Xuan Lan adalah seorang gadis tomboy, judes dan cerdas ditambah parasnya yang elok membuat ia terkenal di sekolahnya. Meskipun tomboy ia tetap menjaga kecantikan dan penampilannya agar enak dipandang saja. Dia ahli dalam beladiri dan memanipulasi orang lain sehingga semua orang tunduk padanya.
Pada suatu hari ia meninggal karena diracuni kakaknya yang sangat iri atas semua kemampuan yang dimiliki Xuan Lan.
"Akhirnya kau berhasil membunuhku, kak. Jika ada kehidupan selanjutnya aku akan membalasmu." ia akhirnya menutup matanya dengan senyum evilnya.
~
Sementara itu disebuah gubuk terdapat seseorang yang sangat lemah, dan tubuhnya memucat ia sudah tidak tahan dengan apa yang terjadi saat ini.
~
Xuan Lan membuka matanya, ia merasa sangat lemah "Ugh, ini di surga atau di neraka kenapa jelek sekali?!" ternyata ia bertransmigrasi ke tubuh seorang yang lemah tadi.
cover and pict by pinterest
~~~
follow ig: @chiccacaaa
~~~
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon chiccacaaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
EMPAT BELAS
"Bukankah kau berkata kalau tidak mau menjalin kontrak denganku, Kuma?" sedangkan yang diajak bicara buru-buru masuk ke dalam kalung dimensi milik Xiao Lan, Xiao Lan melangkahkan kakinya menuju mulut goa tanpa sengaja ia bertemu dengan paman Tao dan paman Tae yang sedang mencarinya ia kemudian pulang bersama mereka.
FLASHBACK OFF
•••
Tak terasa sudah sebulan lebih Xuan Lan berada di tubuh Xiao Lan, sesuai janji tabib Bao dalam sebulan tubuhnya sembuh dari racun. Sudah dua minggu lebih pula ia bersama pelayan yang ia anggap keluarganya itu latihan beladiri. Kalian pasti tau siapa yang mengajari mereka, ya tentu saja Xiao Lan. Hari pertama memang Xiao Lan bersama bibi Fu dan tabib Bao diajari beberapa ilmu beladiri oleh paman Tao dan paman Tae tetapi Xiao Lan merasa pengajaran paman Tao dan paman Tae terlalu rumit dan membingungkan akhirnya pada hari kedua sampai sudah berjalan lebih dari dua minggu ini ia mengambil alih untuk mengajari mereka semua dengan ilmu beladiri yang berasal dari dunia modernnya terkadang mereka juga latihan berburu yang diajari oleh paman Tao dan paman Tae karena Xiao Lan sama sekali tidak bisa melakukan hal itu. Xiao Lan sangat puas dengan perkembangan orang yang diajarinya, mereka selalu cepat dan cakap atas semua perintah Xiao Lan. Sedangkan yang merasakan pengajaran Xiao Lan mereka sangat tersiksa rasanya mereka dilatih dalam peperangan oleh Xiao Lan belum lagi jika mereka belum hafal gerakan yang diajarkan Xiao Lan bisa-bisa tangan mereka patah menerima hukuman yang Xiao Lan berikan. Mereka mencoba sekuat tenaga untuk menghafalkan semua gerakan itu. Xiao Lan mengunakan konsep setengah hari menghafal setengah hari mempraktikkan, pada hari esok hafalan kemarin akan digabungkan dengan hafalan berikutnya agar mereka tidak lupa. Tetapi tetap saja usaha tidak akan menghasilkan hasil akhir yang sia-sia mereka menjadi lebih kuat dari prajurit biasa, itu adalah perkataan paman Tao dan paman Tae karena mereka adalah mantan prajurit sebelum mengabdi kepada ibunda Xiao Lan.
Saat ini Xiao Lan dan tabib Bao sedang berjalan-jalan mencari beberapa herbal untuk persediaan. Setelah menemukan herbal itu mereka memilih jalan memutar untuk pulang karena tidak ada kegiatan lain yang bisa mereka lakukan selain latihan beladiri, makan, berburu, dan mencari herbal. Di tengah-tengah perjalanan mereka mencium bau amis alangkah terkejutnya mereka saat menemukan pertandingan yang tidak seimbang antara orang-orang berpakaian hitam dengan beberapa orang yang menaiki kereta sedangkan banyak mayat berserakan yang berpakaian hampir sama dengan orang-orang yang berada di luar kereta.
