Cinta tidak akan pernah memilih orang yang salah untuk ditinggalinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Azmi1410, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
#15
Sepi ini adalah teman terbaikku
dia tak pernah meninggalkanku
tak seperti kalian yang selalu datang dan pergi
sepi menjadi teman terbaikku
menjadi alasan yang tak dimiliki orang lain
kau tau
sepi adalah harapan terbesarku
aku tak ingin dia menjauh
aku tak ingin dia pergi karena hanya dia satu-satunya yang kumiliki
yang tak pernah pergi meski aku ingin
gila memang
tapi hanya satu hal ini yang mampu membuatku bertahan dan bertahan
aku jatuh dan terluka
tapi sepi tak meninggalkan luka seperti kalian
luka yang tak bisa diobati
luka yang selalu ada dihati meski aku mencoba melupakannya
sepi ini tak menyiksa
tak banyak cerita
tak banyak meminta
Malamnya Kelvin masuk ke kamar dengan wajah muram, dengan kasar diraihnya Aretha yang sedang duduk di balkon kamar mereka.
"Harus bagaimana aku mengingatkanmu, berani-beraninya kau berpelukan dengan laki-laki lain di rumah? Siapa yang memberimu keberanian ha?" Kelvin mendorong Aretha ke tempat tidur dengan keras.
"Apa kau menganggap ancamanku hanya sebagai omong kosong semata? Apakah menurutmu aku tak berani melukai tubuh ini, sehingga kau tak mempedulikan apa yang aku ucapkan!" tanyanya lagi dengan kemarahan yang menggebu-gebu.
Aretha mengusap pergelangan tangannya yang tadi ditarik dengan kuat oleh Kelvin, " Apa yang salah? Aku hanya berbicara dengannya, banyak pelayan di rumah ini, kami tidak melakukan apapun kami hanya berbincang saja tak lebih." bela Aretha.
Ia tak terima dituduh begitu saja, lagi pula hubungannya dengan Zack hanya sebatas kakak adik.
"Tetap saja dia laki-laki bukan! Setelah ini apa lagi? Kau akan pergi ke hotel dengan laki-laki lain, dan membuat malu keluargaku, iya?" bentaknya dengan penuh amarah.
Jujur saja Aretha merasa takut tapi ia tak ingin di anggap lemah dan terus menerus ditindas nantinya.
"Hah, aku bukan wanita murahan yang akan pergi dengan laki-laki mana saja, aku punya harga diri dan juga kebanggaan sendiri jangan menganggap diriku lemah sehingga kau bisa menginjakku seenaknya, aku bukan ibuku yang lemah dan tak bisa berbuat apa-apa." ujar Aretha kemudian.
Aretha menjauh dari Kelvin, ia makin berpikir beginilah sikap laki-laki, tak berperasaan seperti Kelvin dan ayahnya, menganggap wanita rendah dan tak memiliki harga diri, yang ada di mata mereka dan dipandang layak hanya wanita yang di cintainya sedangkan yang lain hanyalah sampah yang tak berarti apa-apa.
Kelvin tersenyum sinis, dengan kuat ditariknya kaki Aretha menyebabkan gadis cantik itu meringis.
"Kau berani menjawab ucapanku ternyata, kau tau aku memperlakukanmu lebih baik dari ibumu, tapi apa balasanmu padaku? Hari ini aku akan memaafkanmu tapi lain kali jangan harap kau bisa lolos." Kelvin meninggalkan Aretha menuju kamar mandi di kamar itu, Aretha mengusap jantungnya dan memeluk tubuhnya sendiri.
Malam ini Aretha kembali disiksa Kelvin habis-habisan, dia tak diizinkan untuk berhenti yang terdengar hanyalah rintihan dan permohonannya yang di anggap tak ada oleh Kelvin, setelah berulang kali jatuh pingsan dan benar-benar tak bertenaga lagi, barulah Kelvin melepasnya.
Kelvin membersihkan tubuh Aretha dengan pelan setelah bersih ia menyelimuti Aretha.
Dia tak bisa tidur, sebenarnya ia tak tega melakukan ini semua, tapi ia benar-benar tak suka Aretha didekati laki-laki lain. Perasaan ini benar-benar menyiksanya, dia benci ada aroma lain di tubuhnya, itulah sebabnya ia memanfaatkan perjanjian pernikahan itu untuk mengikat Aretha secepatnya.
