NovelToon NovelToon
Cinta Sang Penguasa

Cinta Sang Penguasa

Status: tamat
Genre:Action / Romantis / Tamat / Cintapertama / Balas Dendam
Popularitas:524.5k
Nilai: 4.8
Nama Author: TereLiye21

Warning 21+
Dosa tanggung sendiri jika melanggar😚😚

Jonathan, seorang penguasa pemilik Asian Grup, berusaha mencari cinta pertamanya yang bernama Keynara Anastasia, untuk membalas dendam atas pembullyan yang terjadi saat masa sekolah..

Setelah beberapa tahun mencari, keduanya di pertemukan di sebuah acara pernikahan. Jonathan tidak ingin kehilangan lagi, sehingga jeratan pernikahan langsung di lilitkan kuat pada leher Nara..

Setelah pernikahan terjadi, Jonathan baru menyadari jika Nara tidak seperti dulu. Dia bukan lagi Nara yang jahat dan penuh ambisi dan berubah menjadi Nara yang polos bahkan cenderung bodoh..

Namun di balik sikap polosnya, Nara menyembunyikan sisi gelap yang mungkin akan bisa bangkit kapan saja. Sisi yang tidak di ketahui oleh siapapun tidak terkecuali Ayahnya sendiri...

Cerita ini mengandung unsur dewasa💦 Kekerasan 💢dan bahasa yang sedikit fulgar...
Harap bijak dalam membaca...

Ini karya pertamaku...
Silahkan klik ♥️, like dan share sebanyak-banyaknya..

~Tere Liye

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon TereLiye21, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bagian 13

Nara terjaga dan menyipitkan matanya ketika melihat wajah Joy berada di hadapannya. Joy tengah menatapnya seraya memainkan rambut miliknya lembut.

"Pagi Baby..." Sapa Joy memperlihatkan senyuman nakalnya.

"Pagi juga." Nara mencium sebentar bibir Joy namun tangan Joy menekan tengkuknya kuat sehingga Morning Kiss kini berubah menjadi sedikit panas." Tidak Joy." Nara menyingkirkan wajah Joy lembut.

"Kenapa?"

"Rasanya aku lemas." Eluh Nara membuat Joy menarik nafas panjang.

"Padahal, aku tidak ingin keluar rumah hari ini sehingga bisa melakukannya seharian."

"Aku benar-benar akan mati." Joy tersenyum lalu Nara berganti posisi dan menumpukan tubuhnya pada tubuh Joy." Sudah keras Joy.." Goda Nara merasakan milik Joy terasa mengeras.

"Sudah sejak tadi." Nara terkekeh dan melingkarkan kedua tangannya erat.

"Nanti saja Joy."

"Jika nanti, kenapa kau malah membuatnya marah sayang." Eluh Joy semakin ingin melakukannya, tubuh Nara benar-benar sudah menjadi candu untuknya. Tangan kekarnya mengusap lembut punggung Nara dan berusaha memberikan rangsangan agar Nara bersedia melakukannya lagi.

"Aku lapar.." Nara masih tidak beranjak dari posisinya sekarang, dia tidak peka pada lelaki di bawahnya yang tengah menahan hasrat setengah mati.

"Berikan sedikit saja sayang, setelah itu kita sarapan." Joy mengganti posisi tubuhnya hingga kini dia berada di samping tubuh Nara seraya menumpukan kepalanya pada tangan kanannya. Sementara tangan kirinya sibuk mengusap perut rata Nara, keduanya kembali berciuman dan tiba-tiba saja Nara duduk padahal Joy sudah sangat kepanasan.

"Kakiku benar-benar sakit Joy." Eluh Nara meluruskan kakinya. Joy terpaksa ikut duduk meski miliknya ingin sekali di manjakan.

"Mana yang sakit?" Tanya Joy menyibak selimut dan menumpukan kedua kaki Nara pada pahanya.

"Dua-duanya, tapi aku juga lapar.."

