Sebelum baca, silahkan siapkan air putih untuk meredakan emosi.
Kisah rumah tangga yang sangat menggemaskan karena perceraian di ucapkan oleh Dony secara sadar pada Lyra, saat istri meminta hak sebagai seorang wanita normal, sudah dua tahun tidak mendapatkan sentuhan dari seorang suami.
Pertikaian antara Lyra dan Keluarga Dony, karena ingin merebut sebagaian harta yang jelas-jelas tidak ada hak Dony walau berstatus suami.
Hinaan dan cacian harus Lyra terima dari keluarga Dony dihadapan Kesy. Sehingga menorehkan rasa trauma luar biasa bagi putri kesayangan mereka.
Mampukah Lyra bangkit dari keterpurukannya, karena kehadiran seorang pria baik dan sangat berbeda dari Dony mantan suaminya?
Cinta seorang perjaka terhormat yang jatuh cinta pada seorang janda. Yang ternyata benar-benar memperjuangkan Lyra demi menyelamatkan psikologis seorang Kesy putri kesayangan yang menjadi korban perceraian kedua orang tuanya.
Baca kisah perjuangan "Perjaka untuk Janda"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tya Calysta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kepanikan
Mereka menghabiskan waktu lebih dari tiga jam, suasana yang awalnya kaku dan sok serius, kini sudah bisa saling tertawa dan saling menggoda. Beberapa kali mereka mengabadikan momen melalui sebuah foto, yang akan mereka upload di akun sosial media masing-masing.
Ketiganya tampak sangat akrab, dua pria hitam manis bak pembunuh berdarah dingin itu, berprofesi sebagai orang dibalik layar dalam menangani sebuah perkara.
Sangat berbeda dengan Lyra. Dia hanya wanita biasa yang sukses melalui faktor keberuntungan. Ya, keberuntungan untuk mengikuti test yang tidak begitu sulit, undangan mengelilingi beberapa negara di Eropa untuk mengikuti riset bersama orang pusat. Bagi wanita berdarah Betawi dan Manado tersebut itu hanyalah sebuah keberuntungan dalam karirnya.
Setelah menghabiskan waktu, di temani berbagai macam makanan ringan maupun berat yang mereka pesan untuk menghangatkan suasana sebagai teman lama sudah memiliki profesi berbeda dalam menghadapi dunia nyata.
Lyra memanggil Kesy yang masih sibuk bermain hingga lupa waktu. Namun gadis kecil itu terus saja bermain tanpa menghiraukan panggilan sang Mama.
Iqbal dan Aryo yang memiliki waktu tidak begitu banyak, memilih meninggalkan Lyra di pusat perbelanjaan tersebut. Tentu tidak luput dari pengawasan dua orang suruhan Iqbal, tanpa sepengetahuan sahabatnya.
"Selagi aku masih disini, kalian jaga Ibu itu. Jangan sampai terjadi sesuatu kayak tadi pagi. Jika ada yang jual, langsung beli....!!" ucap Iqbal dari balik telpon pada salah satu seorang ajudannya.
Mereka berpisah, namun Lyra masih menunggu Kesy bermain dengan hati riang gembira.
Kembali Lyra teringat akan pria muda yang dia tidak tahu wajahnya. Pria itu bernama Zul, sebentar lagi akan menyandang gelar Dokter. Entah dokter apa, yang penting setahu wanita cantik itu Zul akan menjadi dokter muda.
Lyra mengirimkan pesan melalui whatsApp.
["Hai Zul, kamu sedang apa? Aku sebentar lagi akan pulang kerumah."]
Lyra memasukkan ponselnya kedalam tas, kembali memanggil Kesy untuk segera mengajak anaknya pulang.
"Kesy, kita pulang....!!" panggilnya lembut.
Kesy yang berkeringat karena meloncat bahagia kesana-kemari berlari kecil menuju sang Mama.
"Besok aku tidak sekolah lagi yah, Ma? Kali aja Mama mau bertemu teman lagi disini. Aku bisa bermain sepuasnya," pinta Kesy tanpa beban.
Lyra hanya bisa tersenyum, tidak menolak, namun tidak mengiyakan. Baginya, kebahagiaan Kesy menjadi nomor satu di bandingkan kebahagiaan diri sendiri.
Mereka meninggalkan mall, menuju satu toko roti sekitar jalan pulang menuju kediaman mereka berdua. Sambil bernyanyi kecil, mereka tampak lebih bahagia tanpa memikirkan Dony. Dia membeli beberapa roti pilihan Kesy, dan kembali ke mobil.
Saat tiba didepan pagar, Lyra turun dari mobil, untuk membuka lebar pagar rumahnya, tanpa memperdulikan tetangganya yang mengintip dari balik gorden.
Mata Lyra tertuju pada sosok seorang pria yang dia yakini itu adalah Dony. Dia menghela nafas panjang, dalam kepalanya hanya berbicara sendiri.
Andaikan saja aku seperti wanita itu, bagaimana tanggapan keluarga mereka? Bagaimana dengan tanggapan Dony padaku! Padahal, jika aku mau semua bisa dilakukan tanpa harus ada perasaan bersalah. Sama seperti laki-laki sampah yang ada didalam kamar wanita itu sepanjang hari.
Kenapa dia tidak pernah menyekap aku? Seperti dia memperlakukan wanita sampah itu? Padahal aku, resmi istrinya. Kenapa dia justru memilih wanita murahan untuk menjadi pemuas nafsunya di bandingkan aku wanita halalnya? Aaaagh.... tidak semua dapat kita prediksi sesuai apa kemauan kita. Terkadang itulah laki-laki, dia akan berteriak keras jika sudah menyesali perbuatannya suatu hari nanti.
