REINKARNASI??!
Percaya atau tidak percaya Lexia seorang wanita tangguh anggota SatCOBRA yang harus mati ditembak mati oleh musuhnya yang tidak lain adalah adik tirinya sendiri.
"Pesan terakhir? "
"Cepat bunuh. "
Dua tembakan tepat terkena jantung Lexia membuatnya seketika menghembuskan napas terakhirnya.
"Selamat jalan kakak." seringainya
Alih-alih bertemu dengan Tuhan, Lexiajustru bereinkarnasi ke sebuah Kerajaan bernama Aqualiors dan parahnya harus menempati raga seorang Putri yang lemah bernama Luciana . Putri Luciana yang memiliki seorang kembaran bernama Lauren namun, adiknya itu ternyata diasingkan karena kerajaan menganggapnya sebagai aib Kerajaan.
"Itu albino bukan penyakit! "
"Jika aku menang, menikahlah denganku."
"Kau curang. " gertaknya
Cerita sendiri, dilarang keras plagiat dalam bentuk apapun!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ZAHRALIA15, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14 : Kecupan Perpisahan
...Happy Reading...
...*...
...*...
...*...
"Dimana putri Luciana???"
Benar saja perasaan raja Gilbert sedikit merasa ada yang kurang, biasanya putri Luciana adalah gadis yang selalu ada disaat keberangkatan maupun kepulangannya. Sambutan dengan penuh senyum hangat dan ikhlas tak lupa selembar kain berjahit gambar matahari dan awan yang tidak pernah terlupakan. Ya sapu tangan, secara tidak langsung raja menantikannya walaupun hanya selembar kain.
Jika dibandingkan dengan yang lain itu sangat jauh lebih tidak berharga, namun raja bahkan mengoleksi dan menyimpan sapu tangan itu di suatu tempat. Ia menantinya untuk yang ke-120 kali selama hidupnya.
Dan kini ia menanti untuk pemberian ke 121, namun terlihat tidak ada keberadaan gadis yang dinantinya.
Semua orang yang berada disana mencari keberadaan putri Luciana, namun tak ada di jejeran keluarga kerajaan.
"Seperti putri Luciana belum hadir yang mulia." ucap tangan kanan, tuan Richard
"Baiklah, aku akan menunggunya." ucap raja singkat
"Namun untuk apa anda menunggunya , yang mulia? " tanya putri Arabella merasa tak suka.
"Untuk apa? Dia masih bagian dari kerajaan, apa kalian lupa? " ucapnya dingin.
"Maafkan hamba! " ucap putri Arabella saat mendapatkan ucapan dingin.
Luciana yang berada tidak jauh dari mereka pun bisa mendengarnya, ohh tenyata raja Gilbert masih menganggapnya.
Terharu?
Tidak! Karena memang Luciana masih anggota keluarga kerajaan terlepas dari rumor bodoh itu.
"Nona sebaiknya kita kesana saja dan apakah anda membawa sapu tangan buatan anda lagi? " tanya pelayan Elis
"Sapu tangan? "
"Iya nona, biasanya anda sering memberikan sapu tangan kepada yang mulia raja setiap kepergiannya. " jawab pelayan Elis
"Aku tidak membuatnya!" ucap Luciana santai.
"Baiklah tidak apa, namun anda harus datang dan menyapa nona. " ucap pelayan Elis berusaha meyakinkan.
"KYAAA...."
Seorang pelayan yang berbalik badan dan terkejut melihat keberadaan putri Luciana berbaris dibelakangnya, membuatnya terkejut hingga kelepasan berteriak.
Sontak semua pasang mata langsung menatap kearahnya, termasuk raja dan anggota kerajaan yang lain.
"Apa yang kau lakukan disini? " tanya Pangeran Emillio menghampiri Luciana.
"Tentu saja berbaris, apa lagi? "
"Maksudku kenapa malah disini, kau seharusnya berada disana. " tunjuk nya
Tangan kanannya diseret menuju kedepan raja Gilbert oleh Pangeran Emillio. Luciana menurut saja lagipula tak ada masalah.
Kini Luciana sudah berdiri didepan raja, terdengar suara bisikan orang yang mengomentari pakaiannya dan juga karena tidak memberikan salam hormat kepada raja.
"Salam kepada matahari kerajaan, semoga keberkahan selalu menyertai anda!" hormat Luciana ala seorang putri.
"Apa yang anda lakukan tuan putri? "
"Kenapa anda bersembunyi dan hanya memakai pakaian pelayan seperti itu. " tanya ratu Adriana dengan ekspresi bingung dan khawatir.
"Baju pelayan katanya? " batin Luciana
"Saya tidak memiliki baju yang mewah yang mulia ratu, baju saya semuanya memang seperti pelayan." sedih Luciana
Jawaban itu mendapat tanggapan kesal dari ratu Adriana walaupun berusaha menahannya dengan tatapan prihatinnya.
"Ohh malang sekali nasib kuu.. " lirih Luciana sedih
Hati mereka yang melihat nya banyak yang merasa kasihan namun juga tetap ada yang menggunjingnya.
" Kita harus segera berangkat yang mulia. " interupsi dari Richard
Dengan rasa sedikit lesu , namun ya tetap saja datar, raja Gilbert mengangguk kemudian berjalan menuju mobil yang sudah disiapkan dan berjejer rapi disana.
Banyak pengawal yang sudah berjejer rapi di sana, mengawal ketat seluruh persiapan hingga kepergian sang Raja. Para pelayan dan dan prajurit yang berjaga pun sama-ama berbaris.