"Jadi mana yang harus di lakukan lebih dulu."

"Di pijat sambil makan Joy."

"Oke Baby, kita delivery." Joy meraih ponsel dan hendak memesan.

"Nanti dingin Joy."

"Aku akan menyuruh Andra membelinya jadi aku pastikan tidak dingin." Joy melakukan panggilan pada Andra.

"Sudah berangkat?

"Belum Tuan.

"Kesini dulu.

"Baik.

Joy menutup panggilannya dan mengalihkan pandangannya pada Nara.

"Mau makan apa?"

"Nasi Joy."

Tok...Tok...Tok...

"Tunggu di sini." Joy beranjak bangun dan membuka pintu.

"Ada apa Tuan."

"Apa ada penjual makanan sepagi ini?"

"Adanya bubur ayam Tuan."

"Kau mau bubur ayam sayang?" Tanya Joy setengah berteriak.

"Aku mau nasi bukan bubur." Joy m*ndesah lembut sebab kembali mendengar ucapan itu.

"Kau dengar kan?"

"Baik akan saya usahakan."

"Jangan sampai dingin nasinya."

"Baik Tuan." Andra tersenyum sejenak dan pergi lalu Joy kembali menutup pintunya. Joy duduk di pinggiran tempat tidur dan memijat kaki Nara lembut.

"Padahal aku yang bergerak tapi kenapa kamu yang sakit?" Goda Joy tersenyum.

"Mungkin tulangku sudah rapuh Joy."

"Aku dua tahun lebih tua darimu, mana mungkin bisa begitu."

"Tapi rasanya nyeri Joy, aku tidak berbohong."

"Aku tidak menuduh kamu berbohong." Nara mengangguk-angguk dan kembali berbaring.

Beberapa menit berlalu, pesanan makanan Nara akhirnya datang. Joy kembali berdiri untuk mengambil.

"Ini Tuan." Andra memberikan satu kotak makanan. Saat Joy akan menutup pintu, suara Andra menghentikannya." Maaf Tuan, tadi pagi Pak Daniel menelfon katanya nomer Tuan tidak aktif."

"Baru saja ku hidupkan saat menelfonmu tadi. Apa kata Daniel?"

"Dia berharap anda bisa datang siang nanti." Joy m*ndesah lembut mendengar itu.

"Untuk apa?"

"Saya tidak tahu tapi beliau berkata demikian."

"Hm baik." Joy menutup pintu dan meletakan kotak makanan pada meja depan televisi. Joy kembali berjalan ke tempat tidur dan duduk di pinggirannya dengan posisi memunggungi Nara." Ayo naik pemalas." Pinta Joy tersenyum.

"Aku bukan pemalas." Nara mengalungkan kedua tangannya ke leher Joy lalu Joy berdiri.

"Lalu apa? Kau selalu meminta aku mengangkat tubuhmu seperti ini."

"Ini menyenangkan Joy." Joy menurunkan Nara di atas sofa dan duduk di sampingnya. Tangannya meraih nasi kotak lalu membukanya.

"Lakukan jika menyenangkan." Joy memberikan nasi kotak pada Nara." Tapi jangan lupa upahnya." Joy memiringkan tubuhnya menghadap Nara, tangan kanannya terangkat dan bermain di rambut panjang Nara.

"Upah apa?"

"Bercinta sayang, aku hanya butuh itu." Joy mengusap lembut pinggiran bibir Nara yang terdapat sedikit bumbu lalu menjilatinya.

"Itu saja?" Tanya Nara mengulang.

"Iya." Joy kembali menyentuh bibir Nara dengan ujung jarinya , Nara menyingkirkannya berkali-kali namun Joy tidak berhenti." Kamu paham kan maksudku?" Tanya Joy berfikir jika Nara tidak memahaminya.

"Paham tapi singkirkan tanganmu dulu Joy."

"Baiklah, maaf." Joy duduk tegak dan meraih remote lalu menyalakan televisinya.

