Cerita ini mengisahkan hubungan antara Narendra ibrahim putra dari zein dan kimmy. dengan dr cantik bernama RAISHA putri cahyani, putri dari pasangan Syarief dan cahaya.
hubungan mereka berawal dari sebuah kecelakaan yang membuat Rendra lumpuh, kesempatan sembuhnya cuma 20%. Raisha harus bertanggung jawab dan menikah dengan Rendra.
Baca kisah mereka disini.
❤️❤️❤️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ilham Dzaki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 14
Raisha membuka selimut Rendra dan melihat area bawah tubuh Rendra, tangannya yang gemetar mulai meraih celana kolor tersebut, Raisha melihat ada sesuatu yang bergerak di balik celana piyama itu, hati hati Raisha menurunkan kolor tersebut, ada sesuatu menggelembung di dalam sana, dia memejamkan matanya rasanya dia ingin kabur saja, tapi dia harus profesional.
"Rai, kenapa berhenti, sudah di ujung nih." goda Rendra, yang sedari tadi tubuhnya juga tegang. Raisha membuka segi tiga bermuda tersebut dan menurunkannya perlahan, anak ular itu keluar dari sarangnya berdiri tegak, seakan mau menantang, dengan segera dia memasang pispot yang dia bawa dan memasukkan kepala ular itu ke pispot dengan segera. Tangan Raisha terasa kebas dan mati rasa, mukanya memerah seperti udang rebus, semakin terlihat karena kulitnya yang putih.
Rendra segera membuang hajatnya.
"Arghh lega, sekali. tolong dibersihkan pakai sabun ya, kamu sudah membangunkannya jadi harus menidurkannya kembali." ucap Rendra.
Raisha menunjuk ke arah dirinya sendiri, matanya melotot.
"Jangan mesum istriku, suami belum siap untuk itu, jadi sabar ya, jangan buru buru, jadi sekarang urut pakai sabun dulu ya." ucap Rendra makin tidak masuk akal.
Raisha bukan anak kecil yang tidak mengerti maksud Rendra.
Raisha dengan canggung dan malu sekali mengambil sabun di baskom dan meletakkan pispot itu di bawah ranjang, Raisha bingung.
"Ayolah istriku, pusing nih, atau kau membawaku ke kamar mandi biarkan aku solo di sana." ketus Rendra. Rasanya sudah di ubun ubun tapi Istrinya belum juga beraksi.
"Tapi, pakai tangan sa ja ya, a aku belum siap." ucap Raisha gugup, sambil terbata.
"Terserah kamu nyamannya bagaimana.
Raisha mengambil sebuah perlak kecil, menaruhnya diatas paha Rendra, dan dia mulai melakukan tugasnya, dengan hati hati.Sungguh rasa yang belum pernah mereka rasakan sebelumnya, Rendra mendesah keenakan dan dia bisa sampai di pelepasannya, karena Raisha menutup mata dia tidak tahu kalau Rendra memuncratkan susunya mengenai muka Raisha.
Ada dua suara yang beda, satu suara berat dan merasa lega tapi yang satu suara orang kaget itu adalah suara Raisha.
"Argh apa ini." Raisha membuka matanya, dan ada cairan kental menempel di pipinya.
"Maaf dia meluncur jauh, terima kasih istriku, baru kali ini si juni, di sentuh oleh lawannya, biasanya dia cuma bermusuhan dengan tanganku yang besar, ini sungguh luar bias...!"
Raisha menutup Mulut Rendra yang makin ngelantur.
"Diam, malu tahu." sungguh Raisha sangat malu. dan segera membersihkan sabun dan sisa cairan yang di keluarkan kepala ular alias juni itu.
Setelah semua beres, dia segera mencuci mukanya, di kamar mandi. Gadis muda yang baru saja menyandang gelar istri itu memandang mukanya di kaca wastafel, dia menutup mukanya dengan kedua tangannya, sungguh tidak menyangka kalau tadi itu adalah dirinya.
"Bagaimana aku bisa senakal itu, dan apa ini rasanya, ah aku tidak tahu ." gumam Raisha .
Rendra tersenyum puas sekaligus geli, rencananya dia mau mengerjai istri barunya itu, tapi dia merasakan sesuatu yang belum pernah dia rasakan, sentuhan tangan Raisha benar benar lembut dan membuatnya melayang, walau masih malu malu dan belum berpengalaman, tapi dia menurut saja.
"Apakah istri istri sholehah itu seperti itu ya, dia tidak akan membantah suaminya."Batin Rendra.
