NovelToon NovelToon
Dekapan Hangat Mantan Mafia

Dekapan Hangat Mantan Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Mafia / Pernikahan Kilat / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:13.9k
Nilai: 5
Nama Author: Puput

"Daripada ukhti dijadikan istri kedua, lebih baik ukhti menjadi istriku saja. Aku akan memberimu kebebasan."

"Tapi aku cacat. Aku tidak bisa mendengar tanpa alat bantu."

"Tenang saja, aku juga akan membuamu mendengar seluruh isi dunia ini lagi, tanpa bantuan alat itu."

Syifa tak menyangka dia bertemu dengan Sadewa saat berusaha kabur dari pernikahannya dengan Ustaz Rayyan, yang menjadikannya istri kedua. Hatinya tergerak menerima lamaran Sadewa yang tiba-tiba itu. Tanpa tahu bagaimana hidup Sadewa dan siapa dia. Apakah dia akan bahagia setelah menikah dengan Sadewa atau justru sebaliknya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Puput, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 14

Selesai sholat Subuh, keduanya masih duduk di atas sajadah. Suasana kamar terasa begitu tenang, seolah waktu sengaja berjalan lebih lambat.

Sadewa sedikit memutar tubuhnya dan menatap Syifa, lalu dengan lembut Syifa mencium tangan suaminya. Gerakan yang sederhana, namun begitu tulus. Sadewa terdiam. Hatinya bergetar hebat.

Sentuhan lembut itu menyusup hingga ke relung terdalam jiwanya. Dada Sadewa terasa sesak oleh rasa haru yang tak bisa ditahan. Kedua matanya memanas, pandangannya mulai kabur oleh genangan air mata.

"Sudah 11 tahun lamanya aku tidak pernah melakukan sholat," ucapnya pelan. Suaranya terdengar berat menahan emosi. "Dulu... saat ibuku masih ada, beliau pasti marah besar kalau aku melewatkannya. Selama 19 tahun aku hidup dalam ketaatan. Tapi setelah kepergiannya, aku merasa kehilangan arah. Aku menjadi manusia yang penuh dosa."

Syifa hanya menatap, mendengarkan dengan sabar. Tidak ada penghakiman dalam sorot matanya. Yang ada hanya keteduhan, dan penerimaan.

"Tidak apa-apa," balas Syifa lembut. "Mulai sekarang, Mas Dewa bisa memperbaikinya. Masih banyak waktu, insya Allah."

Sadewa menghela napas, seperti melepaskan beban yang selama ini ia pendam dalam diam. Matanya semakin menatap Syifa penuh makna.

"Kamu tidak bertanya apa alasanku sampai selama itu meninggalkan kewajiban?"

Syifa menggeleng pelan. "Tidak," jawabnya yakin. "Mas Dewa pasti punya alasan sendiri. Tapi mulai sekarang, aku bisa menemani Mas Dewa berubah."

Kata-kata itu menghantam tepat di titik paling rapuh dalam hati Sadewa. Dia yang selama ini terbiasa menyembunyikan luka dan menelan kesendirian dalam diam, kini seperti menemukan seseorang yang tidak ingin mengorek, tapi tetap bersedia tinggal.

Sadewa mengalihkan pandangan, menatap langit yang mulai memucat. Matanya kembali berkaca-kaca.

“Terima kasih, Syifa…” ucapnya lirih. “Karena kamu, pagi ini terasa seperti awal yang baru.”

“Insya Allah, Mas. Ini baru permulaan.”

Dan untuk pertama kalinya, Sadewa merasa damai di dalam rumahnya sendiri. Bukan karena kemewahan yang dia bangun, tapi karena seorang wanita sederhana yang ada di sampingnya yang sedang membangun ulang hatinya yang telah lama kosong.

"Aku mau memasak, boleh kan?" tanya Syifa. Dia melepas mukenanya lalu memakai hijabnya.

Sadewa terus memperhatikan Syifa. Dia masih belum sepenuhnya melihat rambut Syifa yang sepertinya sangat indah.

"Mas Dewa?"

"Iya, tentu saja boleh. Tapi kamu tidak perlu memaksa. Ada pelayan yang siap melayani. Kamu mau minta apapun pasti akan dibuatkan."

"Tidak apa-apa. Ini sarapan pertamaku dengan Mas Dewa, aku akan memasak." Kemudian Syifa berdiri dan berjalan keluar dari kamar Sadewa.

Syifa turun ke dapur dan melihat pelayan yang sudah bersiap memasak.

"Nyonya, mau sarapan apa? Biar saya saja yang membuat."

"Tidak apa-apa. Aku memang ingin memasak. Nama bibi siapa?"

"Bibi Sumi. Tapi nanti Tuan marah kalau ...."

Syifa menggelengkan kepalanya. "Aku sudah izin. Bibi mengerjakan yang lain saja."

"Baik Nyonya." Kemudian pelayan itu keluar dari dapur.

Syifa membuka lemari dan kulkas, memilih beberapa bahan sederhana: telur, roti, tomat, keju, dan sedikit sayuran. Dia tak ingin memasak sesuatu yang rumit, hanya sarapan ringan ala rumahan. Telur dadar gulung isi sayuran, roti panggang dengan olesan mentega, dan susu hangat.