"Kamu tidak makan?"

"Kau tahu apa yang ingin ku makan?"

"Apa?"

"Kamu." Joy menoleh dan tersenyum begitupun Nara. "Aku tidak berselera makan dan ingin melakukan itu." Nara mengangguk-angguk seraya mengunyah." Setelah mandi kita ke salon." Nara menoleh cepat.

"Untuk apa?"

"Siang ini ada undangan pernikahan, temani aku ke sana."

"Kita pergi di akhir saja Joy, aku tidak bisa jika terlalu banyak orang."

"Ada aku sayang, apa yang kamu takutkan? Bukannya awal pertemuan kita juga di gedung itu."

"Aku di paksa Della, dia bilang jika banyak makanan enak jadi aku ikut." Joy tersenyum mendengar jawaban konyol itu.

"Nanti juga banyak."

"Aku tidak tertarik Joy, kau sudah memberiku makan enak setiap hari. Kau pergi sendiri saja."

"Tidak kamu harus ikut."

"Kita datang akhir-akhir saja jika begitu."

"Iya oke." Kini hati Joy benar-benar merasa sangat tenang, tidak lagi ada dendam sehingga yang ada di dalam fikirannya hanyalah bisa hidup bahagia bersama Nara. Memiliki keturunan dan menua bersama. Sementara Nara sendiri, dia tidak lagi harus takut kehilangan Joy sebab acara reuni itu kini di batalkan dan Nara berharap jika selamanya rahasia masa lalunya bisa tersimpan aman.

__________________________________________________

Haikal dan teman-temannya berkumpul di Cafe untuk membahas acara reuni yang tiba-tiba di batalkan. Itu terdengar aneh, sehingga mereka memutuskan bertemu untuk membahasnya.

"Mungkin Nathan tidak mampu membayar gedung VIP itu jadi dia membatalkannya." Kelima teman Haikal tertawa namun Haikal hanya tersenyum tipis.

"Tidak mungkin itu alasannya." Sahut Haikal pelan.

"Atau dia tidak mendapatkan dana jadi mengurungkan niatnya."

"Rasanya tidak juga. Jika memang dia tidak mampu, tidak mungkin jika dia sudah mencantumkan tempat, dan tanggal pertemuan di undangan tersebut. Seharusnya dia bermusyawarah jika memang ingin mengumpulkan dana untuk itu." Teman-teman Haikal mengangguk-anggukan kepalanya, mereka setuju dengan pendapat Haikal.

"Entahlah, aku juga tidak tahu. Siang nanti ikut denganku Kal, katamu ingin berkeliling kota. Ayah menyuruhku menghadiri pernikahan anak temannya. Aku sebenarnya malas tapi dia menyuruhku mewakilinya."

"Di mana itu?"

"Daerah P kan lumayan sambil jalan-jalan hehe."

"Oke ku temani." Haikal tersenyum seraya memperhatikan sekitar. Matanya melirik nakal ke arah pegawai Cafe lalu mencuri pandang. Namun di dalam hati Haikal masih saja memikirkan satu nama yaitu Nara. Di mana kamu sekarang? Apa benar kau sudah menikah? Aku ingin tahu apa rasanya akan tetap sama seperti dulu? Jika tetap sama, aku akan mengingatkan ucapan yang sudah ku ikatkan padamu...

____________________________________________________

Setelah riasan selesai, Nara di giring masuk ke dalam ruang ganti untuk mengganti gaun yang setara dengan jas yang di kenakan oleh Joy.

"Astaga Nona cantik sekali, di sini sedang ada promo untuk perawatan wajah Nona. Jika berkenan bisa berlangganan agar kecantikan Nona semakin sempurna." Pegawai salon itu menaikkan resleting dan penampilan Nara terlihat sempurna. Kulit kusamnya tertutup rapi oleh makeup, dan gaun yang di pakainya begitu pas melekat pada tubuhnya.

