda khawatir banget sama Lena.” ucap Bunda.

Selena menunduk. “Maafin Selena, bun.” Selena kembali memeluk tubuh wanita yang dicintainya itu.

Bagas mengusap usap rambutnya, Bagas sedang frustasi. “Ada apa bang? kok kayak pusing banget gitu?” Selena melepaskan pelukan bundanya dan menatap Bagas dengan tatapan khawatir.

“Lo bisa gak sih gak usah buat masalah!” Bagas kesal.

Selena menatap kakaknya dengan tatapan kebingungan. “Masalah?”

“Nih. Lihat aja sendiri.” Bagas memberikan teleponnya kepada Selena. Selena langsung menatap telepon milik Bgas, dan ternyata ada seseorang yang mengirimkan Bagas foto Selena bersama dengan Jae.

“Lah siapa yang fotoin ini?” Selena kaget.

Bagas tersenyum, senyuman yang mematikan. “Lo mau tau siapa yang fotoin?” Bunda hanya menjadi penonton perdebatan.

Selena mengangguk. “Iya gue mau tau siapa yang fotoin ini.” jawab Selena.

“Tunangan lo sendiri. Sih Viano. Dan lo tau dia udah memberitahu orang tuanya.” ungkap Bagas.

Mendengar itu Selena semakin kesal, mengingat semua perlakuan dari Viano. Sudah dimarahi dibentak ditambah suruh keluar dari mobil, lalu apa memfotoin Selena tanpa izin, kurang apa Selena?.

‘Sumpah dia itu hihhhh.” batin Selena.

Bunda Selena menatap Selena, “Selena bunda mau ngomong sama kamu.” ucap Bunda Selena.

Selena langsung membungkuk. “Bunda jangan marahin Selena yah.” Selena meminta pengampunan.

“Gimana Bunda gak marah?, sikap kamu terus seperti ini. Kamu selalu buat masalah, satu kali bunda coba memaklumi, tapi semakin dimaklumi kamu semakin gak bisa dikendalikan. Bunda malu.” Irama langsung terduduk dan menangis.

Selena yang mendengar pengakuan Bundanya ikut sedih, ternyata selama ini perasaan Selena yang salah, Bundanya tidak baik baik saja. Bundanya memendam semua perasaan malu. Selena kira Bundanya baik baik saja dengan semua sikap Selena. Selena menunduk dan menangis.

Selena berdiri, “Bunda, Bunda gak tau gimana sifat Viano sama aku kan bun? Bunda gak bisa cuman nyalahin Selena. Disini Viano juga bersalah Bun.” Selena berusaha membela dirinya sendiri.

“Jadi semua ini bukan salah kamu?” Bunda bertanya dengan tersedu sedu.

Bagas maju dan langsung memeluk tubuh Bundanya. Bagas menatap Selena, tatapan penuh ancaman. “Asal kamu tau proyek papa hampir gagal gara gara ini. Hati hati aja papa pasti bakal marahin kamu,”

“Ayok bun, bunda jangan terlalu dipikirkan.” Bagas langsung membawa tubuh Bundanya untuk beristirahat dikamar.

Selena menatap kepergian Bagas dan Bundanya dengan tatapan penuh kesedihan. “Saat ini aku sendirian.” Selena menunduk kembali menangis.

Selena bangkit dan melangkah kedalam kamarnya.

Dua jam berlalu, pembantu dirumah Selena diperintahkan oleh Bunda agar memanggil Selena untuk makan malam. Pembantu itu mengetuk pintu kamar Selena terlebih dahulu.

Tok tok tok.

“Non makanan udah siap.” ucap pembantu itu.

Selena yang sedang tertidur terbangun karena merasa tidak nyaman.

“Ada apa bi?” Selena bertanya.

“Bunda nyuruh non buat segera makan malam.” jawab bibi.

Selena hampir bangkit, tapi keingat dengan kejadian tadi, Selena menggurungkan niatnya. “Bilangin sama Bunda kalau Selena libur makan dulu.”

~~

Terimakasih sudah membaca cerita ini.

Jangan lupa bahagia.

IG: griliyy

Jangan lupa dengerin The happines girl milik Blackpink yah :)