NovelToon NovelToon
Terjebak Cinta Tuan Presdir

Terjebak Cinta Tuan Presdir

Status: sedang berlangsung
Genre:Anak Kembar
Popularitas:1.8k
Nilai: 5
Nama Author: @Asila27

+Cinta satu malam】Terjebak Cinta Tuan Presdir

Deskripsi Cerita:

Alana, seorang perempuan cantik yang tumbuh dalam lingkungan keras, tidak pernah menyangka bahwa hidupnya akan berubah dalam satu malam yang tragis. Sejak kecil, ia telah kehilangan kedua orang tuanya dan terpaksa tinggal bersama bibi serta sepupunya yang memperlakukannya dengan buruk. Meskipun hidup dalam tekanan, Alana selalu menjaga kehormatan dan kesuciannya.

Namun, segalanya berubah ketika Clara, sepupunya yang licik, bersama ibunya, Sandra, menjebaknya dalam sebuah rencana busuk demi uang. Dengan tipu daya dan obat bius, mereka menyerahkan Alana kepada seorang lelaki kaya yang haus nafsu. Namun, keberuntungan tampaknya masih berpihak pada Alana—lelaki yang seharusnya menjadi pemilik tubuhnya justru mengembalikan uangnya dan pergi.

Sayangnya, Alana tetap tidak bisa lepas dari jeratan takdir. Dalam keadaan setengah sadar akibat pengaruh obat, ia terbangun di kamar hotel bersama seorang pria asing.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon @Asila27, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ronal mulai mencari identitas Alana

Setelah alana selesai menyelesaikan kontrak nya dengan Ronal. Ia bergegas pulang.

"Tuan terima kasih karena sudah memberi saya kesempatan untuk berkerja sama dengan perusahan tuan.!" Kata Alana kepada Ronal dengan suara lembut.

Ronal yang mendengar suara lembut Alana. hati nya tiba-tiba berdebar.

"Baik lah tuan kalau begitu saya permisi.!" Kata Alana akhirnya yang langsung berbalik dan pergi.

Meilin yang sedang duduk di sofa. Tiba-tiba memanggil Alana. "Tante Alana!" suara kecil Meilin membuat langkah Alana terhenti di depan pintu.

Alana menoleh dan tersenyum. "Iya sayang? Ada apa?" tanya Alana.

Meilin turun dari sofa dan berlari kecil mendekati Alana. Dengan mata berbinar, ia menggenggam tangan Alana. "Tante besok datang lagi ya? Mei suka sama Tante."

Mata Alana sedikit melembut melihat permintaan polos dari anak kecil itu. Ia berjongkok agar sejajar dengan Meilin. "Mei manis. Tapi Tante harus kerja sayang. Mungkin nanti kalau ada waktu, Tante bisa main sama mei lagi." Ucap Alana dengan lembut.

Meilin merengut kecil, lalu melihat ke arah Ronal seolah meminta persetujuan. "Om, Mei boleh ketemu Tante lagi kan?" pinta mei ke Ronal.

Ronal yang sedari tadi hanya mengamati tanpa banyak bicara, kini menatap keduanya dengan ekspresi yang sulit ditebak. Ada ketidak nyamanan dalam hatinya melihat betapa cepatnya Meilin dekat dengan Alana.

"Kita lihat nanti," jawab Ronal singkat, lalu berdiri dari tempat duduk nya. "Sekarang Mei harus istirahat. Tante Alana juga pasti capek setelah rapat panjang hari ini." ucap Ronal.

Meilin mendengus pelan, tetapi akhirnya mengangguk. "Oke Om."

Alana mengusap kepala Meilin dengan lembut. "Hati-hati ya Mei. Jangan jatuh lagi, oke?" ucap Alana.

Meilin tersenyum lebar. "Iya, Tante!"