"Maaf Kak, saya tidak berminat." Jawab Nara memandangi dirinya dari pantulan cermin.

"Tidak masalah Nona, mari saya bantu keluar."

"Saya bisa Kak." Nara berjalan santai dengan sandal heels yang di pakainya. Dia mencari keberadaan Joy yang tidak ada di ruangan.

"Tuan ada di depan Nona." Nara berjalan terus dan tersenyum ketika melihat Joy tengah berdiri di samping mobil mewahnya.

"Joy..." Panggil Nara mulai menuruni tiga anak tangga, Joy berdiri tegak dan tentunya terkesima melihat penampilan Nara sekarang.

Dia masih secantik dulu..

*Gambar hanya pemanis

Joy tersipu malu, memandang Nara yang berjalan ke arahnya. Joy meraih pinggang Nara dan merapatkannya pada tubuhnya. Bibirnya tersungging memandangi wajah Nara yang kini mendongak ke arahnya. Joy bahkan tidak memperdulikan keramaian yang ada di sekeliling. Keduanya jadi sorotan orang yang berlalu lalang di sekitar.

"Kita ke pesta atau pulang?" Nara berfikir jika Joy ingin melakukan olahraga panas lagi.

"Ingin rasanya aku pulang." Tangannya semakin mendorong lembut sehingga tubuh keduanya menempel rapat.

"Ayo pulang jika begitu."

"Kita ke sana sebentar lalu pulang oke." Joy mengecup sebentar bibir Nara lalu membukakan pintu mobil untuknya. Joy segera masuk dan duduk di samping Nara lalu melajukan mobilnya pelan." Lakukan perawatan agar kamu secantik dulu." Pinta Joy sesekali menoleh.

"Malas. Lama sekali Joy, aku sudah tidak menyukai tempat seperti itu."

"Ya sudah, biar ku urus jadi kamu bisa melakukan perawatan di rumah."

"Tidak. Aku tidak mau, aku tidak mau cantik." Prinsip Nara dulu sudah berubah 100 persen. Dulu Nara menyukai kesempurnaan dan sesuatu yang cantik tapi sekarang, hidup tenang itu lebih baik dari semua itu.

"Kau memang cantik."

"Ya sudah, jadi tidak perlu menyuruhku melakukannya."

"Oke baik. Nanti tidak perlu banyak bicara, kamu perlu mengikutiku saja. Setelah berbincang sebentar kita langsung pulang saja."

"Tidak makan dulu Joy?" Joy menarik nafas panjang mendengar itu.

"Kita makan di rumah sayang. Bawa ini bersamamu dan berikan pada mempelai wanita." Joy memberikan kotak kecil berwarna putih. Nara membuka kotak itu dan mengerutkan keningnya melihat kunci rumah berada di sana.

"Kunci saja Joy? Di mana rumahnya?"

"Jika kamu kuat membawanya, maka ambillah rumah itu dan berikan padanya langsung. Astaga... Mana mungkin bisa, rumahnya di bawa bersama kita." Nara tersenyum dan kembali menutup kotak tersebut.

"Berapa banyak uangmu Joy? Kau kaya sekali hingga memberikan hadiah rumah." Tanya Nara pelan.

"Aku tidak ada waktu untuk menghitungnya sayang."

"Aku juga tidak bisa membantumu menghitung sebab aku pelupa."

"Aku yang akan selalu mengingatkanmu."

"Nanti jangan tinggalkan aku ya." Nara mulai gelisah ketika mobil Joy memasuki area parkiran. Suasananya masih sangat ramai padahal Joy sudah berangkat di penghujung waktu. Tarikan nafas mulai terdengar sehingga Joy berhenti dan tidak langsung membuka pintu mobil.

"Kamu tidak percaya padaku?" Joy meraih jemari Nara dan mengecupnya sebentar.

"Aku hanya sulit bernafas jika terlalu ramai."

"Fikirkan ini, kita masuk, lalu memberi kado dan pulang."

