Aku tak mempunyai daya ketika Papa yang terbaring sakit mempunyai permintaan terakhir. Aku harus menikah dengan sahabat papa atas kemauan terakhir papa. Tidak mungkin aku menolak permintaan orangtuaku satu satunya.
Apakah aku akan bahagia hidup dengan sahabat papa? Jangan lupa baca novel ini,nantikan terus update cerita setiap harinya.
jangan lupa juga baca novel "Cinta dan Sahabat" Selamat membaca reader's semoga kalian suka dengan karya karyaku
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nandira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14 // Memberanikan Diri
Panas Gustaf hingga pagi tak kunjung turun, Vanly sangat panik dengan keadaan Gustaf. Namun Gustaf berusaha menenangkannya. Vanly berinisiatif untuk membawa Gustaf kerumah sakit agar suaminya bisa segera di tangani oleh tenaga medis.
Gustaf pun sepakat dengan kemauan Vanly, Gustaf meminta istrinya untuk menghubungi Asisten Jun untuk mengantarkannya kerumah sakit.
Asisten Jun pun segera datang ke kediaman Gustaf Sutopo, Asisten Jun membantu membopong tuannya, sedangkan Vanly berjalan di belakangnya dengan membawa tas berisi perlatan Gustaf di rumah sakit.
Perjalan ke rumah sakit memang membutuhkan waktu sekitar 20 menit dari rumah. Didalam mobil Gustaf hanya bersandar di bahu Vanly. Panasnya sangat tinggi sehingga membuat Vanly sangat panik. Jika melihat seseorang yang disayanginya terbaring lemah karena sakit ia selalu teringat dengan mendiang mama dan papanya yang telah tiada. Ia tak ingin jika Tuhan merebut Gustaf darinya. Sudah cukup banyak kesedihan yang ia alami karena mama papanya meninggal.
"Tuhan, untuk kali ini aku mohon.. Berlakulah adil padaku. Jangan kau ambil orang yang aku sayangi satu persatu. Cukup mama papaku. Aku tidak sanggup harus kehilangan lagi. Bila kau ingin ambil saja nyawaku, tapi jangan ambil nyawa orang yang ku sayangi" Ucap Vanly dalam hatinya yang membuatnya meneteskan air mata.
----
Sampai di rumah sakit Gustaf segera di bawa ke Unit Gawat Darurat (UGD) untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut, Vanly menunggu dan mengikuti semua proses yang dilakukan dokter dan para perawat. Sedangkan Asisten Jun mengurus segala administrasi yang diperlukan.
Ketika dokter selesai memeriksa, dokter menyatakan bahwa Gustaf hanya kelelahan karena jadwalnya yang sangat padat. Vanly sangat bersyukur karena suaminya tidak mengalami penyakit yang serius. Dokter mengatakan jika Gustaf butuh istirahat total selama dua hari kedepan.
Dengan telaten Vanly merawat suaminya itu, menyuapinya, membersihkan tubuhnya. Sedangkan Gustaf meminta Asisten Jun untuk mengurus urusan di kantor.
Ketika Vanly sedang berbincang-bincang dengan Gustaf tiba tiba Anita masuk tanpa mengetuk pintu. Gustaf yang sedang berbaring segera terduduk di tempat nya.
"Gustaaaff.. Kamu sakit apa sayang?" Tanya Anita santai dengan memberikan bunga pada Gustaf.
Tiba-tiba ada yang mencabik-cabik hati Vanly. Terlihat matanya berkaca-kaca. Gustaf yang mengetahui itu segera membuang bunga yang diberikan Anita. Gustaf membuang mukanya dan segera menggenggam tangan istrinya.
"Apa maksudnya Taf? Kenapa kamu membuang bunga dariku? Dan sebenarnya siapa wanita ini?" Tanya Anita geram.
"Saya istrinya, apa mau anda hingga merusak keharmonisan kami? Anda sudah berkeluarga, apakah anda tidak malu?" Sahut Vanly dengan tegas. Entah angin apa yang telah merasukinya sehingga Vanly berani mengucapkan kata-kata itu. Gustaf pun tak percaya jika Vanly melontarkan kata-kata itu pada Anita, karena yang dia kenal Vanly adalah gadis lugu dan pendiam.
"Aku mohon dengan sangat Nyonya Anita, tolong jangan ganggu rumah tangga kami lagi. Dan jika anda ingin menjadi teman dari suami saya tolong jaga sikap anda, tidak perlu memanggil nya dengan kata-kata sayang. Oh iya, karena mas Gustaf sekarang butuh istirahat tolong anda pulang sekarang dan jangan lupa bawa bunga yang anda bawa." Ucap Vanly dengan menyatukan kedua tangannya.
Anita pun pergi dengan rasa malu. Dia tak menyangka jika gadis yang ditemui dirumah Gustaf adalah istrinya Gustaf.
Sedangkan dirumah sakit Gustaf segera memeluk Vanly untuk menenangkannya, karena ia tau jika Vanly saat ini sedang emosi. Vanly pun membalas pelukan Gustaf dengan lembut.
"Sayang, apa ini kamu? Kamu berani sekali berbicara dengannya. Aku sangat takjub kamu berbicara seperti utu demi mempertahankan suamimu ini" Canda Gustaf membuat Vanly tersipu malu. Gustaf yang melihatnya pun segera memeluknya kembali.
.
Halo guys!
maaf telat up, tiba2 paketan author gaada signal😞
tapi gapapa, yang penting sekarang bisa up.
jangan lupa like dan komen yaa❤
baca cerita ini, kangen suami.....