NovelToon NovelToon
Rahasia Hati

Rahasia Hati

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Dikelilingi wanita cantik
Popularitas:638
Nilai: 5
Nama Author: Yunsa

Sebuah Cinta mampu merubah segalanya.Begitulah kiranya yang akan dirasakan Mars dalam memperjuangkan cinta sejatinya.
gaya hidup Hura Hura dan foya foya berlahan mulai ia tinggalkan, begitu juga dengan persahabatan yang ia jalin sejak lama harus mulai ia korbankan.
lalu bisakah Mars memperjuangkan cinta yang berbeda kasta, sedangkan orang tuanya tidak merestuinya.
Halangan dan hambatan menjadi sebuah tongkat membuatnya berdiri tegak dalam memperjuangkan sebuah cinta.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yunsa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. 14

Rebbeca yang hendak sampai apartemen, mencoba memberi kabar pada Amara, berharap kedatangannya yang hanya beberapa hari di Indo bisa bersama dengan Amara. Karena baik Amara atau pun Rebbeca saling tidak memiliki teman karena sejak kecil mereka selalu bertiga. Hingga kuliah ini baru mereka terpisah namun masih saling menyayangi satu sama lain.

Namun siapa sangka ketika ia hendak masuk ke apartemen ia bertemu dengan Mars, anak dari Pamannya yang sudah sangat lama tidak bertemu. Ibu kandung Rebbeca adalah adik dari Papa Mars, dulu baik Mars dan Rebbeca sangat dekat. Namun ketika Ibu Rebbeca meninggal semua terasa berbeda, terlebih Papa Mars sangat membenci Ayah Rebbeca karena belum genap setahun adiknya meninggal, ia sudah menikah dengan Maria. Sejak pertengkaran Ayah Rebbeca dan Papa Mars yang saling menjelekkan satu sama lain, ayah Rebbeca memutuskan untuk menjauh dari keluarga mendiang istrinya.

Mereka tinggal di apartemen sampai sekarang menetap di apartemen yang sama dengan Amara. Karena Maria juga wanita karir Rebbeca sering sendiri, sehingga keluarga mereka sering menitipkan pada Ibu Amara. Sejak itulah persahabatan mereka seperti persaudaraan, hingga menumbuhkan benih benih cinta pada Rebbeca untuk Amar, namun sayangnya baik Amar juga Rebbeca tidak ada yang mengungkapkan perasaannya masing masing.

Amara memilih menaiki tangga satu per satu untuk tiba di tempat Rebbeca, dan akhirnya sampailah ia di depan pintu Rebbeca.

Ting.... Tung.....

Mars yang sedang berada di pinggir jendela melongok ke bawah ikut menoleh siapa gerangan yang datang. Rebbeca pun mendekati pintu mulai membuka pintu.

"Rebbeca." sapa Amara ketika pintu di buka, ia langsung memeluk Rebbeca, karena terakhir mereka berpisah Rebbeca dalam kondisi yang tidak baik baik saja, ia seperti habis menangis bermalam malam.

Amara yang berada di dalam karena ia masuk langsung memeluk Rebecca, kini baru menyadari ada seorang pria yang berada di rumah Rebbeca. Amara langsung memadamkan senyuman ketika mengetahui siapa pria yang berada di sana.

"Maaf aku mengganggu." ucap Amara kembali keluar.

"Amara." cegah Rebbeca ingin menjelaskan jika ia adalah saudaranya.

"Nanti saja kita bisa bertemu lagi." ucap Amara sambil senyum kaku pada Rebbeca, membuat Rebbeca juga tidak enak hati baik dengan Amara atau Mars.

"Kenapa ?? Amara memang cantik, namun aku tidak rela jika Amara bersamamu." hardik Rebbeca

"Kenapa??" tanya Mars

"Amara gadis yang polos, tidak pernah berpacaran. Sedangkan dirimu?? Berapa banyak wanita yang sudah kamu campakkan. Lagi pula kakak juga ayahnya bisa membunuhmu jika kamu mencobanya, maka jangan coba coba." ucap Rebbeca, sedangkan Mars hanya manggut-manggut ia membayangkan jika kakaknya Amara adalah perempuan yang ia lihat di mobil ketika di kampus, padahal wanita yang sebenarnya itu adalah Rebbeca.

setelah agak lama Mars memutuskan untuk pulang, ia melarang Rebbeca ketika akan mengantarkan ke bawah, dengan alasan Rebbeca sudah capek, padahal ia hanya ingin melihat Amara. Dan yang Mars sesali adalah, ia lupa menanyakan di lantai berapa Amara tinggal.

