Mati-matian berusaha dan berakhir gagal membuat Deeva enggan membuka hati, tapi sang ibu malah menjodohkannya tepat dimana perasaannya sedang hancur. Diantara kemalangannya Deeva merasa sedikit beruntung karena ternyata calon suaminya menawarkan kerjasama yang saling menguntungkan.
"Anggap gue kakak dan lo bebas ngelakuin apa pun, sekalipun punya pacar, asal nggak ketahuan keluarga aja. Sebaliknya hal itu juga berlaku buat gue. Gimana adil kan?" Arshaka Rahardian.
"Adil, Kak. Aku setuju, setuju, setuju banget." Deeva Thalita Nabilah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Net Profit, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ikan
"Kita mau kemana lagi, Kak?" tanya Deeva, ''kayaknya ini bukan jalan pulang deh." lanjutnya seraya mengamati jalan yang tengah mereka lalui. Entah memang bukan jalan yang biasanya atau hanya karena ia yang belum hafal jalan menuju rumah.
"Iya kita nggak langsung pulang. Gue mau bawa lo ke suatu tempat." Jawab Shaka tanpa melihat ke arah Deeva.
"Kemana, Kak?"
"Toko perhiasan!"
"Ngapain ke toko perhiasan, Kak?"
"Ke Toko perhiasaan ya beli perhiasaan lah. Aneh lo tuh!"
"Ya maksud aku perhiasaan buat apa?"
"Buat lo lah!"
Deeva menunjuk dirinya sendiri, "buat aku?''
"Ya." Jawab Shaka singkat.
"Tapi aku nggak suka pake perhiasaan, Kak. Kayak ibu-ibu ih, nggak mau." Tolak Deeva. Membayangkannya saja ia tak suka.
"Ya kalo nggak suka ntar bisa disimpan aja. Kata mama kalo nikah mas kawinnya harus ada perhiasaan. Makanya gue bawa lo buat milih sekarang." Jawab Shaka.
Plak!!
Deeva menabok paha Shaka, "kan aku udah bilang kalo aku nggak mau nikah!"
"Tapi gue mau nikah sama lo. Gimana dong?" Ledek Shaka.
Deeva cemberut, "Kak Shaka!"
Shaka mencubit gemas pipi kanan Deeva, membuat gadis itu menatap tajam ke arahnya. "Gue cuma becanda!"
"Sebagai permintaan maaf gue karena kemaren-kemaren selalu marah sama lo. Gue mau bawa lo ke suatu tempat. Gue harap lo suka." Lanjutnya.
"Kemana, Kak? minimal dibawa jalan-jalan keliling Jogja lah." Ucap Deeva.
"Keliling Jogja jam segini yah kagak bakalan cukup waktunya, Deev. Bisa kemaleman kita pulangnya."
Deeva mengangguk, ''iya juga sih.Tapi aku pengen loh jalan-jalan ke Malioboro Kak. Bukannya kalo disana makin malam makin rame yah?"
"Lain kali aja. Sekarang udah jam empat, besok juga lo harus sekolah. Udah gitu senin mau ujian kenaikan kelas kan? harusnya belajarnya makin rajin, bukan malah pengen main." Jelas Shaka.
"Hm iya, Kak." Jawab Deeva lirih.
Shaka melirik arah Deeva, "nggak usah cemberut gitu. Nanti kalo lo udah selesai ujian, gue bakal ajak lo jalan-jalan kemana pun yang lo mau."
"Serius, Kak?"
"Iya."
Shaka memarkirkan mobil yang ia kendarai di depan sebuah pet shop yang cukup besar.
"Mau beli perlengkapan buat kopoy, Kak?" Deeva sedikit kecewa. Ia kira akan diajak ke tempat spesial, tenyata lagi-lagi ke pet shop. ''siap-siap jadi kurir pembawa pakan kucing lagi kalo kayak gini caranya." Batin Deeva.
"Turun dulu." Ajak Shaka.
"Nggak ah kak. Aku nunggu disini aja. Kak Shaka nggak lama kan?" Tolak Deeva. Malas sekali harus mengikuti Shaka kesana kemari demi seekor kucing. Mana kucingnya nggak nurut sama dia.
"Turun dulu!" paksa Shaka. Ia bahkan membukakan pintu untuk Deeva dan menarik paksa gadis itu untuk keluar dari mobil.
Mau tak mau meskipun malas akhirnya Deeva mengikuti Shaka, "mau beli apa lagi sih, Kak? kalo tau mau kesini mending pulang aja dah." gerutu Deeva.
"Protes mulu. Ikut aja dulu." Kali ini Shaka merangkulnya.
Sesuai tebakan Deeva, awal masuk langsung disuguhi berbagai macam perlengkapan hewan peliharaan. Dari mulai tempat makan, kandang, pakaian, tempat makan minum bahkan asesoris hewan-hewan yang menurut Deeva teramat sangat tidak penting. Toko yang didatangi Shaka kali ini nampaknya lebih besar dan lengkap dibanding yang sebelumnya karena tak hanya menyediakan perlengkapan untuk kucing juga menyediakan perlengkapan untuk hewan peliharaan lainnya. Bahkan kandang burung dari yang kecil hingga yang super besar pun tersedia disana.
