NovelToon NovelToon
PENJINAK SANG AROGAN

PENJINAK SANG AROGAN

Status: sedang berlangsung
Genre:Identitas Tersembunyi / Pernikahan rahasia / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Diam-Diam Cinta / Romansa / Nikah Kontrak
Popularitas:4.8k
Nilai: 5
Nama Author: YuKa Fortuna

Kisah romantis seorang aktor yang arogan bersama sang asisten tomboynya.
Seringkali habiskan waktu bersama membuat keduanya saling menyembuhkan luka masa lalu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon YuKa Fortuna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 14. Nyeri Haid

14

Allen duduk di sofa panjang, fokus menatap layar ponselnya. Jemarinya lincah membalas pesan satu per satu dari para fans Aldrich di channel resmi. Komentar yang masuk bertubi-tubi, tentang film terbaru, gaya rambut Aldrich, bahkan aroma parfumnya yang sempat disebut-sebut di wawancara semalam.

“Wah, fans-nya luar biasa aktif,” gumam Allen sambil tersenyum kecil, sesekali mengetik dengan gaya formal seperti yang diajarkan Liang.

“Halo semuanya! Terima kasih sudah mendukung Mr. Aldrich. Beliau sedang bersiap untuk aktivitas hari ini, jadi tunggu update-nya, ya!”

Tiba-tiba suara langkah berat mendekat dari arah dapur. Liang muncul sambil membawa secangkir kopi dan mengenakan kemeja kasual yang lengannya digulung.

“Masih di depan layar, Allen? Nanti matamu bisa juling kalau terus menatap ponsel.”

Allen menoleh cepat, “Ah, maaf, Ko. Ini pesan fans, aku cuma bantu balas beberapa supaya engagement tetap aktif.”

Liang tertawa kecil, “Kamu serius banget ya kalau soal kerjaan. Tapi udah dulu, ayo sarapan. Mas Aldrich udah nunggu di meja makan.”

Allen langsung bangkit panik, meletakkan ponselnya. “Baik, Ko. Aku segera ke sana!”

Mereka berjalan menuju ruang makan yang luas dan elegan. Di ujung meja, Aldrich sudah duduk dengan santai, mengenakan kaus putih polos dan celana linen. Cahaya matahari pagi jatuh di wajahnya, menegaskan rahang tegas dan sorot matanya yang tajam tapi tenang.

Ia sedang mengaduk kopi ketika Allen datang.

“Akhirnya kamu muncul juga, kirain gak mau sarapan.”

“Maaf, Mas. Aku baru aja balas pesan para penggemar di channel official.”

“Kerja bagus. Mereka pasti senang mendapat respon langsung.”

Aldrich memberi isyarat agar Allen duduk. Liang juga ikut mengambil tempat di samping. Di meja tersaji roti panggang, omelet keju, salad buah, dan kopi hitam.

Beberapa menit pertama berlangsung biasa. Namun kemudian, Aldrich menatap Allen dengan ekspresi penasaran.

“Allen, aku boleh tanya sesuatu yang agak pribadi?”

Allen yang sedang memotong roti langsung berhenti. Pisau di tangannya nyaris jatuh.

“Tentu aja boleh, Mas. Kalo aku bisa jawab.”

“Kamu… belum pernah menikah, kan?”

Pertanyaan itu menghantam seperti batu. Liang yang sedang menyesap kopi saja langsung menoleh, menahan senyum geli melihat reaksi Allen yang mendadak kaku.

“Be… belum, Mas.”

Aldrich menatap tajam, “Punya pacar?”

Allen terbatuk kecil, “Gak punya, Mas. Aku… belum kepikiran buat pacaran saat ini.”

Aldrich mengangguk perlahan, ekspresinya sulit dibaca.

“Menarik. Jadi kamu benar-benar hidup sendirian, tanpa siapa pun yang menunggu?”

Allen menelan ludah. "Ya Tuhan, jangan tanya lebih dalam lagi… kalau sampai aku keceplosan…"

Ia tersenyum kikuk.

“Aku tipe orang yang lebih fokus kerja dulu, Mas. Hubungan pribadi bisa nyusul nanti-nanti aja.” dalih Allen.

Liang terkekeh, menyandarkan tubuh ke kursi.

“Zaman sekarang jarang ada yang kayak kamu, Allen. Biasanya asisten muda malah sibuk cari pasangan di lokasi syuting. Tebar pesona sana-sini kayak Patrick kemaren.”

