NovelToon NovelToon
Tertawan Diantara 2 Takdir

Tertawan Diantara 2 Takdir

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Poligami
Popularitas:5.4k
Nilai: 5
Nama Author: Septi.sari

Lama menghilang bak tertelan bumi, rupanya Jesica, janda dari Bastian itu, kini dipersunting oleh pengusaha matang bernama Rasyid Faturahman.

Sama-sama bertemu dalam keadaan terpuruk di Madinah, Jesica mau menerima tunangan dari Rasyid. Hingga, tak ingin menunggu lama. Hanya berselisih 1 minggu, Rasyid mengitbah Jesica dipelataran Masjidil Haram.

Namun, siapa sangka jika Jesica hanya dijadikan Rasyid sebagai yang kedua.

Rasyid berhasil merobohkan dinding kepercayaan Jesica, dengan pemalsuan jatidiri yang sesungguhnya.

"Aku terpaksa menikahi Jesica, supaya dia dapat memberikan kita putra, Andini!" tekan Rasyid Faturahman.

"Aku tidak rela kamu madu, Mas!" Andini Maysaroh.

*

*

Lagi-lagi, Jesica kembali ketanah Surabaya. Tanah yang tak pernah ingin ia injak semenjak kejadian masa lalunya. Namun, takdir kembali membawanya kesana.

Pergi dalam keadaan berbadan dua, takdir malah mempertemukanya dengan seorang putra Kiyai. Pria yang pernah mengaguminya waktu lalu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Septi.sari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 14

Sementara Andini, ia bagaikan terkena todongan pistol yang siap melesat pada kepalanya. Dan ternyata, Rasyid sudah mendapati semua kepalsuan yang ia simpan begitu rapat.

"Dan mulai detik ini, dengan kesadaranku, AKU TALAK 3 KAMU ANDINI AMINARTI!" Setelah melayangkan talaknya, Rasyid langsung keluar begitu saja.

Tuan Gio hanya tersenyum sinis, lalu juga segera mengikuti langkah putranya keluar. Namun dibalik itu semua, ada perasaan puas tersendiri ... Yang akhirnya putranya itu sudah terlepas dari jerat sang menantu murahan.

Rasyid berjalan dengan sisa emosi yang masih terdiam. Bermaksud ingin pulang, dan bersandar dalam pelukan istri keduanya, namun hal itu harus Rasyid tahan terlebih dulu. Ia tidak ingin, Jesica mencurigai tentang dirinya.

"Rasyid, jangan mengebut bawa mobilnya!" teriak Tuan Gio, begitu putranya sudah melajukan mobilnya dengan cepat.

Sementara Andini, ia kini segera mengenakan kembali pakaiannya. Ingin marah, namun Andini tidak ada waktu untuk menyalurkanya. Yang terpenting saat ini, ia harus mengejar Rasyid, agar perceraian itu tidak terjadi.

Dan benar saja, Rasyid bergegas masuk kedalam rumah begitu ia sampai dikediaman orang tuanya. Menampakan wajah dinginnya, Rasyid langsung menemui Ibunya, karena ada hal penting yang harus terselesaikan.

"Rasyid, ada apa?" Bu Hilma yang baru saja keluar dari kamarnya, ia tampak mengernyit.

"Ada yang ingin Rasyid bicarakan!" Tanpa ada senyuman disana, Rasyid langsung melenggang menuju teras belakang.

Perasaan Bu Hilma mulai agak cemas. Ia tahu siapa putranya itu. Dan, kali ini ... Rasyid benar-benar sudah menyerah akan semua tuntutan gila yang ia berikan.

Saat ini antara anak dan Ibu itu, mereka sudah sama-sama berdiri dengan tatapan lurus kearah kolam ikan.

"Aku akan menceraikan Andini, dan segera meresmikan pernikahanku dengan Jesica!" ucap Rasyid menatap kearah kolam tadi. Wajah tegasnya kali ini datar, tanpa ekspresi apapun.

