NovelToon NovelToon
Menantu Sableng Mertua Gendeng

Menantu Sableng Mertua Gendeng

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintamanis / Konflik etika / Keluarga / Cinta Murni / Pelakor jahat
Popularitas:17.3k
Nilai: 5
Nama Author: Santi Suki

Sabrina rela meninggalkan status dan kekayaannya demi menikah dengan Zidan. Dia ikut suaminya tinggal di desa setelah keduanya berhenti bekerja di kantor perusahaan milik keluarga Sabrina.

Sabrina mengira hidup di desa akan menyenangkan, ternyata mertuanya sangat benci wanita yang berasal dari kota karena dahulu suaminya selingkuh dengan wanita kota. Belum lagi punya tetangga yang julid dan suka pamer, membuat Sabrina sering berseteru dengan mereka.

Tanpa Sabrina dan Zidan sadari ada rahasia dibalik pernikahan mereka. Rahasia apakah itu? Cus, kepoin ceritanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Santi Suki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 25

Pagi-pagi Bu Maryam pergi ke warung Wa Eneng untuk beli gula merah yang kebetulan habis. Di sana sudah ada Ceu Romlah and the geng yang juga sama-sama belanja.

"Ngeri, ya, sampai harus di operasi," ucap Ceu Edoh dengan bibir yang yang memble karena merasa ngeri.

"Ya, kalau sudah besar ukurannya harus dioperasi. Kalau ukurannya kecil masih bisa diobati dengan cara pengobatan," jelas Ceu Entin yang dulu pernah terkena penyakit miom dan membuatnya harus menjalani operasi.

"Beruntung Ceu Siti ketahuan selagi masih kecil ukurannya. Dia minum teh manganeh dan keluarga yang putih-putih banyak. Pas di periksa lagi, miomnya sudah enggak ada," lanjut Ceu Euis tidak mau kalah memberi informasi.

"Di operasi butuh biaya berapa?" tanya Wa Eneng penasaran.

"Aku gratis karena pakai BPJS. Cuma mengeluarkan uang untuk beli obat yang setelah operasi, sekitar 150 ribu. Lalu, uang buat makan selama tinggal di rumah sakit," jawab Ceu Entin.

"Oh, pantas saja Zidan enggak mau kasih duit biaya operasi si Niken," ujar Ceu Romlah mengangguk.

Bu Maryam masih berdiri di belakang mereka. Dia ingin mendengarkan apa saja yang sedang mereka bicarakan.

"Si Niken sama si Yadi emang pasangan tidak tahu malu. Dulu, selagi jaya dan kaya lupa sama Zidan. Sekarang sudah sengsara apa-apa minta tolong sama Zidan," ujar Wa Eneng sambil memasukan barang ke dalam kresek sekalian menghitung belanjaan milik Ceu Edoh.

"Untung Zidan orang yang baik dan tidak pendendam. Coba kalau sifat dia kayak si Juned, habis, tuh, si Yadi sama si Niken!" balas Wa Eneng setelah selesai menghitung.

"Si Juned di penjara gara-gara bunuh bapak sama selingkuhannya. Semoga tidak ada lagi anak yang jadi korban gara-gara pelakor," ujar Ceu Euis sambil menyerahkan keranjang berisi barang belanjaan ke Wa Eneng biar dihitung.

"Ceu Edoh semuanya jadi–. Astaghfirullah!" Wa Eneng terkejut ketika melihat Bu Maryam berdiri di belakang pembeli yang duduk di bangku kayu.

"Ada apa, Wa Eneng?" tanya mereka kompak karena pemilik warung seperti melihat hantu.

"Ceu Maryam, jangan diam-diam wae! Jadinya terkejut tiba-tiba sudah ada di sana," ujar Wa Eneng.

"Sengaja, Wa. Asyik dengerin orang yang sedang bergosip pagi-pagi begini," kata Bu Maryam berjalan mendekat.

Ceu Romlah dan teman-teman juga ikut terkejut karena kehadiran Bu Maryam yang tidak mereka sadari. Ada rasa malu menyusup dalam hati mereka karena sudah membicarakan anak sama mantan suami Bu Maryam.

Ceu Edoh memilih langsung kabur setelah membayar belanjaannya. Dia takut kena sembur Bu Maryam karena sudah membicarakan keluarganya.