“Hmm… tapi aku ngerti. Kadang, kesepian itu lebih aman daripada cinta yang salah.” Aldrich menyela.

Nada suaranya rendah, dan tatapannya sesaat menerawang keluar jendela, ke arah pantai. Ada kesedihan samar di mata Aldrich yang membuat Allen spontan menunduk.

“Mas bicara kayak orang yang pernah terluka aja.” tak sadar Allen berkomentar.

Aldrich tersenyum tipis, “Mungkin. Tapi luka itu yang membuatku tahu siapa yang tulus, siapa yang datang hanya karena nama ‘Aldrich Hugo’.”

Keheningan turun. Liang cepat-cepat mencoba mencairkan suasana.

“Oke, sebelum suasananya makin berat, aku pesan, hari ini snorkeling dimulai jam sembilan, dan aku gak mau lihat kalian telat!”

Aldrich mengangkat alis.

“Kamu pikir aku akan telat?”

“Bukan kamu, Boss. Si Allen ini yang aku curigai. Dia pasti sibuk ngetik balasan fans sampai lupa waktu.”

Allen tertawa gugup, “Enggak kok, aku janji tepat waktu.”

Aldrich tersenyum samar lagi, kali ini lebih lembut.

“Baiklah. Tapi, Allen…”

Allen langsung tegang lagi.

“Kalo suatu hari nanti kamu jatuh cinta, pastikan kamu tidak menyembunyikan apa pun dari orang itu. Rahasia kadang lebih berbahaya dari sebuah pengkhianatan.”

Kata-kata itu menancap dalam, membuat jantung Allen berdetak lebih cepat. Ia menatap roti di piringnya, tapi pikirannya entah ke mana.

Seolah Aldrich baru saja berbicara langsung pada dirinya, bukan sekadar nasihat umum.

Sementara itu, Liang hanya melirik keduanya dengan pandangan geli.

"Aduh, ini chemistry makin kelihatan aja… nanti aku yang repot kalau gosipnya tambah panas."

Aldrich menyesap kopinya pelan, dan pagi itu berlalu dengan keheningan yang lebih berat dari ombak laut di luar jendela.

***

Suasana pagi di villa tepi pantai itu begitu cerah. Cahaya matahari menembus tirai tipis, menyoroti lantai marmer putih dan bayangan pepohonan kelapa yang bergoyang lembut di luar. Liang sudah sibuk di teras, mengenakan celana pendek selutut dan kemeja linen terbuka. Sementara itu, Allen sedang menyiapkan diri di kamar, sedikit panik karena ada sesuatu yang tidak beres dengan tubuhnya pagi itu.

Perutnya terasa melilit, nyeri seperti diremas. Allen menatap kalender kecil di ponselnya dan menghela napas panjang.

“Ya ampun… kenapa harus sekarang, sih…” gumamnya dengan wajah masam.

Ia membuka tasnya cepat-cepat, mencari pouch kecil berwarna ungu. Syukurlah, di dalamnya sudah tersedia menstrual cup dan tisu basah, kebiasaan yang sudah ia jaga sejak dulu. Tapi karena harus menyiapkan semuanya, ia jadi harus lebih lama membuat Liang dan Aldrich menunggu.

Sementara itu, Liang yang sedang duduk di ruang makan, menunggu cukup lama. Ia melirik jam tangan dan mengetuk-ngetuk meja ringan.

“Dia ngapain sih lama banget?” katanya separuh kesal.

Aldrich yang sedang membaca koran hanya menanggapi santai.

“Perempuan itu memang punya banyak ritual sebelum keluar, Ko.”

“Perempuan?” Liang sempat menghentikan kalimatnya, lalu tertawa ngakak mendengar gurauan Aldrich. “ Tapi iya juga sih, Mas. Allen dalam hal tertentu kadang lebih mirip cewek."

Aldrich menatap Liang dengan ekspresi datar namun penuh tanya.

“Kamu memperhatikannya sedetail itu, hm?”

Liang mendengus gugup, lalu mengambil gelas jusnya cepat-cepat. “Ah, bukan begitu maksudku.”

Sementara di atas, Allen masih berjuang. Ia mencuci tangan, mengelap semuanya dengan hati-hati, lalu mencubit pipinya di cermin. Wajahnya sedikit pucat, kelihatan sekali kalau dia sedang tidak enak badan.