"Katamu mau mengobrol?"

"Lupakan itu. Aku akan mencari alasan untuk langsung pulang. Tunggu di situ." Joy keluar dan berjalan mengitari mobil lalu membuka pintu mobil untuk Nara." Ayo.. Tidak akan terjadi apa-apa." Joy mengulurkan tangannya, Nara menyambutnya setelah beberapa saat menunggu. Kedua kakinya di turunkan namun masih enggan melangkah. Joy melingkarkan tangannya ke pinggang Nara dan menariknya lembut agar pintu mobil bisa tertutup." Kamu hanya perlu mengikutiku." Nara mengatur nafasnya dan mulai berjalan beriringan bersama Joy. Kedua tangannya memegang erat tas dan kado yang saat ini di bawahnya.

Ramai sekali, aku kesulitan bernafas... Beberapa kali tarikan nafas panjang terdengar sehingga Joy mengambil alih membawa kado dan menyerahkannya pada mempelai wanita. Keduanya turun dan di sambut hangat oleh beberapa orang di sana mengingat jika Joy pemilik perusahaan besar meski umurnya terbilang muda.

"Saya ada perlu setelah ini Pak." Jawab Joy ramah. Sesekali dia melihat Nara yang mulai terlihat pucat.

"Mengobrol sebentar saja." Daniel terlihat kecewa saat mendengar jika Joy ingin cepat pulang.

"Maaf saya tidak bisa." Joy bersalaman dengan beberapa orang dan akan pergi keluar ruangan namun, sapaan Haikal yang kebetulan berada di sana menghentikan langkah mereka.

"Nara, apa itu kau." Nara menoleh, sesaat, wajahnya berubah pucat pasi melihat orang yang ingin di hindari berdiri tidak jauh darinya.

"Haikal... Joy kita pergi." Pinta Nara menarik lengan Joy dan mengiringnya keluar tapi Haikal mengikuti keduanya.

"Dia Haikal kan?" Tanya Joy.

"Aku tidak tahu." Nara terkejut saat Haikal memotong jalan mereka.

"Apa kabar Nara?" Sapa Haikal tanpa rasa bersalah sementara Nara memperlihatkan mimik wajah gelisah bercampur takut. Haikal tersenyum tipis, melihat ke arah Joy.

Kamu benar-benar sudah menikah? Entah kenapa aku merasa sakit melihat ini. Aku mati-matian melupakanmu tapi tidak bisa, jadi sudah seharusnya kau bertanggung jawab ..

Haikal melangkah maju dan mengulurkan tangannya ke arah Nara tanpa memperdulikan Joy.

"Apa kabar." Sapa Haikal lagi, Joy membalas jabatan tangan Haikal dan menggengamnya erat.

"Aku suaminya." Haikal tersenyum kecut dan melepaskan jabatan tangannya.

"Aku tidak bertanya padamu tapi dia." Menunjuk ke arah Nara.

Tidak ada lagi yang bisa Nara fikirkan kecuali soal Joy yang mungkin akan meninggalkannya setelah ini. Tubuhnya membatu bahkan sulit bergerak. Nyeri hebat langsung menjalar mendengar suara Haikal yang masih menjadi suara yang begitu di bencinya.

"Dia istriku."

"Istrimu hahaha..." Haikal sudah semakin buta melihat kecantikan Nara saat ini sehingga dia tidak perduli jika Nara sudah memiliki suami.

"Bukankah aku sudah memperingatkanmu untuk tidak menikah dengan orang lain Nara!!" Suara Haikal semakin menghantam kuat menimbulkan guncangan hebat pada otak Nara.

"Aku membencimu..." Gumam Nara mencengkram erat kepalanya sehingga Joy langsung merangkulnya sebab tubuh Nara hampir jatuh. Namun di luar dugaan Nara mendorong tubuh Joy kasar." Jangan menyentuhku!!!" Teriak Nara melepaskan diri dan tubuhnya terduduk di lantai karena pandangannya mulai gelap.

