NovelToon NovelToon
Cinta Rahasia Sang CEO

Cinta Rahasia Sang CEO

Status: tamat
Genre:Cintapertama / Lari Saat Hamil / Single Mom / Anak Genius / Hamil di luar nikah / Menikah Karena Anak / Tamat
Popularitas:74.1k
Nilai: 5
Nama Author: Chika Ssi

Laura jatuh cinta, menyerahkan segalanya, lalu dikhianati oleh pria yang seharusnya menjadi masa depannya—Jordan, sahabat kecil sekaligus tunangannya. Dia pergi dalam diam, menyembunyikan kehamilan dan membesarkan anak mereka sendiri. Tujuh tahun berlalu, Jordan kembali hadir sebagai bosnya … tanpa tahu bahwa dia punya seorang putra. Saat masa lalu datang menuntut jawaban dan cinta lama kembali menyala, mampukah Laura bertahan dengan luka yang belum sembuh, atau justru menyerah pada cinta yang tak pernah benar-benar hilang?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chika Ssi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 9. Bukan Papamu!

Laura sontak menoleh ke arah Noah. Matanya terbelalak dengan alis yang saling bertautan. Sebuah senyum justru kini terukir di bibir Noah.

"Noah, kamu ... apa maksudmu?"

Noah tersenyum kikuk. Lelaki tersebut mengusap tengkuknya. Dia menelan ludah kasar karena takut telah menyinggung Laura dan melewati batas.

"Ng-nggak, maksudku ...." Noah terdiam, tetapi manik matanya tidak berhenti menatap sekeliling seolah sedang mencari sesuatu.

"Gini, biar Jordan lebih menjaga jarak, bukankah lebih baik kita melanjutkan kebohonganku? Aku pernah mengaku di hadapannya kalau aku adalah ayah dari Leon." Noah kembali tersenyum kikuk dan menunduk sebentar.

"Apa kamu keberatan dengan hal ini, Laura?" tanya Noah hati-hati dengan senyum canggung.

Laura terdiam sejenak. Dia mengembuskan napas kasar sebelum akhirnya mengangguk. Hal itu justru membuat Noah mengerutkan dahi.

"Lah, Laura. Kamu seriusan? Mau drama suami-istri di depan Pak Jordan?"

"Ya, ide ini nggak buruk juga!" seru Laura sambil mengangguk.

"Berarti mulai sekarang aku pindah ke sini?"

Sontak Laura mendaratkan pukulannya pada kepala Noah. Lelaki tersebut mengaduh sambil mengusap puncak kepala yang terasa sedikit berdenyut akibat ulah Laura. Laura mengerucutkan bibir sambil menatap tajam Noah.

"Nggaklah! Nggak sampai sejauh itu! Yang bener aja kamu, Noah!"

"Yaaa, kan totalitas, Laura. Takutnya kamu dikuntit dan diselidiki semakin brutal sama Pak Jordan." Noah tersenyum miring sambil menggaruk kepalanya.

"Nggak gitu juga, kali! Kurang kerjaan banget nguntit aku sampai ke rumah-rumah!" seru Laura.

Noah terkekeh ketika melihat sahabatnya itu tampak merajuk. Hatinya mendadak berdebar. Segala tentang Laura berhasil membuat Noah terpukau.

"Kalau begitu aku pulang dulu, ya?" pamit Noah.

Laura mengangguk dan ikut beranjak ketika Noah berpamitan. Lelaki tersebut melangkah mendekati pintu keluar. Namun, tiba-tiba Laura teringat sesuatu.

"Noah!" panggil Laura sehingga membuat lelaki tersebut menghentikan langkah.

"Kenapa?"

Laura tidak langsung mendekati Noah. Dia memilih untuk berjalan sangat pelan. Tak lama kemudian, Laura tersenyum canggung.

Perempuan tersebut menggaruk kepala sambil memiringkan anggota tubuh bagian atasnya tersebut. Noah senyum mencibir ketika melihat sikap Laura. Dia paham betul kalau Laura pasti akan meminta sesuatu ketika gestur tubuhnya seperti itu.

"Kenapa? Bilang aja! Nggak usah pasang muka nggak enak hati gitu."

"Itu ...." Laura tersenyum lebar sehingga giginya yang rapi terlihat.

"Kemungkinan besok aku akan lembur lagi. Kamu tahu sendiri gimana sensitifnya Pak Jordan akhir-akhir ini. Aku dikejar deadline gila-gilaan. Jadi ...." Laura kembali menggaruk lehernya.

"Bisa minta tolong jemput Leon sampai proyek ini selesai?" Laura mengedipkan mata beberapa kali sambil menautkan kedua tangannya.

