Cinta Sugar Daddy

Holaaa apa kabar kalian 😃

sehat-sehat ya gengs 🥰🤗

...happy reading !!!...

..._______...

"A-aku..."

Bruk..

Gadis kecil itu kembali jatuh pingsan. Belum sempat ia menyebutkan nama nya dan juga siapa diri nya.

"Adek.." Tiara histeris, melihat gadis kecil yang sebaya dengan adik laki-laki nya itu kembali tak sadarkan diri.

Begitu pun juga dengan Anan. Ia kebingungan entah apa yang harus di lakukan nya. "Ra, dia pingsan lagi."

"iya mas !!" Tiara mengecek kondisi tubuh Cinta. "Demam nya tinggi !!" Ucap nya.

"Jadi gimana Ra ?"

"Dikompres aja udah gak turun, kita bawa ke rumah sakit aja gimana mas ?" Tiara menyampaikan usul nya.

"Boleh !!" Sahut Anan. "Tapi nanti kalau-

"Udah, nanti kita bisa kabarin mama sama papa lewat telpon."

Lalu Anan pun bergegas membopong gadis kecil itu untuk segera membawa nya ke rumah sakit terdekat.

...___...

Kurang lebih selama 20 menit perjalanan dari rumah Tiara menuju rumah sakit. Anan melaju kan mobil nya sedikit kencang karena memang jalanan sudah meregang tak terlalu padat dengan kendaraan lain nya karena sudah larut malam.

Di rumah sakit.

"Duduk kenapa sih Ra !!" Anan berucap, ia sedikit kesal melihat Tiara yang terus mondar mandir di depan pintu ruang IGD rumah sakit.

"Mas !!" Tiara berhambur duduk di samping Anan. "Kamu nemu dia dimana sih ?" Perempuan itu men-jeda ucapan nya sebentar. "Kasian banget, demam nya tinggi. Dan kaya nya dia lagi trauma akan sesuatu deh !!" Ucap perempuan itu menerka-nerka.

Ya benar !

Anak itu seperti sedang ketakutan. Seperti yang dia katakan tadi, dia meminta ampun pada bunda nya.

"Iya, tadi aku sempet denger dia bilang minta ampun bunda, gitu." Anan berhenti. "Terus tadi aku denger kalo gak salah dia sebut nama nya Cinta."

"Cinta."

"Permisi, dengan keluarga gadis kecil tadi diminta dokter untuk masuk ke dalam." Ucap suster memberitahu.

Anan dan juga Tiara buru-buru bangkit dan berjalan untuk masuk ke dalam ruangan dimana dokter memanggil mereka.

"Dengan orang tua anak ini pak, buk." Dokter itu berkata.

Hah ???

Anan dan juga Tiara saling menatap, tak mengerti dengan apa yang di ucapkan dokter itu.

Apa kata nya tadi ?? orang tua ? ehh, mereka belum juga tahu bagaimana rasa nya menikah, tapi sudah dikira punya anak ! dan sudah sebesar itu ?

"Silahkan duduk pak, buk !!" Suara dokter membuyarkan pandangan mereka.

"Em, jadi gimana keadaan nya dok ??" Tiara bertanya.

Dokter pun menjelaskan mengenai keadaan Cinta. Gadis kecil itu harus di rawat berapa hari karena demam nya yang terlalu tinggi. Terlebih, ia sedang mengalami tekanan mental yang membuat nya merasa takut dan trauma.

"Jadi saya sarankan, bapak dan ibu jika sedang bertengkar, atau pun berselisih paham jangan pernah di depan anak ya. Karena itu sangat berpengaruh terhadap mental nya."

Apa ? ah.. dokter itu kenapa bisa seenak saja sih ngomong nya. Menerka sesuatu yang sangat tidak benar kenyataan nya.

"Dok tapi kami-

"Ini saya kasih resep obat nya, silahkan di tebus ya pak !!" Ucap dokter tak memberi celah Anan yang mau berbicara. "Tadi sudah saya suntikan obat juga, dan panas nya sudah mulai turun."

"Baik dokter, terimakasih." Ucap Tiara.

