Setelah kepergian Dean, sahabatnya, Nando dihadapkan pada permintaan terakhir yang tidak pernah ia bayangkan, menikahi Alea, istri Dean. Dengan berat hati, Nando menerima permintaan itu, berharap bisa menjalani perannya sebagai suami dengan baik.
Namun, bayangan masa lalu terus menghantuinya. Arin, wanita yang pernah mengisi hatinya, masih terlalu nyata dalam ingatannya. Semakin ia mencoba melupakan, semakin kuat perasaan itu mencengkeramnya.
Di antara pernikahan yang terjalin karena janji dan hati yang masih terjebak di masa lalu, Nando harus menghadapi dilema terbesar dalam hidupnya. Akankah ia benar-benar mampu mencintai Alea, atau justru tetap terjebak dalam bayang-bayang Arin?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon xxkntng, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
30. Dapur kantor
Di dapur kantor, Alea berdiri di depan meja, mengaduk minuman yang hampir tak tersentuh. Pikirannya sedari tadi berkecamuk, memikirkan ucapan Jojo tadi di kantor. Tanpa sadar, air matanya tiba tiba jatuh di pipinya. Ingatannya kembali tertarik pada sosok Dean, suaminya.
Langkah kaki tiba tiba terdengar dari belakang, mengusik lamunannya.
"Ada hubungan apa sama Gio?" suara berat Nando tiba-tiba terdengar, membuat Alea tersentak.
Alea refleks menghapus air matanya dan menoleh cepat. Di ambang pintu dapur, Nando, suaminya, berdiri tegak di sana, pandangannya tajam. Setelah menoleh ke kiri dan kanan memastikan situasi aman, laki-laki itu masuk perlahan.
Langkahnya mendekat, membuat Alea refleks mundur hingga tubuhnya menabrak pantry dapur. Dalam sekejap, Nando mengunci tubuh Alea dengan kedua tangan di sisi tubuhnya.
"Ini di kantor. Jaga sikap kamu, kak." ucap Alea, menahan napas di dadanya.
"Siapa bilang ini di hutan?" balas Nando datar, namun penuh tekanan.
"Kalau karyawan di kantor ini sampai tahu kamu kayak gini, mereka pasti curiga. Kamu nggak mau kan hubungan kita jadi bahan gosip buat mereka? Mending kamu jaga jarak sama aku," ujar Alea sambil mendorong dada suaminya, berusaha menciptakan ruang.
"Nanti, pulang, Papa ngadain acara anniversary pernikahan. Kita diundang datang sebagai pasangan," ucap Nando, menekankan kata pasangan dalam kalimatnya.
"Kenapa kamu nggak ngajak Arin?" Alea menaikkan alisnya, menunggu jawaban.
"Itu semua nggak ada hubungannya sama Arin. Intinya, sepulang magang, kamu pulang ke rumah kita. Bukan pulang ke rumah Mama kamu."
"Hari ini kita pulang bareng. Aku tunggu kamu di parkiran kantor."
Belum sempat Alea membalas, pintu dapur terbuka. Seorang OB masuk membawa tumpukan gelas kotor. Seketika, Nando menjauh, menjaga jarak seolah tak terjadi apa-apa.
"Mas Nando nyari apa sampai ke dapur? Kalau butuh minuman, saya bisa bawain ke ruang rapat," ujar OB itu ramah, meski matanya sempat melirik ke arah Alea dengan tatapan tidak enak.
Nando tersenyum kecil, berusaha tetap tenang. "Nggak, nggak apa-apa. Saya nyari kamar mandi, tapi malah nyasar ke dapur. Saya permisi dulu," jawabnya cepat, lalu segera melangkah pergi.
Ia segera meninggalkan dapur. Alea masih berdiri di tempat yang sama, mencoba menenangkan jantungnya yang berdetak tak karuan. Tangannya kembali mengaduk minuman yang kini sudah dingin.
Alea menoleh ke kanan dan ke kiri. Situasi kantor masih cukup ramai, beberapa orang tampak berlalu-lalang, sementara yang lain sibuk menunggu bus atau kendaraan online yang mereka pesan.
Tanpa banyak pikir, Alea segera menuju parkiran kantor. Pandangannya langsung tertuju pada sebuah mobil yang sudah sangat ia kenali. Tak butuh tebakan, itu jelas mobil milik Nando.
Ia membuka pintu dan masuk ke dalam, lalu segera menurunkan sandaran kursi, agar keberadaannya tidak terlihat oleh orang-orang yang mungkin berada di luar.
"Kita pergi ke mal dulu," ucap Nando sambil menyalakan mesin mobil.
"Buat?" tanya Alea curiga, menoleh ke arahnya.
"Turutin aja. Aku mau kamu tampil beda," jawab Nando, menatap ke depan sambil mulai menyetir dengan kecepatan sedang.
"Aku nggak mau kamu datang ke acara nanti dengan pakaian-pakaian kamu yang ada di rumah itu."
"Aku nggak mau kamu bikin aku malu di acara ulang tahun orang itu," lanjutnya.
"Terserah. Tapi kalau orang-orang mulai mikir yang aneh-aneh tentang kita setelah lihat kita di mal cuma berdua, aku nggak mau disalahin atau ikut-ikutan soal itu semua," ucap Alea dengan nada datar.