Bu Hilma spontan menoleh. Kedua matanya jelas sekali tidak terima akan ucapan putranya barusan. "Apa ... Kamu mau menceraikan Andini? Ibu tidak salah dengar?"

Rasyid mengangguk. "Aku baru saja mepergoki Andini bersama pria didalam kamar hotel, disaat aku akan meting Ayah! Dan lebih parahnya, selama ini Andini mengkonsumsi pil kontrasepsi agar dapat menunda kehamilannya itu. Dan Ibu tahu ... Sudah hampir 7 tahun itu dia meminumnya!"

Bu Hilma memalingkan wajahnya. Nafasnya tersengal kuat, merasa ingin sekali membunuh wanita bedebah itu. 'Dasar wanita sialan! Aku yang berjuang melawan penyakit, hingga memaksakan kandunganku terangkat, tapi dengan mudahnya dia menunda kehamilannya beberapa tahun!'

Bu Hilma menggeram, menahan emosinya.

'Tapi sebentar! Aku akan mempersulit rumah tanggamu dengan Andini, Rasyid! Kamu harus menanggung rasa sakitku, akibat ulah ibu kandungmu itu!' batin Bu Hilma penuh kobaran api dendam.

Bisa saja Bu Hilma langsung menyetujui perceraian putranya. Namun, dari lubuk hatinya yang paling dalam, ia tidak rela melihat putranya berumah tangga tenang dengan Jesica.

Rasyid bagaikan alat balas dendamnya kepada Bu Fatiya, karena wanita itu sudah membunuh mimpi-mimpi indahnya dengan Tuan Gio

"Tapi kamu tetap nggak bisa menceraikan Andini begitu saja, Rasyid! Dimata dunia, istrimu hanya Andini seorang! Dan begitu Jesica hamil, dan melahirkan putramu ... Dialah yang seharusnya kamu tinggalkan! Benar Ibu tidak begitu menyukai istrimu. Namun hanya Andini, satu-satunya istrimu yang SAH secara hukum dan agama!" tekan Bu Hilma sambil menatap tajam kearah Rasyid.

Deg!!

Deg!!!

Dibalik tempok itu, seorang wanita cantik yang memakai jilbab marun, kini membekap kuat mulutnya. Dadanya terkoyak hebat, bagai terhantam benda berat.

Dialah Jesica.

Karena di rumah merasa tidak sabar menunggu hari esok. Jadi dengan terpaksa, malam-malam ia nekat mencari suaminya di rumah utama, dan pikirnya sekalian memberitahu kebahagiaan itu kepada sang mertua.

Namun disaat ia akan menuju teras samping, tanpa sengaja ia mendengar suara orang tengah berbincang. Dan benar saja, jika Rasyid selama ini sudah membohonginya.

Manik mata Jesica memanas, bahkan berkedut kuat. Hingga, satu persatu tetas air mata itu luruh lantah. 'Ya Allah, tega sekali kamu membohongiku Mas!'

Dengan cepat, Jesica mengurungkan niatnya untuk memberitahu tentang kehamilannya. Ia tidak akan pernah membiarkan, para wanita durjana itu mengambil darah dagingnya.

Namun begitu ia sampai di teras depan, wanita yang tak asing lagi baginya, kini berhenti menghadang jalannya, sambil melebarkan kedua mata.

"Kamu yang bernama Jesica? Perkenalkan, aku Andini Aminarti ... Istri SAH dari Mas Rasyid!" tekan Andini tersenyum remeh.

"Aku tidak peduli siapa kamu, karena aku tidak memiliki urusan dengan kamu!" dengan deraian air matanya, Jesica berniat langsung melanjutkan jalannya.