"Kau milikku hanya milikku Aretha, jangan pernah berharap kau bisa lepas dariku sedikitpun, kau menjeratku dengan kelakuanmu, setelah itu kau menjauh tak lagi acuh padaku, kau hanya peduli pada kembaran dan ibumu, lalu Marvel laki-laki brengsek itu."
"Kau tau sedari dulu aku selalu mencari cara agar bisa bersamamu aku tak menyangka takdirmu memang terikat padaku, aku bersyukur kesalahpahaman itu terjadi sehingga orang-orang itu tak pernah menaruh curiga pada niatku, aku akan menjadikanmu bonekaku apapun akan kulakukan agar kau tak bisa lari, jika dengan kekerasan kau bisa berada di dekatku maka itu semua akan kulakukan." Kelvin membelai wajah Aretha dengan penuh kasih sayang.
Cinta ya Kelvin memang telah jatuh cinta sejak pertama kali bertemu Aretha sebenarnya ia juga tak ingin memukulnya dulu, hanya saja melihat bagaimana para anak laki-laki itu membela Aretha kemarahannya naik kepuncak kepalanya.
Hingga ia lepas kendali menampar dan mempermalukannya di depan semua siswa. Apalagi semenjak tamparan itu Aretha menjauh dan menjadi lebih dekat dengan Marvel seolah-olah dia tak pernah ada.
Dia benci Aretha terlalu bergantung pada Arekha bagaimana dia bersikap manja dan manis di depan kembarannya itu. Dia memang menyayangi Clarista tapi rasa cintanya pada Aretha mengalahkan semuanya, dia bersikap seperti itu karena tak ingin Aretha menganggap perjodohan itu semua sama saja, bersikap baik diawal lalu kemudian acuh tak acuh.
Dia marah Aretha tak mencarinya untuk menjelaskan semua yang terjadi, dia selalu menunggu Aretha datang ke tempat biasa mereka duduk bersama tapi semuanya tak pernah menjadi kenyataan.
Aretha bertingkah semakin menjauh dan terus menghindarinya, membuat semua kata maaf yang ingin disampaikannya hilang. Membuatnya semakin marah dan marah lagi.
"Aku telah kehilanganmu dua kali, dan tidak akan ada yang ketiga kali Aretha, menurutlah padaku patuhlah menjadi bonekaku, dengan begitu aku akan memanjakan dan menjagamu dengan baik." Kelvin membelai wajah Aretha dengan lembut.
"Aku bisa menjadi pedang yang menjaga sekaligus melindungimu tetapi aku juga bisa menjadi senjata yang membunuhmu." Kelvin masuk kedalam selimut, satu lengannya menjadi bantal Aretha sedangkan yang lain memeluknya dengan erat.
Aretha bermimpi buruk, di dalam tidurnya dia merasakan nafasnya terasa sesak, dia bermimpi seseorang sedang mengejarnya dengan memegang senjata di tangannya, dia berlari sekuat tenaga nafasnya terengah-engah tapi ia tak bisa berhenti, jika berhenti nyawanya yang akan melayang.
"Ya Tuhan, kenapa laki-laki itu mengejarku? Apa yang telah kulakukan sehingga dia mengejarku seperti itu? Aku tak pernah berbuat salah padanya, bahkan aku tak mengenalnya sama sekali!" Aretha bergumam di tengah pelariannya yang terasa sia-sia.
"Larilah terus, hah sejauh apapun kau berlari, sejauh apapun kau bersembunyi aku akan selalu menemukanmu, bahkan jika kau berlari ke ujung dunia pun kau akan tetap kutemukan. Kau hanya membuat lelah tubuhmu saja, aku juga akan tetap menangkapmu, mengurungmu."
"Apa yang kau katakan, aku benar-benar tak kenal dirimu? Kau siapa? Dan apa tujuanmu mengejarku? Apa keuntungan yang kau dapatkan?" tanya Aretha dengan kebingungan yang terlihat jelas id wajah cantiknya.
Aretha sangat kebingungan dengan pria yang mengejarnya itu. Namun belum sempat mendapat jawaban dia sudah berpindah ke tempat lain yang terasa sangat familiar padahal dia belum pernah datang kesana.
"Kumohon paman, jangan siksa kakekku dia sudah tua, dia tidak sanggup lagi menanggung itu semua." suara anak kecil terdengar lembut, suara permohonan itu hilang ditelan suara pekikan dan rintihan.
"Dimana letak kunci itu? Cepat beri tahu kami sekarang? Jika kau memberi tahu kamu dan lelaki tua ini akan kami lepaskan!" perintah pria itu.
🤦