Deeva mematung di pojok toko, "aku nunggu disini aja. Kak Shaka belanjanya nggak pake lama. Udah sore, ntar pulangnya kemaleman, aku harus belajar."
"Ikut gue dulu!" Shaka menarik tangan Deeva dan membawanya ke keluar dari toko lewat pintu belakang.
Mata Deeva langsung terpesona melihat aneka hewan peliharaan yang ada di sana. Ternyata tak hanya menjual perlengkapan hewan peliharaan, toko itu juga menjual aneka hewan peliharaan. Deeva melewati banyak kucing yang berjajar rapi di kandang. Dari ukuran kecil hingga besar dengan berbagai jenis yang berbeda.
"Kak Shaka mau nambah kucing?"
"Yang ini lumayan lucu." Deeva menunjuk kucing kecil berwarna orange bertuliskan japanese bobtail, "namanya aneh." lanjutnya setelah membaca ejaan yang lumayan sulit diucapkan.
"Kucing dari Jepang itu. Ukurannya udah mentok segitu nggak bisa besar lagi." Jelas Shaka.
"Oh..." Deeva mengangguk paham, ''kalo Kopoy jenis kucing apa, Kak? dulu Kak Shaka beli diisini juga?" lanjutnya bertanya.
"Kayaknya jenis kucing kampung biasa. Nggak beli disini. Kurang tau juga gue." Jawab Shaka dengan malas.
"Aneh. Masa nggak paham kucing punya sendiri." Ejek Deeva.
Shaka hanya menghela nafas panjang pelan. Kemudian mengikuti Deeva yang sudah lebih dulu berjalan dengan cepat. "Kak Shaka sini cepetan!" teriaknya.
"Ini lucu banget." Mata Deeva begitu berbinar melihat ikan-ikan di dalam aquarium.
"Cantik banget, Kak." ucapnya seranya menunjuk ikan koi berwarna pink.
"Yang ini juga cantik." lanjutnya seraya menunjuk ikan jenis lain.
"Ini,ini, ini... ah semuanya cantik." lanjutnya terpukau, melihat satu persatu aquarium yang berisi berbagai jenis ikan.
Shaka ikut tersenyum senang melihat Deeva begitu terpesona dengan berbagai jenis ikan hias disana. Rasanya tak sia-sia seharian ia memikirkan apa yang disukai gadis itu. Hampir seharian akhirnya ia ingat jika Deeva pernah berkata "aku nggak suka kucing, sukanya ikan" pada hari pertama saat dia datang ke Jogja dan melihatnya sedang memberi makan Kopoy.
"Kak Shaka sini!" Shaka mendekat ke arah Deeva saat gadis itu memanggilnya. Wajahnya begitu dekat dengan aquarium, nyaris menempel demi bisa melihat kecantikan ikan di hadapannya dengan jelas.
"Cantik banget kan, Kak?" ucap Deeva tanpa melihat ke arah Shaka.
"Yang mana?"
"Ini, Kak." Deeva menunjuk. "Makanya sini Kak Shaka nunduk dah biar jelas." Deeva menarik bahu Shaka hingga kini wajah lelaki itu sejajar dengannya.
"Cantik kan?" ucap Deeva lirih.
"Ya, cantik." Jawab Shaka, bukan melihat ke arah ikan. Ia justru malah menatap Deeva dengan begitu dekat.
"Ya kan kata aku juga cantik banget ikannya." Deeva tersenyum sebentar ke arah Shaka kemudian kembali menatap ikan-ikan cantik yang tengah berenang di dalam sana.
"Iya." Jawab Shaka. Ia lantas mengeluarkan ponselnya. Mengambil beberapa foto gadis yang tersenyum bahagia hanya karena melihat ikan.
"Seenggaknya gue harus punya foto lo." batin Shaka.
"Menurut Kak Shaka cantik yang mana? merah, pink, orange atau yang mix orange putih?"
"Cantikan lo!" Shaka gelagapan karena keceplosan, "cantik yang warna item." ralatnya asal kemudian.
"Hah maksudnya?" Deeva mengerutkan kening, "ikannya nggak ada yang warna item loh kak." lanjutnya seraya menunjuk ikan di dalam aquarium.
"Cantik semua udah." jawabnya seraya berpura-pura mengangkat telpon dan sedikit menjauh dari Deeva.
"Halo, iya gimana, Fa? Lo atur aja lah."
.
.
.
Iya halo, gimana gimana? Banyak reader cuma baca tapi ga like sama komen?
oke aku ngambek ga up seminggu kalo gitu wkwkwk😜😜
Sawannya pindah ke Shaka kek, makanya suka ngocel sama ngomel terus bawaannya sama Deeva...🤣
turut berduka cita ka...
Dewa mah is the best , bisa aja akalnya buat main bareng sama Deeva . gak boleh main ya alesan belajar ya wa....
lanjut terus kak semangat moga sehat slalu 😍😍😍