Amara yang mendengar Rebbeca pulang sengaja membeli bunga, Amara yang sedang menyiram bunga di depan, melihat kakaknya pulang dengan bunga di tangan. Hal itu membuatnya tersenyum dan mengerti jika bunga itu untuk Rebbeca.

"Apakah bunga itu untuk Rebbeca." goda Amara

"Aku hanya melihat tukang bunga di pinggir jalan, kasian saja tidak ada yang beli." jawab Amar tak sudi mengakui.

"Hoho... Jadi bunga ini untukku." jawab Amara keras membuat Mars yang masih berada di dalam clingak clinguk mencari keberadaan Amara, bisa mendengar jelas suara Amara dn menemukan keberadaan Amara.

Dada Mars kembali panas ketika melihat kedekatan Amar dan Amara, terlebih Amara memegang bunga dan menghirup aroma bunga tersebut. Tanpa Mars sadari kedua tangannya mengepal seakan ingin memukul Amar saat itu juga, sayangnya ia sadar jika di antara mereka tidak ada ikatan cinta yang membuatnya memiliki hak atas Amara.

"Terserah." jawab Amar ketus dan Amara masih terus menggoda Amar agar ia mau mengakui jika Amar memang menaruh rasa pada Rebbeca.

Mars tak begitu mendengar apa percakapan diantara keduanya karena Amara merendahkan intonasi suaranya. Ia berlalu pergi meninggalkan keduanya membuat Amara yang melihat pun kembali emosi melihat Mars berada di lingkungan apartemen itu.

"Hey Bro sedang apa kamu di sini?" tanya Amar dengan nada menantang.

Mars pun menoleh karena tidak menyukai intonasi suara Amara yang tinggi seakan mengajak ribut.

"Aku di sini untuk menagih hutangmu, lalu kapan kamu akan melunasinya?" ucap Mars dengan pelan namun seakan mengejek

"Sialan kamu, apa kamu pikir kamu orang kaya bisa seenaknya. Jika bukan karena ayahku, aku tidak akan sudi membayar sesuatu yang bukan murni kesalahanku." tegas Amar mendekati Mars

"Bilang saja kalau mau lari dari tanggung jawab." jawab Mars meremehkan.

"Brengsek....."

Bugh....bugh....

Amar memukul wajah Mars dan di balas kembali oleh Mars. Keduanya saling baku hantam, membuat Amara ketakutan dan hanya bisa menangis dan ketakutan, bahkan bunganya pun ikut terjatuh karena tangan Amar bergetar melihat saudara kembarnya dan pria yang ia kagumi berbaku hantam.

Bugh...bugh...

"Mars.... Amar....." teriak Rebbeca

Rebbeca segera berlari melerai keduanya, ia mencoba menarik Mars agar menjauh dari Amar, membuat Amar tak mengerti kenapa Rebecca lebih mengkhawatirkan Mars di banding dirinya. Nampak Rebbeca hendak mengajak Mars untuk kembali naik ke atas untuk di obati wajahnya, namun Mar menolak dan memilih pulang mengendari mobilnya.

Amara mendekati Amar dan memapahnya untuk masuk ke dalam rumah, meninggalkan Rebbeca yang mengantar Mars menuju tempat mobilnya terparkir. Sebelum pergi Rebbeca meminta maaf pada Mars atas ke jadian ini, walau ia tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi karena Mars tidak mau menjawab ketika Rebbeca menanyakan kenapa bisa terjadi keributan ini.

Rebbeca kembali masuk ke halaman apartemen ketika Mars sudah melajukan mobilnya. Ia memungut bunga yang terjatuh di halaman, karena ia sempat melihat bunga ini di pegang oleh Amara, Rebbeca berpikir jika Mars di pukul oleh Amar karena Mars menggoda Amara dengan memberinya bunga.

Rebbeca berjalan menuruni tangga hendak ke rumah Amara untuk memastikan kondisi Amar, namun Rebbeca kembali menaiki tangga dan kembali ke apartemennya. Ia ingin menunggu emosi Amar reda terlebih dahulu, baru ia akan memintakan maaf atas nama Mars, karena kejadian ini.

"Siapa pria itu, kenapa Rebbeca begitu perduli dengannya." tanya Amar ketika Amara membantu membersihkan luka di wajah Amar

"Aku melihatnya di apartemen Rebbeca tadi, makanya aku kembali turun ketika mendatangi Rebbeca." jawab Amara sambil mengelap sedikit darah di bibir Amar membuat Amar terkejut dan sedikit mendesis karena kesakitan.

Bersambung.....

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!