"Kau tak memberikan apapun untuk ayah? " bisik pangeran Emillio
Luciana hendak menjawab bahwa ia tak menyiapkan sesuatu namun tak bisa mengucapkan nya. Luciana berpikir apa yang harus ia berikan?
"Tunggu"
Luciana mengangkat gaunnya sedikit dan berlari kecil untuk sampai di hadapan pria berumur itu.
Cup
Semua orang yang melihatnya mematung kaku. Begitupun dengan raja Gilbert yang terdiam dengan ekspresi terkejutnya.
"Hanya ini pemberian dariku. " ucap Luciana
"Karena tidak membuat apapun untuk anda. "
Dengan kaku raja Gilbert mengangguk dan berbalik memasuki mobil, didalam mobil ia memegang pipinya yang baru saja dicium oleh gadis kecil itu.
Ya . Entah ide dan keberanian darimana ia mencium pria itu, tidak apa bukan? Pria itu adalah ayah kandungnya.
Tanpa rasa bersalah apalagi malu, Luciana bersenandung pelan dan berjalan membelah kerumunan untuk kembali melanjutkan aktivitas nya yang sempat tertunda.
Mobil raja Gilbert telah meninggalkan depan istana utama dan semua orang kembali tersadar akan terkejutnya.
Bukan, bukan untuk memuji namun mereka bergidik ngeri membayangkan apa yang akan raja lakukan pada gadis itu setelah kepulangannya dari urusannya.
Mereka melihat wajah datar dan terkejut milik raja Gilbert dan berasumsi jika beliau marah.
Namun...
"Yang mulia kenapa anda memegangi pipi anda?" tanya Richard bingung
"Apa pipi anda terluka? "
"Tidak! "
"Hanya gatal. " ucap raja Gilbert datar.
Disisi lain terdapat dua orang wanita yang tengah berada di sebuah ruangan lebih tepatnya di sebuah kamar. Terlihat seorang wanita berjalan mondar-mandir.
"Bedebah bisa-bisa gadis bodoh itu mencium Raja didepan umum! " geram ratu Adriana
Ya! Berita itu sontak langsung tersebar di penjuru kerajaan. Koran, majalah, radio semuanya membicarakan Luciana atas aksi nekat nya. Bukannya marah karena berperilaku sembrono, namun banyak dari rakyat bawah memuji bagaimana sayangnya putri Luciana kepada ayahnya sendiri.
"Itu hanya pendapat orang desa ibu!Lagian jika para bangsawan pasti akan menghujatnya. "
"Rakyat biasa terlalu bodoh dengan cinta dan kasih sayang. " ucap putri Arabella
"Tapi kau lupa? 55 persen aspirasi penduduk kelas menengah adalah hal yang diutamakan! Bangsawan memang bisa kita kendalikan namun rakyat sebanyak itu tidak mudah untuk mengambil hatinya! " bentak ratu Adriana
"Tap-"
"Berhenti berceloteh hal yang tak berguna! Berbicaralah dengan berpendidikan! Jangan seperti orang bodoh yang harus selalu mengambil hikmahnya! " sengak ratu Adriana
"Ma-maaf bu.. "
"Dia lebih licik sekarang." geram ratu Adriana
"Ah ibu... Ayah kan sedang pergi, istana ini sekarang milik ibu sepenuhnya bukan? Jadi ibu bisa berbuat apapun sekarang, apalagi para mentri juga ikut dengan Ayah dan hanya beberapa mentri yang berada disini. " ucap putri Arabella
"Ya! Kau benar! " tawa ratu Adriana
"Istana ini sekarang ada dalam kuasa ku! "
"Kau sangat pandai, putriku." pujinya untuk sang putri
Putri Arabella tersenyum bangga, " bagaimana jika kita menyiksa dia lagi bu? atau memberinya makanan beracun? " ucap putri Arabella licik
"Kita harus tenang dan jangan gegabah, waktu 7 hari sangat banyak untuk kita melakukan rencana. "
"Lalu apa yang ingin ibu lakukan? "
"Ibu belum tau, namun ibu akan segera memikirkan nya bersama kakamu pangeran Altar. " ucap ratu Adriana licik sambil memutar sebuah pisau tajam di tangannya.
"Baguslah.. "
Kedua wanita itu mengobrol sambil menikmati sebotol wine diruangan itu sampai mabuk.
"Hahaha... Putri Luciana kau akan mati lagi kali ini.. " racau putri Arrabella
"BENAR.." tawa kepuasan menggelegar
Tertawa diatas penderitaan orang lain itu sangat menyenangkan. Catat itu hanya untuk orang-orang yang gila. Jika kalian waras maka akan mengatakan hal yang sebaliknya.
Seseorang membuka pintu. Disana terlihat pangeran Altar yang menatap kedua wanita itu dengan datar. Pasti mereka baru saja menyusun sebuah rencana untuk putri Luciana, dia tentu saja mendukungnya.
Namun...
Setelah ia berhasil tidur dan bersenang-senang dengan Luciana terlebih dahulu baru dua wanita bebas melakukan apapun kepada gadis terbuang itu.
Sebelum ia mendapatkan apa yang ia inginkan, Altar tidak akan membiarkan gadis itu mati, walaupun harus menggagalkan rencana ibu dan adiknya sekalipun.
"Luciana... " gumam pangeran Altar membayangkan dengan otak kotornya.
...To be continued......
...Wajib Tingalkan jejak!! Pantau teross.......
semangat thor