"Sama-sama, kalau begitu saya pamit dulu, jika ada apa-apa panggil suster saja." Lalu dokter itu pun bangkit dan berlalu pergi dari ruangan itu.

"Apa-apa an sih dokter itu ! seenak nya aja kalo ngomong !!" Anan bersungut kesal.

"Sudah lah mas, kan kita juga mau menikah !!"

Anan tersentak kaget dengan apa yang di ucapkan Tiara barusan. Refleks ia pun menolehkan wajah nya dengan cepat menatap perempuan itu. Apa ? menikah.

Seketika laki-laki itu terdiam mematung di sana.

...____...

Wanita itu menyesal, duduk termenung dengan pandangan kosong. Semalaman ia tak mengistirahatkan tubuh nya, mencari-cari putri nya kesana kemari tapi dia sama sekali tidak mendapatkan jejak sedikitpun.

Dimana ? dimana putri nya itu berada sekarang ? sedang apa dia ? dan bagaimana keadaan nya ?

"Hiks. hiks.." Sadifa tergugu, menyesali karena sudah kelewatan memarahi anak nya itu. Jika dipikir, kurang apa gadis kecil itu menerima segala kekurangan hidup mereka, hidup yang serba kekurangan bahkan jauh dari kata keberadaan.

Dan..

Putri nya itu sama sekali tidak pernah menuntut hal apa pun. Tidak pernah meminta hal yang lebih, apa lagi soal kemewahan seperti teman-teman nya yang hidup nya serba berkecukupan.

"Cinta maaf kan bunda, dimana kamu sekarang sayang." Gumam wanita itu sambil berderai air mata.

...____...

Dua Minggu berlalu.

Hari-hari terasa begitu cepat berputar. Cinta. Ya, gadis kecil itu, gadis kecil itu karena sebuah tekanan yang dia alami, sekarang dia menjadi seorang anak yang pendiam. Tak pernah mengeluarkan suara nya untuk berbicara, ia cenderung menjadi anak yang tertutup.

Cinta di bawa pulang oleh Anan dan ke dua orang tua nya kembali ke kota di mana mereka tinggal. Pak Adam sempat menolak, tapi Bu Maria dan juga Anan memaksa untuk membawa nya pulang.

Bu Maria ingin merawat anak itu sampai sembuh. Ya terlebih lagi wanita itu tidak memiliki anak perempuan yang sangat dia inginkan dari dulu.

Cklek,

Bu Maria membuka handle pintu kamar cinta. Kini, gadis kecil itu tinggal di rumah mewah bersama keluarga Malik. Sebab tak mau bicara sedikit pun, membuat mereka sulit untuk mengetahui identitas Cinta lebih lengkap. Anak siapa dan di mana tempat tinggalnya.

Karena kasihan dan merasa tertarik pada gadis kecil itu, Bu Maria meminta pada suami nya agar membawa Cinta ikut serta dan tinggal bersama nya. Dia akan merawat nya seperti anak nya sendiri.

Menaruh nampan yang berisikan sarapan dan segelas susu di atas meja nakas. Bu Maria dengan pelan membangunkan Cinta yang masih tertidur pulas.

"Sayang, bangun nak." Ucap Bu Maria sambil menggoyangkan pundak Cinta pelan.

Tak ada jawaban. Cinta masih dengan setia memejamkan mata nya.

Bu Maria terdiam, ia perhatikan wajah gadis kecil itu. Mulai dari bagian mata nya, hidung sampai mulut nya. Meski mata nya terpejam Bu Maria masih sangat nampak wajah itu yang begitu mirip dengan seseorang.

Wanita itu sedikit berpikir, dua Minggu yang lalu saat dia menginap di rumah pak Adi sahabat suami nya itu dia pun sempat berpikir tentang ini.

Wajah yang tidak terasa asing. Dia seperti mengenal nya, tapi siapa itu Bu Maria tidak mengingat nya.

...______...

Jangan lupa tinggalkan jejak yah ges😃 Like, komen kasih kritik dan saran kalian 🤗 saran kalian penting loh buat aku semakin lebih baik dalam menulis 😃🤗 hehe 😁

next akan menuju ke cerita kedua pemeran utama nya ya gengs 🤣