NovelToon NovelToon
My Poor Husband

My Poor Husband

Status: tamat
Genre:Romantis / Sudah Terbit / Tamat
Popularitas:31.1M
Nilai: 4.9
Nama Author: ErKa

Tiba-tiba saja nenek menyuruhku menikah dengan pria kurang mapan. Aku adalah seorang wanita yang memiliki karier mapan!! Apa yang harus aku lakukan? Kenapa nenek memilih laki-laki dibawah standarku? Apa sebenarnya tujuan nenek?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ErKa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ch 14 - Malam yang Panjang

Rizal langung memeluk tubuh istrinya dengan erat, tidak

membiarkan bahkan udara sekalipun berada diantara mereka. Tia semakin

mendekatkan tubuhnya ke tubuh Rizal. Karena sudah tidak bisa menahan diri,

Rizal langsung mencium bibir Tia. Karena tidak mendapatkan perlawanan, Rizal

melakukan hal yang lebih jauh lagi. Pelan-pelan dia melumat bibir istrinya

dengan lembut. Tanpa sadar Tia mulai membuka mulutnya. Membuat Rizal lebih

leluasa untuk menjelajahi setiap rongga mulutnya. Rizal berlama-lama menikmati

kelembutan mulut istrinya. Tangannya mulai meraba-raba punggung Tia. Menelusuri

setiap punggung Tia dengan tangan rakusnya.

Tia mengerang dalam posisi mata masih terpejam. Rizal terkejut dan segera menghentikan kegiatannya. Rizal

membuka matanya dan menatap Tia lekat-lekat. Dia bersiap-siap untuk menerima

sebuah pukulan, tamparan atau apapun itu yang layak dia dapat karena sudah

melanggar perjanjian mereka.  Dan sepertinya

Tia masih saja tertidur. Dia tidak sadar bahwa Rizal mencium.

Yang dia bahwa itu semua hanya ada dalam mimpinya saja. Rizal merasa sedikit

bersalah.

Rizal menjauhkan tangan Tia yang masih memeluknya. Dia

berjalan menjauh dari tempat tidur. Dia takut akan melakukan sesuatu yang ‘di

inginkan’ nya. Di saat seperti yang dia butuhkan hanyalah sebatang rokok. Namun

dia sudah lama berhenti merokok. Karena bingung harus melakukan apa, akhirnya

Rizal memutuskan untuk mandi.

Guyuran air dingin sedikit menyadarkannya. Sengaja dia berlama-lama dibawah air untuk

menjernihkan kepalanya yang kotor. Rizal berpikir bahwa dia sudah tidak bisa menahan diri lagi. Apa yang harus dilakukannya?? Tidur ditempat terpisah? Tapi itu sama saja dengan

membunuhnya secara perlahan-lahan. Sudah lama dia mendambakan wanitu itu. Sudah

lama pula dia berusaha membujuk nenek agar mau menerima lamarannya? Bila mereka

harus terpisah penderitaannya akan semakin besar.

Rizal menghela nafas berat. Dia tidak punya solusi untuk

masalah ini selain dia harus tetap menjalankan kehidupan pernikahannya seperti

biasanya. Selesai mandi, Rizal memutuskan untuk tidur di sofa ruang tamu. Dia

pengecut. Dia tidak yakin dirinya akan mampu menahan hawa nafsunya lagi bila

harus tidur di dekat wanita itu. DASAR RUBAH KECIL PENGGODA!! Pikir Rizal

masam. Meskipun tidur di sofa tidak senyaman tidur di kasur, namun Rizal

berusaha memejamkan matanya dan mencoba untuk tidur lelap.

Pagi hari Rizal terbangun oleh goncangan lembut ditubuhnya.

“Nak…Nak Rizal… Bangun Nak… kenapa tidur disini? Kenapa

tidak tidur dikamar?” Rizal mengucek-ucek matanya dan melihat nenek didepannya.

“Eh iya Nek... Saya ngorok Nek, takut mengganggu tidur Dek

Tia. Kasian adek kalau tidurnya terganggu. Hari Senin dia masih harus bekerja.”

“Ya gak gitunya juga Nak. Kamu Senin juga kerja, bukan dia

saja yang kerja. Benar-benar keterlaluan anak itu. Maaf ya Nak Rizal, nenek

tidak mendidiknya dengan baik.” Nenek berkata dengan raut wajah penuh

penyesalan. Rizal merasa bersalah.

“Benar Nek gak apa-apa. Saya yang memutuskan untuk tidur

disini. Bukan dek Tia yang nyuruh.”  Rizal

berusaha meyakinkan Nenek.

“Ya sudah kalau gitu, Nak Rizal sholat dulu ya nanti kita

sarapan bersama. Nenek mau membangunkan istri nakalmu itu dulu.”

Mereka sarapan bersama dalam diam. Sesekali Rizal mencuri

pandang pada Tia. Pandangannya tertuju pada bibir Tia. Dia ingat rasa bibir

itu. Bibir yang dilumatnya semalam. Bibir yang sangat lembut, manis dan nikmat…

Klotaaaakk

Rizal menjatuhkan sendoknya. Dengan gugup Rizal

mengambil  sendoknya kembali.

“Waduh kok sampai jatuh Nak. Jangan dipakai sendok yang

kotor itu. Ndu, ambilkn sendok baru buat suamimu.” Perintah nenek. Dengan tidak

ikhlas Tia berjalan ke dapur dan mengambil sendok baru.

“Nih... Ati-ati dong makannya.” Tia menyodorkan sendok.

Rizal menerimanya dengan gugup. Dia tidak berani memandang wajah Tia. Dia

merasa bersalah karena melakukan hal itu tanpa sepengetahuan dan persetujuan

istrinya. Dia merasa menjadi pencuri!! Iya, dia memang seorang pencuri. Yang

mencuri ciuman istrinya secara diam-diam!!

***

1
mama ELA
aku AB apa bisa aku sumbangin darah ku
mama ELA
jadi keinget dulu waktu awal² hamil
mama ELA
kakak aku tinggal di perumahan ini
Siti solikah
bagus
Siti solikah
wah Rizal beneran jadi mantunya pak sutedjo
Siti solikah
kasihan juga sheyla tapi ya ga harus nabrak kan
Siti solikah
semoga lekas sembuh ya tia
Siti solikah
wah pak Sutedjo sudah selingkuh dari istri pertamanya
Siti solikah
pak Sutedjo sangat menyayangi rizal
Siti solikah
sheyla ga punya harga diri
Siti solikah
senangnya
Siti solikah
manisnya
Siti solikah
ayo Tia dia kak izalmu
Siti solikah
dasar sheyla Mak lampir ngamuk
Siti solikah
manisnya rizal
Siti solikah
novelnya sangat sangat sangat bagus dan menarik,baca berkali kali ga pernah bosan
Siti solikah
baca lagi thor
Siti solikah
akhirnya berhasil juga
Siti solikah
akhirnya tamat,aku sering baca novel ini
Siti solikah
ternyata benar tia anaknya pak sutedjo
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!