"Kau dengar!!! Tidak ada yang boleh menikahinya kecuali aku!!" Joy yang tidak mengerti apapun di buat binggung dengan ucapan Haikal.

"Apa maksudmu!!! Katakan!!!" Joy meraih kerah baju Haikal erat dan mencengkeramnya.

"Kal kita pergi, ingat itu hanya masa lalu." Teman Haikal tahu bagian dari rencananya dulu. Dia takut hal itu benar-benar Haikal lakukan. Dia berusaha menyeret Haikal pergi namun Haikal malah mendorongnya hingga terjatuh.

"Istrimu tidak bercerita padamu hah!!!" Haikal terkekeh, melihat wajah binggung Joy." Dia hanya milikku sebab sudah kutandai." Haikal mengeluarkan ponselnya. Temannya akan merampas ponsel tersebut, dia tidak membenarkan sikap Haikal yang berniat menghancurkan hubungan Nara.

"Tidak Kal. Itu masa lalu."

"Kau ingat ini Nara!!!" Haikal memutarkan video yang diambil beberapa tahun lalu di hadapan Joy. Nara berteriak histeris ketika video tersebut terdengar olehnya, Joy sendiri tidak sanggup berkata-kata. Ada raut wajah kecewa tergambar jelas di matanya namun mendengar teriakan Nara, membuat pandangannya teralihkan. Dia berjalan cepat menghampiri Nara yang sudah tergolek lemah di atas lantai.

"Tidak!!! Nara!! Kau dengar aku!!" Nara tidak bergeming, Joy langsung mengangkat tubuh Nara lalu memasukkannya ke dalam mobil. Joy sempat menatap tajam ke arah Haikal sebelum melajukan mobilnya pergi.

"Kau tidak waras Kal!!" Protes teman Haikal.

"Aku masih tergila-gila dengannya."

"Dia sudah bersuami."

"Perduli apa aku!! Bukankah kau ingat apa ancamanku untuknya?"

"Ku fikir kau bercanda Kal astaga!! Kau menyakitinya, itu hanya masa lalu dari kenakalan remaja kita."

"Kau lihat saja!!! Masa lalu itu akan ku jadikan masa depan untuknya!!" Haikal tersungging, dia berharap hubungan Nara dan Joy segera berakhir.

~Tere Liye

1
Liliek Soetjipto
yg hebat pengarangnya..
Lisa Icha
Masih nyimak dulu Thor
Susi saswita kunum
sabar dulu lah tunggu sampai kamar napa kasian tu yg lagi jomlo🤣🤣
itu joy naranya dijaga benar benar jangan disia sia in kasian dia🥰🥰
Susi saswita kunum
berjanjilah nara kalau kau ngak akan kaget nanti 😁
Susi saswita kunum
ahaha...joy niat hati ingin mengerjai malah terbalik dia yg dikerjai ternyata nara bisa cemburu juga...
Zackya Amalia76
Kecewal
keong' racun 88
bagus ceritanya
elita cantik
oke
Resa Dwi
hahhhh....
korban selanjutnya....
Jihan Putri Khaerunnisa
bagus sekali bikin ikutan JD bucin😘😘
Jihan Putri Khaerunnisa
🥰🥰🥰🥰😘😘😘
Jihan Putri Khaerunnisa
ayo semangat💪💪😘😘
Jihan Putri Khaerunnisa
jdjikutan baper nih😍😍
Nengah Oka
kurang garam yg cewek katak ya
Eli agha
bagus novelnya mantap alur cerita jelas , mantap lah
chaaa
bucin akut bang Joy 🤣
chaaa
lucu bgt mereka berdua 🤣
chaaa
yg mau bls dendan siapa, yg frustrasi siapa 🤣 suka karakter ceweknya.kayaknya tangguh dan gak cengeng 👍
Lulu Nasya
Soo sweet
Lulu Nasya
keren bgt ceritanya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!