Yuka Pratiwi,seorang staf hotel yang cantik sengaja mendekati Artha, sang menejer hotel agar bisa masuk ke dalam keluarga Regatama dan melakukan balas dendam melalui Artha yang polos. Yuka dapat menjalankan target utama nya yaitu Broto, sang ayah mertua. Tujuan hidup Yuka adalah untuk menghancurkan Broto yang sudah menghilangkan nyawa sang Ayah menyengsarakan Ibu dan merebut perusahaan keluarga nya. Keserakahan Broto menghancurkan kehidupan Yuka kala masih kecil.
Apakah Artha turut menjadi target dalam balas dendam Yuka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Thuy Mhuy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 14
"Kenapa bukan papa yang menjemput Mama dan Mas Seno?" Yuka penasaran.
"Saya tidak pernah melakukan itu, jika saya melakukan nya mereka justru curiga."
Yuka mengangguk paham.
"Pakai lah mobil ini. Saya bisa ke kantor naik taksi."
Yuka menampilkan wajah dengan sedikit keraguan.
"Kalau Artha tanya kenapa kamu bawa mobil saya, bilang saja saya yang menyuruh mu sebagai ungkapan minta maaf karena tidak bisa menjemput mereka".
Yuka masih mematung mencerna maksud perkataan Broto. Sementara Broto membukakan pintu mobil. "Masuk lah". Kata nya mempersilahkan.
Yuka akhir nya menurut, dia duduk di kursi kemudi. Saat Broto hendak melangkah pergi Yuka memanggil nya.
" Papa..."
Sontak Broto mengurungkan niat langkah nya, lalu menoleh ke arah Yuka yang menurunkan kaca jendela. "Hhmm?"
"Yuka akan selalu merindukan Papa".
Broto tersenyum tipis kemudian mengangguk samar, " Cepat lah pergi, sebelum ada orang yang melihat kebersamaan kita".
***
Se sampai nya di bandara, rupa nya Pak Slamet sudah berada di sana. Pak Slamet memandang Yuka intens karena rasa penasaran nya akibat insiden rumah berantakan tadi pagi. Namun, Pak Slamet tidak melihat keanehan dalam diri Yuka.
Yuka yang di lihat nya adalah Yuka yang selalu bersikap anggun dan tenang seperti biasa nya. Melihat itu Pak Slamet semakin menepis pikiran buruk nya tentang Yuka. Wajah Yuka terlihat seperti orang baik baik, tidak mungkin Yuka melakukan hal di luar batas, apalagi dengan mertua nya sendiri.
Yuka menyambut kepulangan Artha dengan girang, lalu menghambur dalam dada bidang sang suami. "Mas, Yuka kangen banget." Desis nya memeluk erat Artha.
Artha membalas pelukan yang sama erat nya sambil sesekali mengecup kening Yuka. "Aku juga sangat merindukan mu, sayang". Artha melepas pelukan nya, lalu memegang bahu Yuka, melihat Yuka dari ujung kepala sampai ujung kaki. " Kamu baru pulang dari kantor?"
Yuka mengangguk. "Yuka sengaja langsung menjemput Mas Artha."
"Maaf ya, gara gara Mas kamu jadi gak bisa langsung istirahat. Kamu pasti kecapean ya?"
Melihat Yuka dan Artha yang sangat mesra. Seno membuang muka. Dada nya terasa bergemuruh melihat wanita yang di inginkan nya justru bermesraan dengan pria lain, dan pria itu adalah adik nya sendiri.
Neni pun juga merasa kecewa saat tidak melihat adaa tanda tanda Broto menjemput nya. Padahal dia mengira Broto akan senang hati menyambut kepulangan nya, karena akhir akhir ini sikap nya sangat manis pada nya.
"Mari Nyonya,Den Seno." Pak Slamet mempersilakan kedua majikan nya masuk mobil.
"Kenapa bukan suami saya sendiri yang menjemput, Pak?" Neni mengeluh.
"Ma_maaf Nyonya, saya tidak tahu. Setahu saya Tuan memang sangat sibuk bekerja."
Neni mendengus kasar, lalu masuk ke mobil. Sementara Seno sudah ada di dalam mobil sedari tadi, karena ia merasa malas menyaksikan kemesraan Yuka dan Artha. Pak Slamet lalu mengangguk hormat kepada Yuka dan Artha kemudian pamit pulang .
Begitu mobil Pak Slamet berjalan, Yuka langsung bergelayut manja di lengan suami nya, "Asal kamu tau ya Mas, tiga hari itu seperti tiga tahun. Setiap hari Yuka selali mikirin Mas lagi ngapain ya, udah makan apa belum, kecapean apa gak ya. Bahkan gak sedetik pun otak Yuka berhenti memikirkan Mas Artha".
Artha menarik kedua ujung bibir nya, lalu mengusap kepala Yuka selayak nya anak kucing. " Sekarang kamu udah pinter nge gombal ya, sayang."
"Ihh, ini beneran, Mas!" Sikap manja Yuka membuat Artha semakin gemas.
