NovelToon NovelToon
Menantu Sableng Mertua Gendeng

Menantu Sableng Mertua Gendeng

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintamanis / Konflik etika / Keluarga / Cinta Murni / Pelakor jahat
Popularitas:69.6k
Nilai: 5
Nama Author: Santi Suki

Sabrina rela meninggalkan status dan kekayaannya demi menikah dengan Zidan. Dia ikut suaminya tinggal di desa setelah keduanya berhenti bekerja di kantor perusahaan milik keluarga Sabrina.

Sabrina mengira hidup di desa akan menyenangkan, ternyata mertuanya sangat benci wanita yang berasal dari kota karena dahulu suaminya selingkuh dengan wanita kota. Belum lagi punya tetangga yang julid dan suka pamer, membuat Sabrina sering berseteru dengan mereka.

Tanpa Sabrina dan Zidan sadari ada rahasia dibalik pernikahan mereka. Rahasia apakah itu? Cus, kepoin ceritanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Santi Suki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 33

Kejadian yang menimpa Dewi dan Dudi menjadi bahan pembicaraan warga. Ceu Romlah yang biasanya semangat kalau ada gosip di tempat tinggalnya, kini diam tidak berkutik.

Tidak aneh jika orang dengan begitu mudahnya mengomentari hidup orang lain. Namun, jika hal itu terjadi kepadanya, dia merasa tidak suka ketika ada orang lain membicarakan aib yang menimpanya.

Sudah tiga hari Ceu Romlah menguring diri di rumah. Dia tidak berani keluar rumah karena tidak akan kuat mendengar omongan orang sekampung.

Dewi yang merasa dikhianati oleh Dudi meminta untuk bercerai, tetapi laki-laki itu tidak mau. Katanya kemarin sedang khilaf karena tidak kuat godaan teman kerjanya, ketika sang istri sedang dalam masa nifas. Namun, hubungan mereka berlanjut terus sampai sekarang dan wanita hamil minta dinikahi.

Sabrina pergi ke warung untuk membeli terasi cap udang untuk membuat sambal. Dia melihat kumpulan tetangga yang suka bergosip.

"Bagaimana kelanjutan hubungan Dewi dan si Dudi?" tanya Ceu Edoh kepada ibu-ibu yang sedang belanja di warung Wa Eneng.

"Dewi bersikukuh ingin cerai. Tapi, Ceu Romlah kurang setuju. Kalau cerai dengan si Dudi siapa yang akan memberi nafkah mereka? Kan, selama ini hanya Dudi yang kerja," jawab Ceu Entin yang tahu karena berhasil mengorek informasi dari Ceu Romlah lewat pesan pribadi.

"Aku juga dulu begitu. Suami selingkuh karena jauh. Aku beri dia kesempatan karena ada anak-anak," ujar Ceu Edoh kembali mengingatkan kisahnya di masa lalu. "Aku yakin kalau kita bercerai, suamiku tidak akan kasih nafkah sama anak-anak. Kebanyakan laki-laki suka abaikan sama anak setelah bercerai, padahal anak itu masih tanggung jawab bapaknya."

"Kalau aku punya mantu gitu langsung diusir! Enak saja, sudah buat anakku hamil dan ketika sudah melahirkan repot ngurus anak, dia malah selingkuh. Soal nafkah, kita bisa maksa dan minta, jika tidak mau memberi, tinggal lapor ke pengadilan," ujar Wa Eneng yang terlihat gemas sekaligus kesal. Dia mengenal banyak laki-laki model Pak Yadi, begitu cerai, anak diabaikan, malah menafkahinya anak tiri.

"Makanya, kita jadi wanita harus bisa menghasilkan uang sendiri, harus bisa mandiri, jangan terlalu mengandalkan suami," celetuk Bu Maryam yang datang menyusul Sabrina karena tidak balik-balik ke rumah, padahal terasi sedang ditunggu-tunggu.

"Sabrina, kamu sedang apa? Cuma beli terasi enggak balik-balik," tanya Bu Maryam.