Raisha keluar dari kamar mandi dengan wajah yang masih basah, mungkin dia baru saja wudhu.
"Mas, aku ke mushola dulu ya, mau tahajud !" Raisha minta ijin.
"Kenapa tidak disini saja, lalu tidur, kamu jangan terlalu capek kerja, belum lagi mengurus suami lumpuh ini." ucap Rendra sendu.
"Iya mas, aku akan mengurangi jadwalku, nanti juga libur kok, jadi rei selesaikan pekerjaan Rai duluya, setelah jam 5 Rai akan kesini lagi." ucap Raisha lembut.
Rendra mengangguk, membiarkan Dokter sekelas istrinya itu keluar.
Rendra sungguh tidak menyangka akan menikah secepat itu, tragedi membawa dia ke kehidupan baru. Rendra meraih Laptopnya yang masih di pinggir ranjang. Dia mengoperasikan laptop tersebut sangat cepat, mencari tahu jenis bahan bahan yang bisa untuk di racik menjadi obat untuk dirinya. Rendra meretas akun sebuah mafia kejam di Rusia, dan juga musuh bebuyutan kakak iparnya, kalau mereka yang mencari resep tersebut atau bahkan mangambil obatnya, akan sangat berbahaya untuk nyawa mereka, jadi Rendra berusaha , untuk menghindari pertumpahan darah.
Akunnya sangat dijaga ketat, bahkan banyak virus yang menyerang perangkat Rendra, tapi bukan dia namanya kalau tidak bisa mematikan virus virus tersebut dan membobolnya, Rendra mengetik banyak angka angka yang rumit hingga bisa menerobos masuk tanpa ada jejak, dia segera mengcopy resep tersebut dan mengembalikannya seperti semula, jadi tidak ada yang tahu kalau resep rahasia mereka di copy.
Rendra menghubungi Peter suami Naela kalau sudah mendapatkan resep tersebut dan mengirim salinannya ke Peter, tapi adik durhaka itu selalu memanggil kakak ipar dengan Pete, bukan Peter.
"Halo pit, aku sudah mencuri resep mereka, aku kirim salinannya, supaya orang orangmu segera meraciknya, sudah tidak tahan aku, berbaring di kasur terus ngapa ngapa tidak bisa, masak ngetik komputer sambil tidur, bisa juling mata adik mu yang ganteng ini."
"Bhahaha, kamu memang selalu bisa membuatku tertawa Ren, iya oke, aku terima nih file darimu, dan segera di racik, selamat ya, mama bilang kamu tadi menikah dengan dokter cantik yang menyelamatkanmu ya, haha." tambah peter
"Maka dari itu pete, aku sudah tidak kuat menunggu lama lama, jadi kalian tidak perlu mencuri ataupun mengeluarkan uang banyak untuk membelinya, bahkan mereka tidak akan tahu kalau resepnya di culik, hehe."
"kamu sebaiknya tanya ke mama, memang otak kamu dulu di pasang apasih, keren pokoknya." ucap Peter.
Rendra mematikan sambungan telponnya dan mematikan laptopnya, matanya sudah pedas dan berair.
Sementara setelah menyelesaikan urusannya dengan Rendra dan sholat dua rakaat, Raisha kembali ke IGD. PP
"Panggilan apa lagi Rai, dari ST." sindir Vina.
"Apa itu ST?" Raisha benar benar tidak mengerti dengan singkatan yang di ucapkan Vina.
"Suami tersayang." bisik Vina.
Segera Raisha mencubit lengan Vina, mukanya langsung merah.
"cie cie yang lagi salting, roman romannya ada sesuatu nih antara Dr Raisha dan NGS." goda Vina.
"Aduh ngomongnya yang jelas pakai singkatan singkatan yang tidak ber kamus." cemberut Raisha.
"Cie cemberut, pasti ada udang di balik selimut nih, sudah lama, keluar dengan pipi merona lagi." Vina semakin menggoda sahabatnya yang polos dan tidak bisa menyembunyikan sesuatu itu.
"Iya ada." Raisha segera menutup mulutnya, keceplosan.
"Ada apa, udang di balik selimut, ya pasti lah ada sayang, bagaimana bentuknya?" Vina semakin suka menggoda Raisha.
"Paan sih, kerja kerja, jangan ngerumpi." Raisha mengalihkan perhatian Vina.
"Siap nyonya muda." sekarang, map yang nangkring di bahu Vina.