Nostalgia Generasi Kedua Bersama Trio Rusuh
Mike Cahill, Abimanyu Giandra dan Edward Blair adalah sahabat berdasarkan pertemuan yang agak Membagongkan. Mike dan Edward adalah saudara ipar sementara Abimanyu sahabat Stephen Blair, adik Edward.
Cerita ini cerita komedi unfaedah dan nantinya akan berlanjut ke Vivienne Neville dan Jammie Arata ( edisi revisi ).
Novel ini akan up tergantung wangsit ya jadi bisa tidak setiap hari up. Kan ceritanya nostalgia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hana Reeves, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Vivienne Neville
"Gimana kabar Vivet?" tanya Abimanyu sambil makan siang bersama dengan Stephen Blair dan Ryu Reeves.
"Semakin brutal ke anaknya. Tahu sendiri kan dia paling rusuh!" kekeh Ryu Reeves.
"Aku heran dengan Jammie. Tabaaahhh banget sama Vivet!" ucap Abimanyu.
"Kan sama dengan Dara tho Bi. Dia juga tabah dengan suami macam kamu. Sering darting tidak jelas," gelak Stephen.
"Jangan bawa-bawa Adara lah. Dia kan memang limited edition." Abimanyu menoleh ke Ryu. "Kamu sendiri? Apa sudah dapat ijin bersama Giselle?"
"Masih berjuang, mas Abi. Mommy yang agak gimana karena status Giselle."
"Aku doakan kamu akan mendapatkan restu dari Oom Eddie dan Tante Adriana."
"Aamiin. Terima kasih mas Abi." Ryu melirik ke arah ponselnya. "Ya ampun."
"Apaan?" tanya Stephen Blair.
"Lihat ini." Ryu memperlihatkan foto Javier Arata yang berusia setahun belepotan coklat. "Emaknya ini gimana sih?"
"Ya resiko buat black forest dengan bayi di sebelahnya," gelak Stephen.
***
Flashback Sepuluh Tahun Lalu, Edinburgh Skotlandia
"Putri saya melakukan apa?!" seru Adinda Pratomo Neville kepada sang kepala sekolah sedangkan di sebelahnya sang putri hanya duduk dengan wajah melengos malas.
"Putri anda melakukan penganiayaan kepada teman sekelasnya, Mrs Neville. Dan sekarang temannya berada di rumah sakit karena mengalami patah kaki."
Adinda hanya bisa mengelus dadanya. Astaga! Lagi!
"Kami akan membantu biaya perawatan anak yang dilukai oleh Vivienne," ucap Adinda. Bagi keluarga Neville, uang bukanlah masalah bagi mereka.
Adinda Pratomo, bungsu dari empat bersaudara Pratomo adalah seorang pengusaha properti di bawah bendera PRC group milik keluarganya sedangkan suaminya, Alexander Neville adalah mantan pemain klub Manchester United dan sekarang terjun ke dunia bisnis bersama istrinya.
Keluarga Neville memiliki empat orang anak, Brett dan Darren adalah kembar identik berusia 19 tahun yang sekarang mengikuti jejak ayahnya, lalu Christopher atau Chris berusia 17 tahun adalah atlet tenis yang baru saja menjuarai Wimbledon.
Adinda sempat hamil namun akibat kecelakaan ketika bermain ski, dia mengalami keguguran dan dokter pun meminta agar dirinya tidak hamil lagi. Seminggu usai dari rumah sakit, Adinda dan Alex menemukan seorang bayi perempuan yang ditaruh di depan pagar mansion mereka.
Adinda yang baru saja kehilangan putrinya, langsung jatuh cinta dengan bayi bule perempuan bermata biru itu. Ketika mereka membawanya ke rumah sakit untuk memeriksakan kondisinya dan betapa terkejutnya keduanya ketika mengetahui bahwa bayi itu mengalami kecanduan kokain akibat dari orangtuanya.
Kedua suami istri itu berusaha menyelamatkan bayi cantik itu dan melakukan detoksifikasi agar semua zat-zat adiktif itu keluar dari tubuh bayi yang baru berusia dua bulan itu. Sementara Adinda mencoba menyelamatkan bayi yang dia beri nama Vivienne Lee Neville, Alex mencari tahu siapa kedua orang tua bayi itu.
Akhirnya Alex menemukan nenek bayi itu yang meminta agar Alex dan Adinda mengadopsi cucunya karena kedua orangtuanya sudah meninggal karena over dosis sedangkan dirinya sakit kanker getah bening stadium akhir dan tidak mau cucunya ditaruh di panti asuhan. Jadi dia memberanikan diri meletakkan cucunya di depan mansion Neville. Alex dan Adinda pun menghubungi pengacara mereka untuk melakukan perjanjian tertulis. Tidak lama setelahnya, sang nenek pun meninggal.
Adinda sendiri merasa bahwa Vivienne adalah pengganti putrinya yang tiada jadi dia mendidik nya sama seperti generasi Pratomo lainnya. Wajib bisa bela diri dan menembak dan Vivienne adalah anak yang cerdas sampai dia mampu melepaskan dan memasang Glock tanpa salah di usia 8 tahun. Diantara sepupu perempuannya, Nabila, Shanum, Alexa dan Yuna, Vivienne adalah perempuan paling jago menembak. Selain itu, dia memilih mengambil bela diri krav maga dibanding lainnya.
Dan kini Adinda menyesal putrinya menjadi terlalu bar-bar hingga membuat teman sekolahnya patah kaki.
***
"Vivienne Lee Neville! Ini kali ketiganya kamu berbuat ulah! Tiga sekolah, princess! Tiga Sekolah Elit di Inggris Raya mengeluarkan dirimu!" bentak sang ayah, Alexander Neville.