Saat keluar dari kamar mandi, ia hampir berpapasan dengan Liang yang datang menyusul.

“Allen! Kamu di dalam?”

Suara itu membuat Allen sedikit terlonjak.

“I-iya, baru aja selesai, Ko! Maaf lama, aku... uhm... kran di wastafel agak susah ditutup.”

Liang mengangkat alis. “Aku pikir kamu jatuh atau pingsan. Dari tadi gak keluar-keluar.”

Allen menunduk, menyembunyikan wajahnya yang memerah. “Gak kok, aku baik.”

Liang mengangguk, tapi matanya sempat menyipit, melihat Allen tampak sedikit lemas.

“Kamu yakin baik-baik aja?”

“Baik, Ko.” jawab Allen cepat, meski tangannya masih memegangi pinggang tanpa sadar.

Begitu mereka turun ke ruang makan, Aldrich sudah duduk santai sambil menyeruput teh.

“Lama banget,” ucapnya tanpa menoleh.

“Maaf, Mas.” jawab Allen pelan sambil duduk.

Aldrich menatap sekilas, memperhatikan perubahan raut wajah asistennya itu.

“Wajah kamu pucat, Allen. Kamu gak cukup tidur?”

“Sedikit,” katanya berusaha tersenyum. “Tadi malam agak susah lelapnya.”

Liang menimpali, “Mungkin karena semalam kran kamar mandinya macet. Dia sempat ke kamarku buat minta tolong.”

" Terus udah panggil teknisi?" tanya Aldrich cepat.

" Gak perlu, Mas. Tadi pagi pas aku bangun malah udah gak mampet lagi." Sahut Allen.

" Syukurlah."

Suasana seketika hening beberapa detik.

Setelah sarapan, ketiganya bersiap menuju pantai pribadi villa. Disana sudah stand by para staf yang siap membantu. Liang sudah antusias dengan papan selancarnya, sedangkan Aldrich sibuk menyiapkan alat snorkeling. Allen mencoba mengikuti, tapi langkahnya pelan dan sedikit membungkuk karena nyeri di perutnya semakin terasa.

“Allen, kamu gak ganti baju?” tanya Aldrich saat melihatnya masih memakai kaus longgar dan celana santai panjang.

“Eh… aku nanti aja nyusul, Mas. Kayaknya perutku agak gak enak gitu.”

Liang melirik aneh. “Gak enak gimana?”

“Mungkin cuma sedikit masuk angin, Ko..”

“Kenapa? Masuk angin?”

Allen menunduk, mencoba menghindari tatapan mereka berdua.

“Ya, mungkin. Aku istirahat sebentar aja, nanti nyusul.”

Aldrich memandanginya sejenak, kemudian mengangguk lembut.

“Baik. Jangan memaksakan diri. Jangan lupa minum obat.”

Nada suaranya berubah lebih lembut dari biasanya, membuat Allen sedikit tertegun.

Setelah dua pria itu pergi ke pantai, Allen bersantai di sofa yang tersedia, menatap langit biru di alam terbuka.

Ia menekan perutnya pelan sambil bergumam lirih, “Kenapa harus hari ini sih... aku cuma mau menikmati liburan tanpa drama.”

Namun di kejauhan, suara tawa Aldrich dan Liang terdengar begitu jelas, riang dan bebas.

Allen menarik napas panjang.

“Ya sudah, Allen… nikmati aja dari jauh. Setidaknya mereka bahagia,” katanya pelan, lalu menutup mata, berharap rasa sakit di tubuhnya mereda.

Namun Aldrich dan Liang, apa mereka tidak bertambah curiga melihat kondisi Allen tersebut?

.