"Mau beli apa?" tanya Wa Eneng sambil menghitung belanjaan milik Ceu Euis.

"Mau beli gula merah segandu," jawab Bu Maryam sambil mengambil gula merah yang tergantung di depan matanya.

Ceu Romlah dan Ceu Entin saling melirik dan memberikan kode. Mau menunggu belanjaannya dihitung sama Wa Eneng atau kabur karena takut kena dam'prat Bu Maryam.

Rupanya Bu Maryam langsung pulang setelah memberikan uang ke Wa Eneng. Hal itu membuat mulut semua orang yang ada di sana menganga.

"Tumben tidak ngamuk," ucap Ceu Entin.

"Iya," lanjut Ceu Romlah.

"Sudah tobat kali," ujar Ceu Euis.

Mereka semua terus melihat ke arah Bu Maryam yang berjalan menuju rumahnya. 

Sementara itu, Sabrina sedang membuat teh susu. Rencananya nanti siang akan dibawa ke toko. Sekarang lagi musim kemarau dan cuaca panas. Paling enak minum yang dingin-dingin saat siang hari.

"Hmmmm, sip! Sudah selesai. Tunggu sampai dingin baru di masukan ke dalam kulkas," ucap Sabrina senang.

"Aku ingin buat puding buah. Tapi, mamah maunya buat agar-agar gula merah," ucap Sabrina bermonolog.

Kadang Sabrina dan Bu Maryam berbeda kesukaan. Maklum lidah orang tua dan anak muda agak berbeda. Belum lagi latar kehidupan yang selama ini mereka jalani juga berbeda.

Bu Maryam datang sambil ngomel-ngomel. Kalau tidak lagi memasak yang sempat ditingkatkan, mungkin dia akan kasih siraman qolbu kepada tetangganya yang suka kepo itu.

"Kenapa, Mah?" tanya Sabrina merasa heran.

"Biasa geng Teletubbies lagi menebar gosip di pagi hari," jawab Bu Maryam.

"Teletubbies?" Wajah Sabrina terlihat planga-plongo. "Memangnya ada yang sedang syuting di sini, Mah?"

"Syuting?" Kali ini Bu Maryam yang terheran-heran. "Siapa yang sedang syuting?"

"Tadi katanya ada geng Teletubbies."

"Astaghfirullah, Sabrinaaaaaaa! Geng Teletubbies itu Ceu Romlah, Ceu Edoh, Ceu Entin, dan Ceu Euis. Tubuh mereka semua, kan, bulat-bulat kayak Teletubbies. Makanya mereka sering dibilang geng Teletubbies sama warga kampung sini."

"Oh." Mulut Sabrina membulat. "Aku kira Teletubbies beneran. Padahal aku suka sama Lala."

Bu Maryam melanjutkan pekerjaannya yang sempat tertunda, tadi. Dia harus buru-buru selesai memasak.

***

Setiap lewat rumah Pak Radit, Bu Maryam tanpa sadar sering menoleh ke arah bangunan zaman Belanda. Siapa tahu bisa bertemu dengan pemiliknya. Rantang susun yang kemarin digunakan untuk hantaran belum dikembalikan. Itu warisan dari neneknya yang dibelikan oleh Adipati—penguasa tempo dulu.

Sabrina ikut-ikutan mertuanya menengok ke arah rumah Pak Radit. Bedanya, Bu Maryam penasaran dengan pemilik rumah, kalau sang menantu penasaran dengan penghuni rumah yang kasat mata. Sampai sekarang dia penasaran sama cerita-cerita orang tentang hantu Noni Belanda.

Toko Zidan semakin ramai dari hari ke harinya. Sekarang pegawai toko sudah ada lima orang. Mereka pemuda warga asli kampung itu. 

"Ayo, kalian makan bergiliran!" perintah Bu Maryam. 

Semua orang tahu kalau Bu Maryam itu cerewet, suka ngomel, dan terkadang barbar jika berhadapan dengan pria hidung belang. Namun, jika sudah mengenal baik dirinya akan tahu betapa baik dan pedulinya wanita itu kepada orang lain, terutama yang membutuhkan bantuan.