Xiao Lan meregangkan kedua tangannya ke atas ia menatap tabib Bao,
"Apakah kau siap mempraktikkan latihan kita selama ini, Bao gege?" ia lalu menggerakkan kepalanya ke kanan dan ke kiri seperti sedang pemanasan,
"Aku sudah tidak sabar Lan'er, bagaimana hasil latihan yang diajarkan oleh mei mei ku" ucap tabib Bao lalu berlari menuju kerumunan itu tak lupa mereka juga menggunkan cadar.
Tanpa basa-basi mereka menebas separuh lebih orang yang berpakaian hitam,
"Apa urusan kalian sehingga mengganggu kami" tanya seseorang berbadan paling besar dari mereka yang sepertinya ketuanya,
"Sebenarnya kami tidak ada urusan dengan kalian, hanya saja jika pertandingannya adil pasti akan seru bukan?" tanya Xiao Lan yang menaik turunkan alisnya,
"Kurang ajar kau gadis kecil berani mengganggu kami!!" ucap ketua perampok tadi marah,
"Serang!!" anak buahnya yang masih tersisa segera menyerang Xiao Lan, Xiao Lan hanya menghadapinya dengan santai saat ia menoleh tabib Bao tidak ada di sampingnya, ia sudah terpental jauh dan menabrak batu besar yang berada agak jauh dari hadapannya, matanya membulat sempurna seakan bola matanya akan keluar nafas yang ia hembuskan mulai tidak beraturan,
"Apa yang kalian lakukan pada gegeku brengsek!" air matanya jatuh tanpa ia minta dengan membabi buta ia menyerang semua orang di hadapannya, tinggalah ketua perampok itu yang tersisa,
"A-apa yang akan kau lakukan, kau sudah mengusikku jadi tidak masalah jika aku membunuh gegemu itu" ucap ketua perampok tadi masih dengan nada angkuhnya,
Xiao Lan mengambil pedang yang berada di sampingnya, ia mematahkan kaki ketua perampok tadi teriakan pilu terdengar menggema di area itu,
"Ini untuk kau yang sudah mengganggu mereka," Ia kemudian memotong dua lengannya jeritan pilu kembali terdengar,
"Ini untuk kau yang sudah menyerangku" ia lalu menggeser pedangnya ke leher pria tadi,
"Dan ini untuk gegeku" clashh
Tubuh Xiao Lan ambruk ke bawah, ia menangis sejadi-jadinya sedangkan beberapa orang yang ia tolong hanya menatapnya kasihan,
"Sudahlah nona, ia sudah mati lebih baik kau membawa jasadnya kembali" ucap seseorang di antara mereka,
Xiao Lan seakan tersadar, benar ia harus membawanya kembali. Ia menghampiri tubuh gegenya itu. Mukanya sudah tak berbentuk karena menabrak batu tadi, ia kembali meneteskan air matanya,
"Apa diantara kalian tidak ada yang mau membantuku?" tanya Xiao Lan datar,
Hening, tidak ada jawaban dari orang-orang yang telah ditolongnya itu,
"Apa diantara kalian tidak ada yang mau membantuku?" tanya Xiao Lan sekali lagi degan nada membentak, orang yang pertama berbicara kepada Xiao Lan tadi langsung menghampirinya tetapi tertahan oleh seseorang,
"Kenapa kau mau menolongnya, biarkan saja lagipula ia sudah mati yang terpenting adalah kita menyelamatkan kaisar dan putra mahkota"
Tubuh Xiao Lan meradang, ia menancapkan pisau kecil yang entah ia dapat darimana ke lengan kiri orang yang berbicara sembarangan itu,
"Dasar tidak tau diuntung!"
•••
JANGAN LUPA VOTE RATE LIKE DAN KOMEN
TERIMAKASIH
chiccacaaa