Namun, Andini kembali menghadang jalannya. "Kamu menangis? Keluar dari rumah? Apa kamu sudah tahu semuanya? Jika sudah, itu lebih baik lagi! Pada dasarnya, kamu diperistri Mas Rasyid itu bukan karena cinta ... Melainkan, agar kamu dapat memberikan keturunan untuk keluarga Faturahman! Dan jika kamu berhasil hamil, dan melahirkan ... Maka akulah yang akan merawat putramu! Setelah itu, kamu akan ditinggalkan begitu saja!" Cibir Andini tersenyum sinis.

Jesica jelas tidak terima. Ia melayangkan sorot mata tajam, sambil menunjuk wajah sinis Andini. "Demi Allah ... Jika pun aku hamil, aku tidak akan menyerahkan darah dagingku kepada kalian! Terutama kamu, Andini! Jangan pernah berbahagia diatas penderitaan orang, selagi kamu juga belum dapat memberikan keturunan untuk Mas Rasyid! Dan aku tidak akan rela, kamu mengganggu ketenangan hidupku, terutama kepada putraku kelak!" Puas meluapkan isi hatinya, Jesica melanjutkan kembali jalannya kedepan.

Andini hanya menatap sinis, ketika mobil yang dinaiki Jesica sudah melaju cepat kembali.

Selanjutnya, Andini bergerak masuk kedalam untuk mancari keberadaan suaminya.

"Nggak, Bu! Rasyid tetap akan menceraikan Andini! Rasyid sudah mulai mencintai Jesica, Bu! Jesica dapat menjaga kehormatannya, dan mampu menganggap Rasyid sebagai suami! Rasyid merasa nyaman dan tenang setiap kali berada didekatnya!" tekan Rasyid hingga kedua matanya memanas.

Mendengar itu, membuat Andini berkobar-kobar, dengan dada yang ikut naik turun. Ia segera berjalan kesana untuk mendekat.

"Mas, aku mohon maafkan aku!" Andini sudah berdiri disebrang tempat Bu Hilma. Ia kini tertunduk menampakan wajah sedihnya.

Bu Hilma menoleh begitu Rasyid. "Untuk apa kamu kesini? Aku sudah menalak kamu, Andini!" tekan Rasyid menajamkan tatapanya.

Setelah mengatakan itu, Rasyid melewatinya begitu saja. Namun, sebelum itu Andini lebih dulu menyela. "Jika kamu menceraikan aku, maka aku akan membongkar semuanya pada Jesica!" sentak Andini.

Rasyid mengepalkan kedua tanganya. Lalu menoleh dengan tatapan bengis, "Jangan pernah mengancamku, Andini!"

Bu Hilma berjalan mendekat. Wajahnya datar, sambil melipatkan tangan didada. "Wanita busuk sepertimu, pasti akan membusuk dengan sendirinya! Jika Jesica sampai pergi meninggalkan Rasyid, jangan pernah berharap kamu hidup dengan tenang!" kecam Bu Hilma.

Lalu dia melanjutkan langkahnya kembali. Rasyid juga melakukan hal yang sama. Ia meninggalkan Andini begitu saja.

Andini mendengus kesal. Ia menjatuhkan lengannya, dengan hembusan nafas berat. "Aku harus mencari keberadaan Mars! Berani-beraninya dia menipuku seperti ini."

*

*

1
evi carolin
hadeh keliatannya berat sebelah ni rasyid trlalu mengutamakan keluarga kasian kamu jesica walau gemana pun kamu pst banyak mengalah dan dikalahkan
Septi.sari: iya kak kasian 🤧🤧🤧
total 1 replies
Khoirun Nisa
lanjut ka
Septi.sari: syukron bintangnya kak🙏❤❤❤❤
total 1 replies
Nisa_Flour01
aku mampir nihh, jangan lupa di back ya Thor
Nisa_Flour01
aku bingung gimana jelasinnya. intinya semangat Thor. update lagi yaww

jangan lupa mampir dan react balik yaaa. thank you
Septi.sari: syukron kak nisa.🙏🙏🙏❤❤❤
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!