Hanya itu yang ada dikepala Lyra. Baginya, menjaga perasaan dan kesehatannya agar tetap waras itu yang paling utama demi Kesy sang putri satu-satunya.
Lyra memarkirkan mobilnya, kembali menutup pintu pagar, dan membuka pintu rumah agar putrinya masuk lebih dahulu.
Namun, saat Lyra tengah membawa beberapa belanjaannya, tiba-tiba dua orang wanita yang tak lain adalah iparnya memarkirkan mobil Dony di depan pagar.
Lyra menautkan kedua alisnya, menanti mereka mendekatinya tanpa perasaan takut.
Benar saja, Rita yang merupakan Kakak Dony yang berstatus janda menantang Lyra dari balik pagar dengan berkacak pinggang, "Mana keponakan ku? Haaaah....!? Dasar kamu wanita murahan, tanpa mau memperdulikan suami! Istri kayak apa kamu! Sudah tidak mau membantu Dony dalam mengembangkan usahanya, malah mengajari anak mu tidak benar! Mau kamu didik anak mu jadi lontee sama seperti mu!??" ucapnya berapi-api.
Mendengar ucapan Rita dari balik pagar membuat Lyra semakin berang. Dia benar-benar melawan Rita tanpa rasa takut. Dia tertawa tanpa perasaan malu dan bersalah.
Lyra menjawab dengan gaya santai, "Kalau aku mendidik anak ku menjadi apa yang kamu sebutkan itu, apa urusan mu? Apa akan merusak ginjal mu? Kamu siapa? Kamu mau apa? Kamu datang kesini mencari keberadaan adik mu? Tuh.... adik mu ada dirumah tetangga! Panggil saja kesana! Aku nggak ada urusan dengan adik mu! Ambil sana, dia mau jadi apa, bukan urusan aku!!! Kali aja karena kamu janda mau menikahi adik mu sendiri!" ejeknya kemudian berlalu.
Mendengar penuturan Lyra sontak membuat hati Rita mendidih, bahkan dia berusaha membuka pagar yang sudah terkunci.
"Kamu.....!!! Wanita jallang! Sok kaya, padahal itu adalah jerih keringat adik ku!! Keluar kamu.... Lyra.... Lyra....!!!" teriak Rita tidak terima dari balik pagar tanpa perasaan malu didepan pagar rumah minimalis milik Lyra.
Karena teriakan Rita yang sangat keras, membuat beberapa tetangga keluar dari rumah. Termasuk pria paruh baya yang merupakan petua di perumahan tersebut, yang biasa mereka pak ketua.
Pak ketua, menghampiri Rita yang masih mencaci maki pemilik rumah, "Ibu mau mencari siapa? Kalian sangat menggangu dikediaman kami. Silahkan pergi sebelum tetangga lain memaksa Ibu! Lagian kami melihat ini mobil Pak Dony! Tapi Ibu tega mencaci maki ipar Ibu sendiri!" ucapnya.
Rita menoleh kearah Pak ketua, "Wanita ini sudah di ceraikan adik saya, Pak! Seharusnya dia keluar dari rumah ini. Karena rumah ini adalah milik adik saya! Milik Pak Dony!" tegasnya tanpa rasa malu.
Pak ketua sedikit terkejut mendengar pernyataan Rita, "Maaf yah Bu. Setahu saya, Bu Lyra membeli rumah ini saat dia masih gadis. Dia membeli sama saya! Dari mana undang-undangnya rumah wanita milik pria? Saya rasa Bu Lyra lebih berhak, karena ini kediamannya. Jadi Ibu bisa di masukkan ke dalam penjara karena telah mengganggu kenyamanan orang yang berada di dalam rumah!"
Mendengar penegasan dari Pak ketua, Rita yang masih berdiri menantang, menelan ludah sendiri. Dia tidak punya hak mengusir Lyra, karena warga setempat sangat mengetahui siapa adik iparnya.
Rita mendengus kesal, memasuki mobil milik Dony, meninggalkan perumahan dengan sangat cepat.
Sementara Lyra masih mengintip dari balik jendela, karena tidak ingin berdebat dengan wanita gila tersebut.
Saat Rita sudah meninggalkan kediamannya, Lyra membuka pintu rumah, mendekati Pak ketua, "Terimakasih yah, Pak!" ucapnya sopan dan lembut.
Pak ketua mengangguk, "Sama-sama Bu Lyra. Saya heran saja, Ibu yang bekerja selama ini. Bisa-bisanya mereka yang mau menghabisi Ibu. Hati-hati saja, Bu. Saya permisi...." ucapnya tanpa mau menanyakan hal yang lebih pribadi.
Lyra, menarik nafas lega. Mengusap wajahnya kasar, berjalan menuju rumah dengan langkah gontai.
Namun, Lyra kembali di kejutkan dengan kondisi Kesy yang meringkuk di balik meja dapur, wajah pucat dan ketakutan karena mendengar suara Rita yang melebihi nenek lampir.
"Kesy..... Kesy....!!!"
Kepanikan Lyra kembali memuncak saat melihat kondisi putri kesayangannya.
"Kesy....!!!" peluk Lyra.
________
Salam hangat Author,
Ini merupakan cerita ringan rumah tangga. Silahkan tinggalkan komentar anda pada kolom komentar. Terimakasih....❤️🥰😘
udah bagus di demenin Ama Zul.
kalo Eva jadi Zul,Eva talak sepuluh,supaya ngga bisa ketemu LG di neraka maupun di sorga .😁
aku mampir thor
sifat dan sikapnya sangat aku dambakan. masih adakah d dunia nyata ini laki2 sprt zul