Kedua keluarga nya sudah bertemu dan sudah memastikan tanggal pernikahan.Namun siapa sangka,dan tak ada yang bisa menduga.Mempelai wanita beserta keluarga nya meninggalkan resepsi pernikahan yang hanya menunggu beberapa jam lagi dilaksanakan.
Dua hari sebelum nya,calon pengantin mendatangi apartemen pemberian orang tua,namun pihak ketiga dari mereka lebih kuat.Mereka melakukan hal yang se harusnya tidak terjadi.
Yesha kamania jatuh ke dalam hasrat calon suami nya Lucky Yudhasoka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ♍Virgo girL 🥀🌸, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 14
Langkah nya pelan dan pasti menuruni tangga,meski memendam ketidak inginan ia tetap saja berhati-hati dalam membawa bayi nya. Tak ingin dan jangan sampai ia menyakiti bayi nya sedikit pun.
Pergerakan Yesha pun menjadi pemandangan indah di pagi hari bagi Leta dan suami nya,sementara Yudha hanya bisa menatap dari kejauhan,meski ia melihat Ibu nya yang memberikan isyarat untuk mengejar,tapi Yudha urung. Ia mengenal Yesha,lebih baik berikan waktu untuk sendiri.
"Jika seperti ini terus, bagaimana mereka akan bisa bersama?". Ucap Leta pada Aldo yang sedang membuka lembaran surat kabar.
"Biarkan,mereka sudah dewasa.Mereka tahu harus bagaimana. Aku yakin anak ku akan memperjuangkan dan memperbaiki hubungan nya dengan Yesha".
"Mau sampai kapan,sementara Yesha membatasi diri nya. Lalu kau tahu kan ada seorang lelaki di keseharian nya!". Kesal Leta,Ibu mana yang tak mengeluh melihat hubungan anak nya tidak jelas.
Srekk!
Aldo menutup surat kabar,ia menyandar kan punggung di sofa.
"Lelaki yang baik tidak akan merebut wanita bersuami,bayi itu akan menyatukan mereka.Kau tidak lihat delapan puluh persen wajah nya mirip dengan Yudha,istrinya hanya kebagian mata yang tajam. Jika mereka berpisah tanpa bercerai,cucu kita yang akan menanyakan papah nya dimana".
"Amit-amit,jangan sampai... Aku tidak mau kehilangan mereka,walau bagaimanapun Yesha baik. Menantu ku hanya dia,cucu ku hanya terlahir dari rahim Yesha." ucap Leta tegas.
Seperti apapun keadaan rumah tangga yang baru hitungan hari itu,Leta tetap berada pada prinsip nya.Tidak di pungkiri jika Yesha memanglah baik,ia berasal dari keluarga dan keturunan yang baik.Bahkan tidak mungkin harta nya habis di makan anak cucu nya. Siapa yang tidak mau memiliki masa depan yang cerah.
.
.
.
Tiga hari berlalu,esok adalah hari pemberian nama untuk bayi mereka. Namun Yudha belum terlihat lagi sampai hari ini,ia bahkan tak mengunjungi Yesha sedetik pun untuk melihat anak nya.
Setelah makan siang Yesha kembali ke kamar nya dan ternyata bayi mungil nya sudah tertidur pulas dengan nenek,bibir Yesha tersenyum melihat itu.Ia pun beralih ke ruang ganti untuk memompa asi nya, rencana nya hari ini ia akan mencari sesuatu di luar untuk persiapan besok.
Bunda dan Ayah sudah pamit pulang dua hari yang lalu dan mereka pun meminta maaf tidak bisa hadir untuk pemberian nama cucu nya. Beberapa nama sudah di siap kan oleh Yesha,tinggal menunggu persetujuan Yudha saja.Rasa nya ingin sekali bertanya pada Ibu Leta dimana Yudha,namun Yesha lebih mementingkan ego.
Suara tangisan pun mulai terdengar dan suara Leta sang nenek baru itu juga terdengar,bibir Yesha tersenyum. Ia sedikit terbantu oleh ibu mertua nya yang hampir tiap waktu disini menemani nya. Mengambil kedua kantung di asi nya,Yesha keluar dari sana dan terkejut melihat diatas ranjang sudah ada Yudha yang terlihat gemas menyentuh pipi bayi nya yang lembut.
Leta menoleh ke menantu nya yang baru saja mendekat.