Noah terkekeh. Dia mendaratkan tangan ke puncak kepala Laura. Noah mengangkat lengannya ketika melihat Laura mulai mengerucutkan bibir.

"Kamu fokus saja sama pekerjaanmu. Aku akan selalu ada buat kamu sama Leon. Bukankah selama ini aku melakukan hal yang sama?"

Laura kini mendongak sambil merapikan rambutnya. Noah tersenyum lebar. Laura ikut mengembangkan senyuman pada bibir tipisnya.

"Terima kasih, Noah. Kamu memang yang terbaik!" ujar Laura sambil mengacungkan kedua jempolnya.

Noah membalas senyuman Laura. Dia pun kembali melanjutkan langkah keluar dari apartemen sang sahabat. Laura melambaikan tangan sebelum Noah menutup pintu.

"Hati-hati di jalan, Noah!"

Kalimat itu selalu berhasil membuat Noah fokus ketika berkendara di jalan. Tujuan utama Noah saat ini hanyalah semua tentang Laura. Dia merupakan sumber kebahagiaan Noah di tengah kemelut keluarganya sendiri.

Noah berharap bisa membawakan kebahagiaan untuk Laura. Paling tidak, dengan begitu dia merasa berharga untuk orang lain. Noah melajukan mobil pulang ke rumah sang ibu dengan senyuman yang tak padam.

 

Siang itu segerombol anak laki-laki mengelilingi Leon yang sedang duduk sendirian di taman sekolah. Mereka menatap Leon dengan tatapan aneh karena penampilannya yang terlalu mencolok. Satu dari anak-anak itu maju, sehingga membuat Leon mendongak.

"Kulitmu kemerahan seperti bayi hamster! Aku tidak pernah melihat kamu diantar sama papamu! Wajahmu juga tidak mirip dengan ibumu! Ke mana papamu?" tanya bocah bernama Steve berdarah Tionghoa.

"Papaku nggak ada, Steve. Mama bilang papa sudah meninggal." Bibir mungil Leon mengungkapkan hal itu dengan polosnya.

"Haha, kasihan sekali nggak punya papa! Aku, dong! Setiap minggu diajak mama sama papaku berenang atau ke kebun binatang!" ujar Steve dengan tawa jemawa.

"Aku juga sering diajak mama juga paman ke kolam renang dan kebun binatang, kok." Suara Leon mulai bergetar dengan ujung hidung berubah kemerahan.

"Tapi dia pamanmu, bukan papamu! Hahaha! Leon nggak punya ayah! Nggak punya ayah!"

Seruan itu terus berlanjut dan diikuti oleh anak lain. Leon pun langsung menangis karena diejek oleh teman-temannya. Bahkan ada seorang anak yang mengambil lumpur dan mengoleskannya ke tubuh Leon.

"Nih, biar kulitmu kayak kami! Nggak merah-merah begitu!"

Semua anak-anak itu kini kembali menertawakan Leon. Mereka menunjuk Leon dan terus mengolok-olok bocah polos tersebut. Mereka baru berhenti dan berlari masuk ke kelas ketika bel tanda masuk berbunyi.

Leon terus menyembunyikan tangisnya ketika ada dalam kelas. Dia tidak mengadu dan memilih diam karena takut. Hingga jam pelajaran berakhir, Leon memilih untuk pulang paling akhir.

Di luar gerbang sekolah, Noah sudah menanti Leon. Dia terus melirik arlojinya. Jemarinya tak bisa diam mengetuk roda kemudi. Sampai akhirnya sosok Leon keluar dari gerbang sekolah.

"Astaga, dia kenapa?" gumam Noah.

Lelaki tersebut bergegas keluar dari mobil. Dia melangkah cepat sambil berlari kecil agar bisa langsung menghampiri Leon. Ketika sudah sampai di hadapan Leon, Noah langsung berdiri bersimpuh dengan lutut sebagai tumpuan.

"Leon, kamu kenapa kotor sekali?" Noah mengangkat lengan Leon yang sudah berlumuran lumpur kering.

Mata bocah laki-laki itu pun sebak. Bulu matanya masih basah karena tangis. Napas Leon patah-patah karena isak tangis.

"Teman-teman mengejekku. Tapi, aku takut bercerita sama bu guru. Mereka melumuri tanganku dengan lumpur agar kulitku tidak tampak kemerahan." Tangis Leon kembali pecah.

"Siapa yang sudah berani mengejekmu? Aku akan menghukum mereka!" ujar Noah geram.

"Jangan, nanti mereka semakin marah sama aku! Bolehkan aku pindah sekolah saja? Bisa bilang ke mama?" tanya Leon dengan mata yang dibanjiri air mata.

