Demi keselamatan jiwanya dari ancaman, Kirana sang balerina terpaksa dijaga oleh bodyguard. Awal-awal merasa risih, tetapi lama-lama ada yang membuatnya berseri.
Bagaimana kalau dia jatuh cinta pada bodyguardnya sendiri?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kujo monku, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 14 : Kepulangan Ganta
Jam baru menunjukkan pukul 4 pagi. Ayam pun belum terdengar kokokannya. Akan tetapi, mata Kirana sudah terbuka lebar sejak 5 menit yang lalu.
Enggan rasanya dia bergerak dari posisinya sekarang. Dia masih berbaring miring dengan tangan sebagai bantalan kepalanya. Senyumnya terus mengembang dan matanya tidak lepas dari sosok tampan yang duduk dengan mata terpejam di sofa kamar gadis itu. Apalagi, pria itu sedang tidak menutupi wajahnya dengan masker seperti biasa.
Kirana terpesona.
'Cakep banget sih, pacar aku.' Puji Kirana dalam hatinya.
Tiba-tiba,
"Sudah puas belum liatnya?"
Kirana membelalakkan matanya karena merasa ketahuan oleh yang bersangkutan. Kirana yang malu menaikkan selimutnya. Dia tutup wajahnya karena malu sudah ketahuan sang pacar.
Sejak kapan Davis bangun?
Davis membuka matanya lebar. Senyum yang jarang dia perlihatkan, terlihat mengembang saat melihat gumpalan selimut di atas ranjang di depannya. Dia memang tidur, tetapi tidak benar-benar tidur. Maksudnya? Ya gitu lah. Makanya, dia sadar ada yang sedang memperhatikannya, yaitu sang pacar cantiknya.
Davis beranjak dari duduknya. Dia hampiri Kirana yang semakin terbenam dalam selimut. Gadis itu sudah sangat malu dan salah tingkah.
Tanpa aba-aba, Davis memeluk tubuh kekasihnya dengan selimut sebagai penghalang. Dia bisa merasakan getaran tubuh Kirana yang terkejut.
"Tidur kamu nyenyak sekali, Sayang." Lirih Davis. Setelah mengucapkan itu, Davis bisa merasakan Kirana lebih tenang. Lagi-lagi Davis mengukir senyum di wajahnya.
Kirana bergerak perlahan. Kepalanya mulai keluar dari dalam selimut. Matanya terus berkedip menatap wajah Davis yang sedang mengukungnya dalam posisi duduk.
"Cantik. Mata kamu cantik. Tidak, tidak. Semua yang ada pada diri kamu, cantik semua." Ucap Davis yang selalu terpesona dengan kecantikan Kirana.
"Ih, gombal banget." Kirana yang salah tingkah mendorong dada keras Davis dengan sepenuh tenaga hingga membuat Davis terhuyung ke belakang.
Bukannya marah atau kesal, Davis malah tertawa. Dia segera bangkit, lalu memeluk Kirana dengan erat. Dia kecup kening, kepala, lalu pipi sang pacar. Tidak lupa, satu kecupan singkat di bibir sang kekasih yang masih saja lembab, meski baru bangun tidur.
"Love you, My balerina."
"I love you, too, bodyguard kekasih Kirana."
...****************...
Matahari belum juga muncul menampakkan sinarnya. Ayam saja baru mulai berkokok.
Suara deru mobil terdengar memasuki pekarangan rumah yang ditempati keluarganya Kirana. Tidak lama, keluar dari jok penumpang depan, seorang pria muda berpenampilan santai dan sedikit tengil.
Setelah pria itu keluar, mobil tadi segera keluar dari area rumah tersebut. Pria itu disambut hangat oleh para pekerja di rumah itu.
"Mas Ganta kok gak ngabarin mau pulang? Kan bisa Bapak jemput. Mana subuh-subuh gini sampenya." Ucap Pak Dibyo, salah satu sang tukang kebun yang sudah lama bekerja di rumah tersebut.
Ternyata Arganta Lingga Gautama, salah satu anak kembar Alister dan Elena yang pulang ke rumah. Dia adik dari Kirana yang memang tinggal dan kuliah di Jakarta.
Kepulangan Ganta memang tidak ada yang mengabarkan. Ganta sengaja merahasiakan karena selain dadakan, dia juga ingin memberikan kejutan untuk orang rumah.
Setahu Ganta, kedua orang tuanya masih di Eropa. Begitu pula dengan Juna atau Arjuna, kembarannya yang juga masih di luar negeri untuk kuliah. Hanya Kirana yang kemungkinan di rumah. Kirana tidak memberikan info apapun di grup keluarga kecil mereka kalau ada job atau rencana bepergian.