"Sebenar nya, Mas capek banget dan pengen langsung istirahat di rumah sekarang, tapi setelah bertemu kamu, rasa capek Mas tiba tiba hilang dan seperti nya Mas gak mau pulang sekarang."
Kening Yuka berlipat. "Maksud, Mas Artha?"
Artha berbisik. "Besok adalah hari weekend. Bukan kah sebaik nya kita bermalam di luar untuk mencari suasana baru?"
Yuka menjawab dengan enteng nya, "Dan kita harus mencoba gaya baru."
"Astaga, istri ku. Kenapa kamu se agresif ini?" Artha geleng geleng kepala, tidak habis pikir, tetapi dia sangat menyukai sikap Yuka yang suka berterus terang.
"Mas....." Yuka menyembunyikan muka di lengan Artha karena malu.
Artha tertawa renyah menyaksikan sikap menggemaskan istri nya itu. Kedua nya lalu berjalan menuju mobil. "Tunggu!" Arta tiba tiba menghentikan langkah nya saat menyadari mobil yang ada di hadapan nya bukan milik nya, melainkan milik Broto. "Kenapa kamu bawa mobil papa?"
Yuka sedikit gugup, tetapi sedetik kemudian dia menampilkan senyum tenang nya. "Tadi pagi papa menawari Yuka untuk berangkat kerja bareng. Karena papa sibuk jadi tidak bisa menjemput kalian, sebagai rasa bersalah nya papa meminta Yuka untuk menjemput kalian".
Artha mengangguk angguk paham, tidak memperlihatkan rasa curiga sedikit pun. " Baik lah, sekarang silahkan masuk, Tuan Putri." Artha membukakan pintu untuk Yuka.
Yuka tersenyum senang mendapat perlakuan manis dari sang suami. "Terima kasih, Pangeran ku." Ucap nya membalas candaan nya.
Artha pun mulai melajukan mobil nya meninggal kan area bandara.
"Kita akan menghabiskan waktu dimana, sayang?" Tanya Artha dengan semangat.
"Bagaimana kalau di villa langganan kita?"
"Oke, gas."
Villa RajaWali adalah villa minimalis estetik yang di pilih Yuka dan Artha untuk menghabiskan waktu bersama. Villa ini di desain khusus untuk dua orang atau pasangan, dengan di lengkapi kolam renang yang tidak terlalu luas dan taman kecil yang indah.
Yuka dan Artha memasuki Villa, menghempaskan diri masing masing ke sofa sebentar untuk sekedar menghela nafas.
Yuk mengambil ponsel dari tas, "Mas, mau makan apa?" Dia membuka aplikasi pesan makanan online.
"Terserah kamu saja." Jawab Artha enteng.
Yuka menatap Artha cemberut. "Kok terserah sih, Mas. Udah kaya cewek aja". Sewot nya.
" Hahahah, iya deh iya. Maksud nya samain aja kaya punya kamu. Mas selalu menyukai apapun yang kamu suka."
Yuka mencebik. "Dasar raja gombal." Umpat nya di akhiri dengan tertawa bersama.
Artha merebahkan diri, menjadikan paha Yuka sebagai bantal. Yuka tersenyum sembari mengusap usap kepala Artha lembut. "Mas pasti capek ya?"
Artha menatap Yuka sambil tersenyum. "Mas kan udah bilang, kalau rasa capek Mas udah ilang sejak melihat wajah kamu, sayang".
" Tuh kan gombal lagi. Mending Mas cepetan tidur deh, nanti kalau makanan nya udah nyampe Yuka bangunin Mas."
Artha menyipitkan mata nya. "Mas gak mau nganggurin istri cantik nya Mas Artha." Tangan Artha terulur untuk mencubit hidung Yuka yang meninggalkan bekas merah sedikit.
Beberapa menit kemudian, makanan dan minuman yang di pesan pun sampai. Artha bangkit dari pangkuan Yuka. Kedua nya kemudian menikmati makan malam di selingi dengan gombalan gombalan yang membuat suasana menjadi menyenangkan.
Artha terkekeh saat melihat ada krim cake di ujung bibir Yuka. Sepertinya sang istri tidak sadar jika dia seperti anak kecil yang makan cake masih belepotan.
"Kenapa Mas?" Tanya Yuka, yang mengernyit melihat Artha tiba tiba menertawakan nya.
Artha menunjuk ujung bibir Yuka. Yuka akhir nya tahu jika suami nya tertawa melihat cara makan nya yang berantakan.
Yuka menyambar sehelai tissue, bermaksud membersihkan ujung bibir nya, tetapi Artha justru menahan tangan Yuka.
Alih alih membantu membersihkan ujung bibir Yuka dengan tangan, Artha justru mencondongkan kepala nya ke depan, membersihkan krim cake itu dengan mulut nya.
Tubuh Yuka mematung mendapatkan perlakuan spontan Artha, Yuka memejamkan mata nya, merasakan denyut jantung yang berdetak lebih kencang daripada biasa nya.