"Sudah Yesha?".
"Sudah Bu,aku juga sudah memberikan jam nya disana. Maaf merepotkan".
Singkat dan kaku,tak heran dengan itu karena Leta sudah terbiasa. Yudha pun yang ada di sana seperti tak di anggap,hanya di lirik sekilas saja.
Setelah meletakan kantung asi di pendingin ia pun beralih mengambil tas nya di sofa,namun beberapa barang membuat perhatian nya teralihkan. Tangan nya terulur untuk menyentuh.
"Itu pakaian untuk kami kenakan, event organizer,dan semua kelengkapan nya sudah aku atur semua,sebagian ada di bawah,papan nama dan juga beberapa bingkisan sudah". Ucap Yudha yang hanya di dengar oleh Yesha tanpa melihat pada orang nya.Ia pun mendekati jendela,mata nya menyipit menajamkan penglihatan nya.
ANINDYASWARI CANDRA YUDHASOKA
Seketika Yesha langsung menoleh pada Yudha,ia mendekat dan berdiri tegak di depan suami nya. Rengekan bayi nya membuat ia menoleh dan melihat ibu mertua nya juga yang sedang menatap nya.
"Aku ingin bicara dengan mu!". singkat dan jelas,ia melangkah ke luar. Yudha yang tahu itu pun melihat ibu nya dengan mengedikan bahu.
Sementara kedua anak dan menantu nya ke luar Leta tahu jika Yesha akan terkejut dengan keputusan Yudha yang sangat tiba-tiba memberikan nama tanpa persetujuan.
.
.
.
"Maksud mu apa,aku juga berhak memberikan nama pada bayiku." langsung tanpa basa basi,Yesha berucap pada suami nya.
"Aku Ayah nya,aku jauh lebih berhak".
Dahi Yesha mengerut,suasana menegang.
"Kenapa tidak bicarakan dulu dengan ku,aku juga menyiapkan nama untuk nya. Jika kau merasa ingin mu harus aku penuhi,lalu kemana pergi nya dirimu selama beberapa hari ini?".
Bercampur amarah,dada Yesha sudah naik turun.Ia merasa sangat kesal dengan lelaki di depan nya ini.
"Apa kamu melihat kita walau hanya beberapa detik,apa kamu menanyakan keadaan kita,apa kamu bicara dengan ku siapa nama anak kita,apa..."
"Apa kamu bisa di ajak bicara baik - baik selama ini?". Sambar Yudha.
Kedua nya bertatapan dengan tajam.
"Jika kamu ingin menguasai nya oke,aku akan menguras waktu ku untuk bekerja demi kalian,tapi jangan pernah berkata aku tidak pernah mengunjungi kalian beberapa hari ini. Aku..."
Yudha merogoh kantong celana nya dan mengeluarkan ponsel dari sana,ia mulai meng utak atik di layar dan mengarahkan ke Yesha.
"Aku bahkan selalu mengawasi pergerakan kalian,lagi..." Yudha kembali meng utak atik layar nya.
"Ini, William.. kau memberikan bayiku di pangkuan lelaki lain dan membiarkan nya hingga lebih dari satu jam,hanya karena kau ingin merawat dirimu sementara Ibu sedang istirahat siang,tidak kah kau bisa meminta tolong padaku untuk pulang sebentar?".
Yesha terdiam, ternyata Yudha memasang cctv di beberapa bagian di rumah nya,ia juga menaruh kamera di sela-sela barang yang ada di kamar,di sana juga terdapat Yesha yang hanya mengenakan dalaman setelah mandi dan menyusui.
"Lalu, bagaimana aku akan mengobrol kan suatu hal dengan ibu dari bayi yang akan di beri nama,jika ia saja tak pernah memberikan kesempatan nya untuk ku?".
Yesha terdiam,ia tahu ia sudah sedikit keterlaluan,memberikan ruang untuk lelaki lain tapi tidak untuk ayah biologis bayi nya. Rasa benci terlalu menyelimuti nya hingga ia tak tahu bagaimana cara memaafkan manusia.
"Apalah arti sebuah nama,sekalipun ia hadir di saat kita tak terikat.. Kalian tetap menjadi tanggung jawab ku sampai kapan pun!". Ucap Yudha,ia pun berlalu begitu saja karena Yesha tak menjawab sepatah kata pun ucapan nya.
.
.
.
To be continue