Sabrina hendak melayani pembeli yang baru datang, begitu tahu itu adalah Pak Radit, dia langsung memanggil Bu Maryam. Wanita itu menyuruh sang ibu mertua untuk melayaninya.

"Kang, tuh, lihat! Mereka kelihatan serasi," bisik Sabrina.

Zidan yang sedang memberikan harga pada buku pembeli, menoleh sejenak ke arah ibunya. Dia bisa melihat senyum lebar menghiasi wajah Bu Maryam.

"Jangan terlalu memaksakan. Karena kita tidak tahu siapa jodoh yang sudah Allah takdirkan," balas Zidan sambil mencubit gemas dagu sang istri.

"Benar juga. Jodoh ... maut, adalah sesuatu yang sangat misteri. Kita saja kadang tidak tahu dan tidak sadar dengan itu semua."

"Bu Maryam, jangan lupa nanti setelah isya datang ke rumah. Acara syukuran di undur. Kata Pak RT biar banyak warga yang datang. Kalau sore masih ada yang bekerja," ucap Pak Radit.

"Iya, Pak Radit," balas Bu Maryam.

"Ajak juga menantunya, Bu." Pak Radit menoleh ke arah Sabrina yang juga sedang melihat ke arahnya.

"Oh, iya." Bu Maryam tersenyum manis membalas senyuman Pak Radit.

***

1
Reni
next
Tiah Fais
adu" parah nih🫢🫢
Nar Sih
bnr,,kocak nih bu maryam
sryharty
semoga pak Radit emang orang baik
bukan musuh keluarga Sabrina
Ninik
jgn2 pak Radit itu Frans di masa sekarang usia dah mulai tua tp karna mereka g ada yg tau wajah Frans seperti apa jd percaya saja sama pak Radit
biby
msh penasaran ini sm pak radit
Mineaa
wahhhh..... bunga bunga bertebaran di hati ma Maryam...🌹
Julia Juliawati
tkutnya pak radit bpknya dokter frans.
adelina rossa
lanjut kak
adelina rossa
mertua yang bisa dijadiin panutan ini bu maryam..
Cindy
lanjut kak
Eva Karmita
bukan dijadikan babu tapi dididik biar bisa mandiri tidak manja mami Brina banyak dpt ilmu seperti mengaji sholat masak bikin kue dan beberes rumah pokoknya Brina udah jadi istri idaman dan Brina dapat bonus suami tampan penyayang dan baik hati 😍😍😍💓💓💓
adelina rossa
lanjut kak
🌸Santi Suki🌸: 👍👍👍👍👍
total 1 replies
Reni
hahahaha iya mami di rumah mertua seperti di barak Brina harus sholat dan belajar ngaji tepat waktu , belajar nyuci masak lipatan beberes rumah jaga toko tapi Brina happy mami jadi budak cinta akang Zidan 😅😂🤣
Reni: 😂🤣😂🤣😂😂😂🤣
🌸Santi Suki🌸: 🤣🤣🤣🤣🤣
total 4 replies
biby
ya aampuuun mamii... bukan d jadikan babu tp malah ngrecokin mertua itu anakmu
jangan suudhon dl mamiiii
biby: wkkkkk bner banget. ga nyadar kl anakx rodhok sableng
🌸Santi Suki🌸: 😆😆😆😆 Mami Martha tidak sadar anaknya gimana
total 2 replies
Nar Sih
ya ampun mami teryata cerewet juga ya sabrina ,enak aja klau ngomong justru putri mu bahagia punya mertua yg baik
🌸Santi Suki🌸: Biasa emak-emak enggak beda jauh kalau soal anaknya
total 1 replies
Tiah Fais
lanjut kak
🌷Vnyjkb🌷
eee,, zi,, rubah pola pikir, emang bapak - anak gada suratnya,,, tp semua kembali pd jejak tingkah pola, km buka jln buat bapakmu jd pengemis
🌷Vnyjkb🌷
sadarrr ,zi!!! usahamu ada uang sab,,, u masadepan kalian, bkn u d hamburkan sm org yg tdk layak d bantu
🌷Vnyjkb🌷
zi,,, jlg inti yg berjuang dg km saat ini itu yg utama dan d dengarkan pendapatnya,,, logika dan perasaan jalan brsama,,, biar bapakmu berjuang ,, bkn km jadikan ber mental Pengemis!!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!