Saat aroma harum telur mulai memenuhi dapur, langkah kaki Sadewa terdengar menuruni anak tangga.

Dengan kemeja berwarna abu muda dan rambut yang sudah tersisir rapi kini menghampiri Syifa.

Dia berdiri di ambang pintu dapur, menatap punggung Syifa yang tengah sibuk mengatur piring di meja.

“Aku membawamu ke sini agar kamu tidak perlu melakukan ini semua. Kamu sekarang Nyonya Sadewa di rumah ini."

Syifa menoleh dan tersenyum. “Tidak apa-apa. Aku tidak bisa kalau tidak melakukan apapun."

Sadewa melangkah mendekat dan duduk di meja makan, mengamati setiap gerakan Syifa. “Ya sudah. Tapi kamu jangan cuci piring, jangan cuci baju, dan jangan membersihkan apapun."

Syifa terkekeh kecil. “Baik. Aku mulai kapan bekerja?"

"Hari ini bisa. Semua pakaian dan perlengkapan kamu sudah siap di kamar kamu. Kalau kamu membutuhkan sesuatu, kamu tinggal bilang saja atau kamu mau belanja sendiri juga tidak apa-apa."

"Di kamarku?" tanya Syifa sambil meletakkan sarapan yang telah jadi di atas meja.

Sadewa terdiam. Seharusnya dia tidak meletakkan barang Syifa di kamar yang berbeda sedangkan semalam saja dia sudah tidur bersama. "Nanti biar dipindah saja ke kamarku. Rak bukuku biar dipindah ke ruang kerja saja."

Syifa hanya tersenyum lalu duduk di dekat Sadewa. "Tidak apa-apa. Biarkan saja seperti itu."

"Maaf, aku tidak peka."

"Terima kasih."

Mereka saling menatap dan tersenyum. Kemudian mereka menikmati sarapan bersama.

Beberapa pelayan berusaha mengintip mereka termasuk Bibi Sumi, kepala dapur di rumah itu. "Tuan Dewa benar-benar berubah drastis. Wajahnya sudah tidak suram lagi. Aku harap, mereka berdua selalu bahagia."

"Kenapa kalian berkumpul di sini? Dimana Dewa?"

Seketika mereka bubar karena Nayara datang ke rumah itu pagi-pagi sekali.

"Tuan sedang sarapan," jawab bibi Sumi.

"Dewa sedang sarapan sama istrinya? Aku ingin tahu, seperti apa istrinya." Nayara masuk ke dalam ruang makan itu dan berdiri menatap Syifa yang sedang makan.

"Kak Naya, tidak sopan sekali tiba-tiba masuk."

"Aku hanya ingin melihat istri kamu." Nayara semakin mendekati Syifa lalu tersenyum miring. "Dewa, entah apa yang ada di dalam pikiranmu. Aku mau bicara sama kamu, aku tunggu di ruang kerja kamu."

"Kak, mari sarapan bersama," tawar Syifa meski sebenarnya dia sangat gerogi.

"Tidak perlu. Aku hanya ingin bicara dengan Sadewa." Kemudian Nayara keluar dari ruang makan itu.

Syifa menggigit bibir bawahnya.

"Jangan takut, meskipun kasar begitu, Kak Naya baik. Dia tidak mungkin menyakitimu. Sebentar ya." Kemudian Sadewa berdiri dan meninggalkan Syifa.

Syifa hanya mengangguk. Masih banyak yang belum dia ketahui tentang Sadewa. "Bagaimana sebenarnya keluarga Mas Dewa?"

1
Suren
Lina mau cari mati ni. istri mantan mafia direcokin. habis lh kau Lina🤭😂😄
Maulana ya_Rohman
wah... wah... wah....
harus di ajak ngopi² cantik dulu si Lina nih😳😳😳
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🦉
waduh 🥺
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🦉
Good job Dewa 👍
Maulana ya_Rohman
jebakan lagi...🤦🏻‍♀️...
musuh nya blm selesai semua..
tambah runyam...🧐
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🦉
Bukan apa" hanya akal"an saingan bisnis yg iri 🤫
Suren
tenang Syifa dgr kan dulu penjelasan Sadewa. biar tdk slah paham. Lina biarkan dia menerima akibat nya dr Sadewa. mau cari mati lho ya🤭😄
Shee
nah kan, entah akal akalan si lina atau memang orang yang pengin menghancurkan dewa sama syifa.
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🦉
Bagus 👍
Suren
licik kamu Lina. blm tau siapa Sadewa mantan Mapia. gimana LBH licik nya ya. jgn harap kamu Lina. lihat aja nanti.
Maulana ya_Rohman
ada celah untuk menghancurkan Dewa...
mungkin kah korban itu sebuah jebakan🤔🤔🤔
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🦉
Sadewa keren gercep menangani masalah 👍
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🦉
waduh gawat 😣
Suren
siapakah itu yg pakai topi. apa kah pihak keluarga Fira ata......masih penasaran
Suren
gitu dong. aku suka laki2 yg selalu memandang istri itu penting di hidupnya jadi perioritas. mantap👍👌
Yenova Kudus
selalu dtggu up nya
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🦉
Semoga kalian selalu berbahagia 🤲
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🦉
Asyik 💃🏻💃🏻
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🦉
Itu jawaban do'a mu Syifa🤗
Shee
semoga cepet up thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!