Setelah berpamitan, Alana dan Melinda akhirnya keluar dari ruangan. Saat pintu tertutup, Ronal masih berdiri di tempatnya, menatap ke arah pintu dengan tatapan kosong. Entah kenapa saat melihat wajah Alana lebih dekat. Hati nya selalu gelisah. merasa kalau Alana lah orang yang di cari nya

Livia yang masih berada di ruangan itu memperhatikan ekspresi bosnya dengan penasaran. "Tuan, Anda terlihat seperti sedang memikirkan sesuatu."

Ronal menghela napas panjang. "Aku hanya merasa aneh liv." jawab Ronal.

Livia mengerutkan dahi. "Aneh bagaimana, Tuan?" tanya Livia.

Ronal menoleh ke arah Livia dan mengucapkan sesuatu yang bahkan mengejutkan dirinya sendiri.

"Alana dia mengingatkanku pada seseorang yang pernah aku kenal."

Livia yang mendengar ucapan bos nya terkejut. Ia tau betul selama ini bos nya ini tidak pernah sedikitpun tertarik dengan perempuan. Bahkan dirinya sempat berfikir kalau bos nya ini memiliki kelainan. Saat mendengar ucapan Ronal yang begitu tiba-tiba tentang Alana membuat nya terkejut.

"Tuan, apakah tuan serius. Bukan kah selama ini tuan tidak pernah peduli terhadap wanita bahkan tak pernah tertarik.!" Tanya Alana dengan suara pelan takut bos dingin nya ini marah. Dan benar saja Ronal yang mendengar pertanyaan Livia langsung menatap Livia tajam.

"Livia, kau terlalu banyak bicara, apakah kamu sudah tidak ingin bekerja." suara Ronal terdengar dingin, membuat Livia langsung menundukkan kepalanya dengan gugup.

"Maaf Tuan. Saya hanya terkejut…" jawab Livia pelan.

Ronal menghela napas dan mengalihkan pandangannya. Ia sendiri tidak mengerti kenapa nama Alana tiba-tiba keluar dari mulutnya. Kenapa wanita itu terasa begitu familiar?

Dalam diam, Ronal kembali teringat tatapan Alana saat mereka bertemu tadi. Ada sesuatu di mata wanita itu, sesuatu yang tidak bisa ia jelaskan. Bukan sekadar ambisi bisnis atau profesionalisme. Ada ketakutan… dan sekaligus kehangatan.

"Tuan, jika saya boleh bertanya… apakah Anda mengenal Miss Alana sebelumnya?" tanya Livia hati-hati.

Ronal tidak langsung menjawab. Ia hanya berdiri di depan jendela, menatap gedung-gedung tinggi di luar sana. Matanya menyipit, berusaha menggali ingatan yang samar.

"Alana Falencia… " gumam Ronal.

Nama itu seakan membawa perasaan aneh yang menyesakkan dadanya.

"Aku tidak tahu Livia. Tapi aku akan mencari tahu," ucap Ronal akhirnya, dengan suara rendah yang penuh ketegasan.

"Livia kamu boleh kembali ke meja kamu. Dan suruh Tomy ke sini.!" Kata Ronal kepada Livia.

"Baik, Tuan," jawab Livia cepat sebelum bergegas keluar dari ruangan.

Tak lama setelah Livia pergi, seorang pria bertubuh tegap dengan jas hitam rapi masuk ke dalam ruangan. Wajahnya serius, mencerminkan sikap profesionalnya sebagai tangan kanan Ronal.

"Anda memanggil saya Tuan?" tanya Tomy dengan suara tegas.

Ronal berbalik, menatap pria itu dengan mata tajam. "Aku ingin kau selidiki seseorang untukku." ucap Ronal dengan tegas.

Tomy mengangguk tanpa bertanya lebih lanjut. "Siapa orangnya Tuan?"

"Alana Falencia." jawab Ronal.

Tomy mengangkat alis, sedikit terkejut. "Alana Falencia? Wanita yang baru saja menandatangani kontrak kerja sama dengan perusahaan kita?" tanya Tomy.