Sabrina hanya bisa nyengir. Dia terlalu asyik mendengarkan pembicaraan ibu-ibu itu sampai lupa disuruh membeli terasi sama mertuanya.

Istrinya Zidan berjalan mengikuti Bu Maryam. Dia sebenarnya ingin tanya pendapat mertuanya tentang Dewi dan Dudi. Namun, ketika akan bertanya dia merasa sudah tahu apa jawab ibu suaminya itu.

"Bu Maryam ... Sabrina," panggil Pak Radit dengan ramah dan senyum manis.

"Eh, Pak Radit! Mau ke mana?" tanya Bu Maryam membalas dengan ramah dan senyum cantik menghiasi wajahnya yang berseri-seri.

"Mau ke rumah Bu Maryam. Aku ada perlu, e, mungkin lebih tepatnya minta tolong," jawab Pak Radit malu-malu.

Sinyal di dalam kepala Sabrina langsung menyala. Dia merasa ini adalah waktunya mendekatkan keduanya.

"Minta tolong apa, Pak?" tanya Bu Maryam penasaran.

"E, itu ... akan ada saudara yang datang ke rumah. Aku bingung mau menyuguhkan makanan apa? Kemudian teringat dengan ikan bakar buatan Bu Maryam yang enak itu. Makanya aku mau pesan dibuatkan, soal harga berapapun tidak masalah," jawab Pak Radit.

Bu Maryam melirik sekilas kepada Sabrina yang terdiam menatap Pak Radit. Sebenarnya wanita paruh baya itu ingin melihat reaksi sang menantu. Namun, ketika melihatnya terdiam dengan tatapan yang jauh dia merasa istri putranya itu sedang memikirkan hal yang lain.

"Baiklah, Pak Radit. Nanti akan saya buatkan," ujar Bu Maryam dan membuat Pak Radit senang. Laki-laki itu pun undur diri.

Sabrina membantu Bu Maryam menangkap ikan. Dia ambil jala dan mengambil beberapa ikan berukuran sedang dan beberapa cukup besar.

"Mah, ikan yang ukurannya kecil buat aku dan Kang Zidan, ya! Sekalian masakin," ucap Sabrina tertawa kecil.

"Kamu ini setiap hari makan ikan, apa enggak bosan?" tanya Bu Maryam bersiap membersihkan ikan karena Sabrina tidak bisa melakukan itu.

"Tidak, Ma. Kan, beda-beda cara ngolahnya. Kemarin dimasak cobek sekarang dikasih bumbu kecap pedas," jawab Sabrina yang menyiapkan arang dan pembakaran.

Sambil masak menantu dan mertua itu saling berbagi cerita. Bu Maryam menceritakan bagaimana kuatnya dia sewaktu kecil sampai remaja. Dia dikenal sebagai jagoan kampung dan tidak pernah takut dengan apa pun kecuali kemarahan bapaknya.

Berbeda dengan Sabrina yang sering mendapat bully-an dari teman-teman di sekolahnya karena sering dikatai bodoh. Dia sering menangis diam-diam tanpa sepengetahuan Shaka. Karena jika Shaka tahu adiknya di-bully akan dibalas olehnya. Ujung-ujungnya Sabrina mendapatkan ancaman.

"Aku merasa Sabrina dulu sudah mati kecelakaan mobil, aku yang sekarang adalah Sabrina baru," ucapan Sabrina.

Bu Maryam menangis kejer mendengar kisah masa lalu sang menantu. Dia lupa kalau kedua tangannya masih belepotan dengan sisik ikan dan bau anyir.

"Kamu hebat, Neng! Tidak menaruh dendam kepada mereka," ucap Bu Maryam sambil menangkup wajah Sabrina dengan kedua tangannya.

"Aduh, Mah. Tangannya bau anyir!" ucap Sabrina saat tangan Bu Maryam mengusap kedua pipinya dan banyak sisik ikan menempel.

"Aduh, maaf, Neng! Mamah tidak sengaja," ucap Bu Maryam sambil mencomot sisik-sisik yang menempel. "Lalu, orang yang nabrak itu apa sudah ketangkap?"