YuKa/ 141025

1
🌻sunshine🌻
ya salam tabrakan melulu deh Allen sama aldrick 😄 nanti bisa bisa jadi sosoran tak sengaja lagi 😄
aku traveling sama petrick deh ih ..masak cuma di gosok doang dah nyembur 🤣
Nana2 Aja: mungkin kurang perkasa, makanya baru nempel langsung nyembur😄😄😄
total 2 replies
Ria Adek
Terkadang yang namanya saudara itu nggak melulu saudara kandung.. Kita bisa menemukan sosok kakak atau adik justru pada orang lain.. Karena ketulusan seseorang itu tak memandang apa dan siapa.. Dan ketika kau menemukan ketulusan & perhatian dari seseorang, itu adalah sebagai bentuk rasa kasihnya terhadap mu..
Entah itu yang disebut cinta atau hanya simpati karena mereka menganggap mu seperti saudaranya sendiri..
Gitu loh Mas Aldrich.. 🤣🤣
Nana2 Aja: setuju, kadang kita malah lebih nyaman sm orang lain daripada saudara sendiri
total 4 replies
D.Nafis Union
sepertinya, 🤔 udah ketahuan tp masih kura² dalam perahu. 😅
D.Nafis Union: biar allen gk canggung mungkin😅
total 6 replies
Ria Adek
Yeay.. Hadir kedua.. 💃🏻💃🏻💃🏻
Ria Adek: Aamiin.. 🤣
total 5 replies
Nana2 Aja
gemes banget aku kak Yuka
makin penasaran aku jadinya
apakah Aldrich sdh tahu kebenarannya?
tapi dia pura-pura saja
berlagak tidak mengetahuinya
geregetan banget aku dibuatnya
semoga segera tiba waktunya
Aldrich membongkar penyamaran Allea
pasti kutunggu momennya
love love kak Yuka ❤❤❤
Terima kasih up nya🥰🥰🥰
Nana2 Aja: sepertinya begitu mbkZil🤭🤭🤭
total 6 replies
Anti Noor
Gairah tertunda , ada pelampiasan di depan mata langsung disodorin , 😂
Nana2 Aja: gratis gratis kata Ayumi
total 2 replies
Anti Noor
Lebih baik Aldric juga mengetahuinya , tinggal bagaimana dia bersikap , karena menurutku Aldric juga sdh curiga debgan gerak gerik Allen
Ria Adek: Nahh.. Bener, sembunyiin terlalu lama ntar jika ketahuan dari orang lain kan bisa ngamuk² pula Aldrich nya.. Ngerasa dibohongi.. Dikira jantan ternyata wanita.. 😁
total 1 replies
Biancilla
aldric ada yg ganjel gak waktu pelukan sama Allen wkkwkwkkwkwkk
Biancilla
ya ampun Allen untung kamu gak punya penyakit jantung 🤣🤣🤣🤣🤣
Biancilla
ya ampun Allen jangan ceroboh dah kalau kayak gini terus penyamaranmu bakalan cepet terbongkar
Biancilla
aldric semakin mencurigai Allen dan Allen semakin berdebar2 deketan aldric wah bisa CPT terbongkar nih
Ria Adek
Astaghfirullah..🤣🤣🤣🤣
Ria Adek: Iya Mbak.. Nggak habis fikri.. 🤣🤣
total 3 replies
D.Nafis Union
disana si mr. yg berpetualang, disini malah allen sendiri yg mimpi, sama huruf A kali yah, jgn² masih sodara jauh nih, Allen sm mr.AW, 😁vanaaaas 🔥🔥🔥🔥
Ria Adek: 🤣🤣🤣🤣🤣🤣
total 12 replies
Nana2 Aja
waduh Patrick dapat rejeki nomplok. dibolehin jamah n isep 🍼🍼🍼Ayumi. salahmu sendiri Mi Ayumi, nikah sama yg sdh bangkotan, gak bisa muasin kamu akhirnya Patrick yang muasin kamu.
tenang Len, awalnya hanya mimpi, tapi pelan tapi pasti akan jadi kenyataan
Nana2 Aja: sama mbk Leha. kesannya kek dijual murah banget. astaghfirullah🤭🤭🤭
total 9 replies
Biancilla
jantung Allen sudah seperti genderang kalau Deket aldric itu tandanya apa....apa Allen sudah jatuh cinta y xixixixi
Biancilla
Allen mulai terpesona dengan aldric nih😍😍😍
AzkiaRuby
Ahirnya..
Untung aja Koko baik hati, setidaknya beban Allen sedikit ringan. Kalopun Aldrich tau semoga reaksinya kaya Koko.

Mulai seru nih.. lanjut Mak 💪😍
YuKa Fortuna: Kalo langsung nerima 22nya ga seru dong teh🤭
total 1 replies
AzkiaRuby
Jantungnya pindah ke lambung 😄
Ratih Tyas
Weh Allen seperti dah mulai ada debar debar cinta 🎶🎧🎤
Ratih Tyas
Matanya Allen dah mulai nakal🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!