"Benar. Cari tahu segalanya tentang dia. Dari mana asalnya, keluarganya, masa lalunya, bahkan setiap detail kecil yang mungkin terlihat sepele. Aku ingin laporan secepatnya," perintah Ronal dengan nada dingin dan tegas.

Tomy menatap bosnya beberapa detik sebelum akhirnya mengangguk. "Baik Tuan. Saya akan segera mengurusnya." jawab Tomy yang langsung berbalik.

Ronal tidak mengatakan apa-apa lagi, hanya mengalihkan pandangannya kembali ke luar jendela.

"Alana Falencia… siapa sebenarnya wanita itu?" batinnya. Ada sesuatu tentang Alana yang membuat hatinya bergejolak, dan ia tidak akan tenang sampai menemukan jawabannya.

Sedangkan di dalam mobil. Melinda yang melihat Alana sejak tadi diam. Akhirnya membuka suara.

"Alana apakah kamu sebelum nya kenal dengan tuan Ronal.!'' tanya Melinda yang membuat Alana langsung menatap Melinda.

"Melinda kenapa kamu tiba-tiba menanyakan soal tuan Ronal.?" tanya Alana balik.

"Alana aku kenal kamu bukan 1 tahun atau 2 tahun Alana. Aku tau kamu menyembunyikan sesuatu dari ku. Melihat cara kamu menatap tuan Ronal. Merasa ada yang kamu sembunyikan. seperti nya kalian terlihat sudah saling mengenal. Sedangkan tuan Ronal. Selalu melihat kamu tadi saat kamu ngobrol dengan keponakan nya. Bahkan selalu mencuri pandang ke kamu." Ucap Melinda yang langsung membuat Alana menepikan mobil nya ke pinggir jalan.

Alana menghela napas panjang, menatap lurus ke depan tanpa mengatakan apa-apa. Tangannya menggenggam erat kemudi, seolah mencoba menahan perasaan yang telah lama ia pendam.

Melinda yang melihat reaksi sahabatnya semakin yakin bahwa ada sesuatu di antara Alana dan Ronal. "alan aku nggak akan memaksa kamu cerita, kalau kamu belum siap. Tapi aku harap kamu tahu kalau aku ada di sini buat kamu," ucapnya lembut.

Alana akhirnya menoleh ke arah Melinda, matanya dipenuhi kebingungan dan kegelisahan. "Mel... aku memang mengenal Ronal. Tapi bukan dalam kondisi yang baik," ucap Alana dengan suara nyaris berbisik.

Melinda terdiam, menunggu Alana melanjutkan.

"Dia lah Dedy kandung Andra dan dira." lanjut Alana dengan suara gemetar.

Melinda yang mendengar pengakuan Alana terperanjat, matanya membesar tak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya. "Apa jadi tuan Ronal  adalah Deddy nya anak-anak kamu al." serunya tanpa sadar.

Alana menundukkan kepala, berusaha menahan emosinya yang mulai menggelegak. Tangannya yang masih menggenggam kemudi mulai bergetar. "Ronal adalah ayah kandung anak-anakku Mel," ulangnya dengan suara lirih.

1
@asila27
jangan lupa kak, tinggalkan jejak coment kalian, karena itu semangat saya.
@asila27
cerita nya menarik bukan
🐌KANG MAGERAN🐌
salam kenal kak, semangat ya
‎❣️⃝⃟ᷞᶠ➻🍾⃝ ͩ ᷞHͧSᷡ ͣ🍒⃞⃟🦅
surat cinta untuk author😆

1. Awal kalimat gunakan huruf kapital.
2. Penggunaan tanda baca yang tidak pada tempatnya contohnya di kalimat ini coba perhatikan lagi letak tanda bacanya.
3. Setelah ku baca chapter satu ini aku koreksi untuk penggunaan huruf kapital dan huruf kecilnya masih ada salah tempat
4. Saran aku sih banyak mampir dan baca karya-karya lainnya amati dan perhatikan penulis mereka

Sekian terimakasih🤗
@asila27: baik akak terimakasih saran nya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!