"Kamu tidak perlu pindah sekolah, Leon. Papa akan selalu lindungi kamu. Bilang saja kalau mereka mengganggumu lagi! Aku yang akan menghukum mereka hingga jera!" Noah memeluk tubuh mungil Leon.

Refleks Noah menyebut dirinya ayah dari Leon. Sebenarnya Laura sering menceritakan kalau sang putra diolok-olok karena tidak memiliki ayah. Laura sudah melaporkannya kepada pihak sekolah.

Namun, kali ini sudah keterlaluan. Leon mendapatkan perundungan fisik sampai enggan kembali bersekolah di sana. Noah berniat untuk memperingatkan pihak sekolah dengan tegas karena hal ini.

Di balik kejadian menyayat itu, ada orang lain yang sedang mengamati keduanya. Dia memegang dada yang terasa begitu nyeri

1
altanum
setelah mendampingi laura bertahun tahun akhirnya noah harus pergi dari sisi laura.mengikhlaskan laura berbahagia bersama keluarga kecil yang baru dibina
ceritanya menarik thor.ada berbagai rasa yg ada.nano nano
bahagia sedih kecewa penghianatan trauma dikemas dengan apik oleh author jadi bisa ikut larut dalam berbagai kondisi yang ada....

terus semangat berkarya thor ❤️❤️❤️
Bisa Pesan Cover di Saya: Makasih ratenya. Makasih juga sudah mengikuti cerita sampai akhir, doa yang sama buat kakak. Sehat selalu dan berlimpah rejeki yang berkah. Aamiin
total 1 replies
Ucie
Jordan ga ada ahlak🤣🤣
Ucie
sakitnya jd Noah😭
dyah EkaPratiwi
love noah
Esther Lestari
Leon tangismu membuatku ikut menangis pagi ini.
Melepaskan seseorang yang sudah bersama sekian lama dan kita sayangi memang berat...tapi kehidupan terus berputar.
Terima kasih Noah sudah menjaga Laura dan Leon selama ini dan saatnya untuk melepas mereka ke Jordan.
Terima kasih thor untuk cerita indahnya😍
Bisa Pesan Cover di Saya: Istri Matre Sewaan Raga, Kakk.
Esther Lestari: judulnya apa thor
total 3 replies
tiara
akhirnya tamat kisah mereka semoga Noah menemukan kebahagiaanya seperti Laura dan Jordan dan hubungan mereka tetap baik.terima kasih karyanya thor sehat selalu.tetap semangat berkarya
tiara: siap thor
Bisa Pesan Cover di Saya: Doa yang sama buat kakak. Makasih udah baca sampai akhir. Jangan lupa baca kisah Noah X Ivy yakkk di buku baruku 😍😍😍
total 2 replies
suryani duriah
dramatis banget ,tapi suka😁😁😁
Bisa Pesan Cover di Saya: Awawaw
total 1 replies
tiara
Kenapa Noah harus pergi ya
Bisa Pesan Cover di Saya: Dia pamitan mo siap-siap pindah ke buku berikutnya kakkk🤣🤣🤣

Nanti jangan lupa baca juga yaaa
total 1 replies
Esther Lestari
Akhir yang dipilih Lesyha....bunuh diri.
Noah mau meninggalkan Laura & Jordan ?
Bisa Pesan Cover di Saya: Jawabannya ada di next chapter ya kakkk
total 1 replies
Esther Lestari
Noah....menyelidiki dalam diam👍👍
Zenun
coba kasih serangan balik ke Lesya
Zenun
Lesya maning. Jambak aja rambutnya, Lau. Kali ini kau jangan takut
Zenun
sang mantan kah?
tiara
Noah mengambil resiko sangat besar dengan menerima kerja sama dengan Leisya.Semoga Noah selalu dipertemukan dengan orang baik untuk menjebloskan Leisya ke penjara biar tau rasa dia
Bisa Pesan Cover di Saya: Aamiin Aamiin
Bisa Pesan Cover di Saya: Aamiin Aamiin
total 2 replies
Esther Lestari
jangan emosi dulu Jordan.
Lesyha tidak bisa dilawan dengan emosi
dyah EkaPratiwi
Jordan masih mengedepankan emosi
Jeng Ining
hemmmm sayang hatimu tak berlabuh di cowok yg seeffort Noah Lau, malah tetep jatuh di Jordan yg yaaaa begitulah🙄
Jeng Ining: emng bener biyanget sih Kak 🫰🥰🤭
Bisa Pesan Cover di Saya: Masalah hati tak bisa dihalangi~
total 2 replies
n4th4n14e4
yes
tiara
Leisya jahat banget sih, semoga cepat dapat pelajaran dia dia kapok
Jeng Ining
palingan jg cmn bgtu marahnya.. ga ambil tindakan tegas ke Leysha😮‍💨
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!