Vivienne hanya duduk manis tanpa terganggu kena bentakan papanya.
"Astaghfirullah Al Adzim! Sayang, kamu itu ikut bela diri bukan buat matahin kaki orang!" Alex mengusap wajahnya kasar.
"Sudah! Kamu papa hukum! Sekolah home schooling lalu habis ini papa buang kamu dari Inggris!" putus Alexander gemas.
"Buang kemana pa? Tokyo ya?" ucap Vivienne dengan mata berbinar-binar.
Alex dan Adinda hanya melongo melihat putrinya tidak terganggu Omelan papanya.
"Kamu minta Tokyo? Papa kasih! Asalkan Double A yang mengawasi kamu!" ucap Alexander.
Double A adalah Alex dan Alexa Reeves anak kembar Adriana Pratomo dan Eddie Reeves. Mereka berdua adalah artis dan model yang kemudian menjadi penerus PRC group cabang Tokyo. Alexa sudah menikah dengan Jeffry Kim, seorang arsitek.
"Kamu boleh ke Tokyo asal kamu menyelesaikan SMA disini dan bisa masuk kampus terkenal di Tokyo! Itu syarat dari papa. Sanggup nggak?" Alex menatap Putrinya yang bermata biru.
"Sanggup pa!" ucap Vivienne tegas dan yakin.
***
Vivienne sekarang berada di ruang kerja Mike Cahill, calon kakak iparnya karena Mike adalah kekasih Nabila Pratomo kakak sepupu Vivienne. Mike pun memanggil Vivienne dengan panggilan Vivet atau Vivienne cerewet dan terkadang wewet karena saking ceriwisnya.
"Jadi kamu ditantang Oom Alex untuk bisa masuk ke sebuah kampus bergengsi di Tokyo sebagai persyaratan boleh tinggal di sana?" tanya Mike.
"Yoi! Bang, kasih clue dong!"
"Clue apa?" tanya Mike sambil membaca laporan pasiennya.
"Bagaimana cara membuka brangkas papa."
Mike mengangkat kepalanya. "Hah? Memang ada apa di brangkas Oom Alex?"
"Black card ku."
Mike menepok jidatnya.
***
Pagi ini Vivienne lagi-lagi kabur dari home schooling nya dan memilih ke rumah sakit Royal Infirmary of Edinburgh. Sudah dua Minggu ini dia memang menemani sang mama yang memiliki proyek di Edinburgh.
Gadis berusia 14 tahun itu dengan santainya masuk ke lobby rumah sakit dan semua orang mengenalnya sebagai adik dari Dokter Mike Cahill kepala divisi bedah karena sama-sama memiliki mata biru.
"Bang Mikeee!" serunya namun dia tidak menemukan kakak iparnya melainkan melihat seorang pria culun memakai kacamata old style dan cardigan.
"Bah! Si Vivet!" umpat pria itu.
"Astaga naga! Apes dah aku ketemu makhluk nggak punya akhlak kayak lu!"
"Eh bocil! Enak aja bilang aku gadha akhlak!"
"Iyalah! Kakak main masuk ruangan bang Mike seenaknya!" omel Vivienne.
"Lha elu apa nggak Vet!" umpat pria itu yang bernama Brandon Cooper.
"Aku sih sudah biasa keluar masuk ruangan bang Mike, kan kita mirip kakak adik!"
"Eh bocil! Elu tuh bisa krav maga bukan berarti boleh matahin kaki orang, cumiiii !" omel Brandon.
"Eh Bambang! Dengerin ya, aku matahin kaki orang bukan tanpa alasan! Dia pantas mendapatkan kaki patah karena berani mau melecehkan aku! Sayang asetnya lupa aku kremes!"
Brandon menatap Vivienne horor. "Astoge Vivet!"
"Baru kena hajar gitu saja nangis! Payah! Cowok banci!" umpat Vivienne. "Belum gue hajar bijinya tuh!"
Brandon melongo. "Ya ampun tante Adindaaaaaa! Anakmu ini lhoooo!"
"Kenapa manggil mama? Mama tahu lah anaknya ini cantik paripurna, rajin morotin kakak-kakaknya, tidak sombong dan sangat pengertian," cengir Vivienne.
"Astaghfirullah Al adzim! Kamu bolos home schooling lagi?" suara Mike terdengar di pintu ruangannya.
"Kalau iya kenapa? Kok bang Mike yang bingung? Wong aku B saja tuh!" sahut Vivienne santai.
"Bro, kamu yakin nggak ada cowok yang mau sama cewek nggak jelas begini?" tanya Brandon ke Mike.
"Apa? Cewek nggak jelas? Enak saja! Nih dadaku tumbuh dengan sempurna, apalagi aset belakang tuh! Njepong aka jentit kan bokongku!" Vivienne menunjukkan aset tubuhnya. "Bilang! Nggak jelas dari mana?"
"Nggak jelas dari perilaku mu Wet! Cewek kok brutal!" komentar Brandon.
"So?" Vivienne menaikkan sebelah alisnya.
"Gue bakalan Bancakan kalau ada pria yang sanggup membuat kamu bertekuk lutut!" sahut Mike.
"Mau buat apa lu?" tanya Brandon.
"Gue bakalan manggil campursari main di rumah Oom Adrian!" ucap Mike cuek.
"Deal bro!" seru Brandon sambil terbahak.
"Lha, malah campursari?" Vivienne menatap kedua kakaknya sebal.
***
Yuhuuu Up Pagi Yaaaaaaaa
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote n gift
Tararengkyu ❤️ 😊 ❤️