Franda Liem, adalah seorang gadis tomboy dengan kemalasan luar biasa, dia malas melakukan apapun, hingga satu kesempatan ada seorang culun yang mengatakan cinta padanya.
Pria itu bernama Hang Zhie terus berusaha, hingga Franda benar-benar mengerjainya.
Tiga tahun setelah kelulusan, Franda terpaksa bertemu dengan si culun yang kini jadi bosnya.
Dia terkejut ketika Hang menjadi super seksi, terlihat cool, sedikit bicara, tapi tatapannya mematikan.
Bagaimana kisah Franda selanjutnya? ketika dia tahu bahwa Hang sakit hati padanya karena mendapatkan penolakan dan ingin balas dendam?
Simak di sini!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kumi Kimut, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Setelah itu ...
Doni telah selesai melakukan makan malam di rumah Franda, setelah itu dia berpamitan kepada kedua orang tua sang kekasih.
"Terima kasih bibi, sudah memasak makanan yang sangat enak. Aku akan kembali lagi lain waktu."
Doni sangat pandai mencari muka kepada kedua orang tua Franda, hingga menjadikan satu hal yang sangat tidak baik-baik saja.
Franda kesal dan mencoba untuk diam, dia hanya menanggapi dengan anggukan saja.
"Aku pulang ya?" ucap Doni sambil menatap wajah Franda.
Gadis itu hanya diam saja, hingga sang ayah menegurnya.
"Kau ditanya, mengapa tidak menjawab?"
"Oh ya, hati-hati di jalan ya?"
"Oke."
Doni cukup bahagia meskipun mendapatkan jawaban yang datar-datar saja, dia keluar dari rumah itu lalu masuk ke dalam mobil.
Semua anggota keluarga melambaikan tangannya kecuali Franda.
"Kau kenapa sih?" tanya sang ibu.
"Aku tidak kenapa-kenapa tetapi itu selalu banyak bicara."
Franda langsung masuk ke dalam rumah dan berlari menuju kamarnya, dia mengunci pintu kamar agar tidak ada yang mengganggu.
"Dasar anak itu, apakah ingin menjadi brandal lagi? pertemuannya dengan masa lalunya mungkin akan sedikit menguak kenangan tetapi paling tidak dia mampu membuat masa depannya sendiri."
"Iya, memahami apa yang ada di dalam hatimu tetapi sesungguhnya jangan pernah memaksa anak kita. Kau tahu sendiri jika seorang mantan brandal, pasti akan kembali kepada habitatnya ketika terlalu banyak tekanan, kau paham kan?" ungkap sang suami.
Dia bicara hal yang realistis.
Jadinya tidak mudah bagi ayah Franda membawa gadis itu menuju hal yang sangat tidak mungkin baginya.
"Langkahnya karena dia adalah orang yang sangat keras kepala tetapi mau menuruti apa yang kita inginkan, jangan pernah memberikan banyak larangan! biarkan dia berkembang sesuai dengan apa yang dia inginkan."
"Seperti biasanya, dia selalu menjadi orang yang sangat membela anaknya."
Sang ibu, masuk ke dalam rumahnya terlebih dahulu.
Dia merasa bahwa seorang yang selalu membela Franda, selamanya akan begitu.
Ayah Franda paham mengenai semua ini, jadi tidak mempersulit segalanya.
.
.
.
Kamar Franda ....
Gadis itu terlihat menjawab panggilan telepon dari seorang pria, dari suaranya terdengar seperti orang yang terbiasa mengumpat.
"Heh Fito, apakah aku terdengar begitu aneh?" tanya Franda.
"Tidak juga, aku hanya meminta kau jangan menerima pertunangan itu."
Dari suara Fito, sepertinya dia ingin menyampaikan sesuatu, tetapi tidak di sambungan telepon.
"Memangnya kenapa? apakah Doni bukan seorang yang baik menurutmu?" tanya Franda.
"Hm, aku tidak tahu, kau berpikir dulu, jangan gegabah karena aku kesal karena Hang akan tunangan juga."
"Ya."
Panggilan telepon langsung di tutup oleh Franda, dia tidak mau terlalu ambil pusing dengan apa yang dikatakan oleh sahabatnya.
"Aku lebih baik tidur. Rasanya sangat lelah, apalagi besok aku harus mendengarkan omelan dari ayah dan ibu. Pasti pusing sekali."
Franda menarik selimut dan tidur.
.
.
.
Di sebuah Bar ....
Doni terlihat duduk di depan meja bar dengan minuman di tangan kanannya, dia bersama dengan seorang pria yang ia sebut sebagai teman.
"Aku tidak pernah mengerti apa yang kamu inginkan sobat, memahami bahwa Franda tidak mencintaimu tetapi kau masih saja mau menunggunya!"
"Aku juga tidak tahu!".
Doni masih berasa frustasi karena pertunangannya hanya sepihak saja, dia bahagia tetapi tidak dengan Franda.
"Kau sebaiknya putuskan hubungan yang toxic ini!"
"Ya, aku juga ingin melakukannya tetapi tak mampu."
*****