"Neng tidak tahu, Mah," balas Sabrina sambil membersihkan mukanya memakai ujung jilbab. "Shaka belum memberi tahu. Dia malah jatuh sakit kena virus."

"Apa Neng punya foto orang itu?" tanya Bu Maryam sambil mengelap tangannya yang sudah bersih.

"Belum ada, Mah. Shaka juga punyanya buram, tidak jelas," jawab Sabrina.

"Kalau kita tahu wajahnya, kita bisa berhati-hati."

"Nanti aku tanya sama mami, apa ada foto Dokter Frans."

Bu Maryam mengantarkan ikan pesanan Pak Radit ke rumahnya. Seseorang membuka pintu dari dalam. Wanita paruh baya itu terdiam karena tidak mengenal orang yang kini berdiri dihadapannya.

"Anda siapa?"

***

1
Tiah Fais
yang punya aja blm pakai dia udh mau pinjam gak punya malu
adelina rossa
yudi sama niken kasih sinida aja deh kak..gedek banget...lanjut
biby
gedeeeg banget sm dua org ini. pnginx d bejeg bejeg. ga tau malu ngelunjakkk aja kelakuanx. kenapa ya wktu operasi ga keliru tindakan dokterx biar lgsg out gitu dr dunia outhor knp msh d kasih hidup juga wkkkk
🌸Santi Suki🌸: 😅😅😅😅😅
total 1 replies
Hary Nengsih
zidan jngn mau d manfaat kan m bpk nya ,,tuh kn modal dr sabrina jg
sryharty
Zidan kamu juga harus tegas Napa,kenapa mau banget seh di manfaatkan bapakmu
ya walaupun pak Yadi bapak kandung kamu
tapi setidaknya hargai perasaan ibu kamu
🌷Vnyjkb🌷
zidan jgn jd kepala rmhtgga yg menyalahgunakan kepercayaan istri, apalagi soal keuangan,, bisa kaco rmhtgga mu!! bijak!!
🌷Vnyjkb🌷
punyalahhhh rasa Maluuu dikit aja yadiiii,,, gada rasa bersalah jg pd bumar, eeee msh jg ngrecokin dg hal² materi,financial,,, Maluuu Maluuu lah sbg laki², klu km sdh gak pya malu sbg mantan suami dan seorg bapak!!
🌷Vnyjkb🌷
zidan yg tegas,,, ya memang suami istri berbagi, tp km hrs jg tahu diri dikit, sabrina loooo yg byk mengeluarkan keuangan u usaha dan kemakmuran hdp kalian saat ini, bkn lantas u d bagi kan pd yadi,niken yg manfaatin hub anak bapak, ingat!! hya hubungan looi, bkn yg berjasa membesarkan
🌷Vnyjkb🌷
pya rasa malu dan hormat dikit dong klu bertamu u ngemis,,, attitude!!!
🌷Vnyjkb🌷
kaan kaannnn d kasi ampla minta paru🤧 mental kok peminta minta, ya meski k anaj, tp kannn anakmu d besarkan ibu yg single parent saat km geletakkkan anak istrimu yadiiii
🌷Vnyjkb🌷
pak, kok ngemis muluuuu,,,
🌷Vnyjkb🌷
bkn kewajiban jg sih u tahu, krn masing² pya urusan rmhtgga sendiri,, ya sekedar empati lahhh, krn hub darah bapak - anak
🌷Vnyjkb🌷
nahhh berarti emang jatuh tempo utang anda exprd,,, piyeee🤧😜😜
Uswatun Hasanah
lanjut
bunda aya
jijik sama niken dan pk yadi, muka tembok gk punya malu
mau enaknya sendiri pingin ngulek mukanya 😡😡
retiijmg retiijmg
iiih pngn tak ulekin sambel aja trs tak
becek2 ke mulut pak yadi & niken biar kapok
Istiana
kurang panjang cerita nya
edelweis🌻
emang yadi sama niken ngk tau malu
Putu Suciptawati
lanjut lanjut kak
🌸Santi Suki🌸: sudah update, masih nunggu review
total 1 replies
Wandi Fajar Ekoprasetyo
bener banget ini ucapan sabrina
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!