"Nebeng temen. Mumpung banyak tanggal merah, Pak. Jadi mending pulang Jogja aja. Ada Kak Kiran, Pak?" Jawab Ganta dengan sopan.
Dibalik tingkahnya yang tengil, dia masih punya rasa hormat pada orang tua meski mereka adalah para pekerja di rumahnya. Maminya yang keturunan bangsawan selalu mendidiknya untuk tahu sopan dan santun kepada orang tua sejak anak-anaknya kecil.
Ya, mobil yang mengantarkan tadi adalah temannya. Mumpung ada teman sekampusnya yang juga pulang ke Jogja menggunakan mobil pribadi. Dia dan temannya bisa gantian nyetir selama perjalanan Jakarta ke Jogja. Ganta memang malas menggunakan mobilnya sendiri karena nebeng lebih enak bukan?
"Ada, Mas. Palingan masih tidur. Baru juga jam 5, Mas."
Ganta mengangguk. Lalu, pandangannya terfokus pada pria berbaju hitam yang juga sedang menatapnya tajam.
"Kak Kiran masih dijaga, Pak? Kok cuma satu? Yang dua mana?" Tanya Ganta. Dia mengenal siapa yang sedang berdiri di depan pintu masuk itu. Saat kakaknya di Jakarta, dia sudah berkenalan dengan para bodyguard kakaknya.
"Iya, Mas. Masih ada teror sampai kemarin. Mas Davis lagi jaga di dalam dan Mbak Saki istirahat. Gantian, Mas."
Ganta pun mengerti dan segera berpamitan untuk beristirahat di dalam. Tidak lupa, Ganta berbincang sebentar dengan Berto. Setelah basa-basi busuk sedikit, Ganta segera masuk ke dalam rumah.
Saat melewati kamar sang kakak. Ganta melihat pintu terbuka sedikit. Ada cahaya keluar dari celah pintu dan terdengar suara cekikikan dari dalam kamar.
"Ngapain doi ketawa? Sama siapa? Lho bukannya ada bodyguard satu lagi yang jaga di dalam. Kemana dia?" Gumam Ganta yang terlihat curiga. Lalu, matanya membulat sempurna saat mendengar suara tawa laki-laki dari dalam kamar Kirana.
"Jangan-jangan?"
...****************...
Sejak bangun tadi, Kirana tidak kembali tidur. Dia menemani Davis yang sedang membaca laporan perusahaan yang dikirim Jojo di laptop yang sedang dipangkunya.
"Tadi kamu gak tidur dong semalaman?" Tanya Kirana yang dengan nyaman menyandarkan kepalanya di bahu lebar kekasihnya. Keduanya sedang duduk di atas ranjang Kirana. Tadi tidak terjadi apa-apa kok. Hanya saling peluk saja.
"Tidur, Sayang." Jujur Davis. Dia memang tidur, tetapi tetap waspada. Merasa ada pergerakan sedikit, membuatnya segera bangun.
Kirana pun terlihat lega. Lalu, matanya melirik yang ada di layar laptop Davis.
"Itu apa? Kamu nggapain ngamati grafik-grafik itu?" Tanya Kirana penasaran.
Davis menghela nafasnya sejenak. Lalu, satu tangannya mengusap kepala Kirana.
"Boleh aku jelaskan sesuatu? Hmmm, aku harap kamu mengerti."
Kirana menegakkan kepalanya. Dia tatap Davis dan mengangguk antusias.
"Sejujurnya, aku bukan anggota bodyguard sama seperti Berto dan Saki."
Kirana terkerjut, tetapi dia memilih diam.
"Perusahaan keamanan itu milikku yang diurus oleh orang kepercayaanku. Kamu percaya aku seorang CEO? Aku memimpin perusahaan Khiel's FoodTech Company."
Kirana menggelengkan kepalanya. Dia tentu saja tidak percaya. Untuk apa seorang CEO perusahaan besar malah menjadi bodyguardnya?
"Kamu pasti bertanya-tanya kenapa aku jadi bodyguard kamu?" Tebak Davis dan Kirana mengiyakan.
"Karena kamu. Mendengar wanita yang aku cintai sedang diancam jiwanya, tentu aku tidak mau diam saja. Tuan Alister yang mempercayakan keamanan kamu pada perusahaan keamananku, membuatku memutuskan ikut dalam penjagaanmu, Sayang. Aku harus melindungi kamu, Cintaku."
Kirana meleleh rasanya, Dia terharu dan bahagia dicintai sedemikiannya oleh Davis.
Kirana memeluk erat Davis. Davis pun langsung menciumi wajah sang kekasih. Kirana jadi geli sendiri. Dia pun membalasnya dengan menggelitik perut Davis dan berhasil membuat Davis tertawa. Keduanya cekikikan bersama.
Tiba-tiba—
Brak!
...****************...
