NovelToon NovelToon
Suami Dadakan

Suami Dadakan

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Contest / Cintamanis / Duda / Tamat
Popularitas:9.9M
Nilai: 4.9
Nama Author: IPAK MUNTHE

Lanjutan dari Dokter Cantik Milik Ceo

Namanya Sahara Putri Baskara, ia adalah seorang dokter muda, memiliki paras cantik dan pesona yang begitu luar biasa. Namun sayang ia terpaksa harus menikah dengan mantan suami wanita yang sangat ia benci, demi membebaskan dirinya dari jerat hukum yang akan ia jalani.

"Kalau kau masih mau hidup bebas dan memakai jas putih mu itu maka kau harus menikah dengan ku!" ucap Brian dengan tegas pada wanita yang sudah menabrak dirinya.

"Tapi kita tidak saling mengenal tuan," kata Sasa berusaha bernegosiasi.

"Kalau begitu mari kita berkenalan," jawab Brian dengan santai.

Lalu bagaimanakah nasip pernikahan keduanya, Sasa setuju menikah dengan Brian karena takut di penjara. Sementara Brian menikahi Sasa hanya untuk menyelamatkan pernikahan mantan istrinya, karena Sasa menyukai suami dari mantan istrinya itu.

Hanya demi menebus kesalahannya, Brian mengambil resiko menikahi Sasa, wanita licik dan angkuh bahkan keduanya tak pernah saling mengenal.


---
21+

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IPAK MUNTHE, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 13

Sasa masih saja tak sadarkan diri dan itu membuat Brian semakin panik, Brian bingun apa harus memanggil dokter atau tidak. Akhirnya ia mengambil piama tidur untuk Sasa dari lemari sebab dress yang tadi di pakai Sasa sudah robek dan tak bisa lagi di pakai. Selesai dengan memakaikan pakaian Sasa kini Brian mengambil handuk dan mengopres Sasa, hingga Brian tertidur dalam posisi duduk sambil sebelah tangannya memegang handuk yang di letakan di atas dahi Sasa.

Pagi harinya Brian terbangun dan matanya menatap jam yang terpasang di dinding. Di mana jarum jam itu sudah menunjukan pukul tujuh pagi, namun Sasa masih belum bangun juga. Brian masuk ke dalam kamar mandi untuk mandi dan memakai pakaian bersih yang baru saja di antarkan seorang asistennya, sebab ia berniat ingin membawa Sasa kerumah sakit. Namun selesai ia berganti pakaian ternyata Sasa sudah terbangun dengan mendudukan tubuhnya di ranjang.

"Kamu sudah bangun?" tanya Brian memegang dahi Sasa yang masih saja terasa hangat.

Sasa tak menjawab, ia diam sambil meremas selimut yang masih menutupi tubuhnya. Tubuhnya terasa letih dan kepalanya sangat pusing, apa lagi bagian inti tubuhnya yang terasa perih. Sasa membayangkan bertapa kasarnya Brian memperlakukannya semalam, di tambah lagi dengan kata-kata kasar yang selalu ia terima.

"Sasa, kamu baik-baik saja," tanya Brian yang kini memastikan keadaan Sasa.

"Aku tau kewajiban ku sebagai seorang istri Mas, tapi tidak begini caranya. Kau perlakukan aku seperti hewan tanpa berpikir aku yang kesakitan, bahkan kau tak perduli saat aku berteriak meminta kau tak kasar pada ku. Dan kau sebut aku jalang," jawab Sasa sambil menangis, ia ingat semalam jika ia berulang kali berkata untuk Brian tak kasar padanya. Namun tetap saja Brian bagai tuli hingga tak mendengar rintihan dan jeritan tangis Sasa.

"Sasa, saya minta maaf," tutur Brian yang menyesali kesalahannya.

"Untuk apa? Mas tidak pantas meminta maaf pada wanita rendahan seperti aku," kata Sasa sambil berusaha turun dari ranjang, "Au....." Sasa meringis bahkan untuk berdiri saja ia tak sanggup.

"Biar saya bantu," kata Brian dengan kaku, namun ia harus berusaha untuk membantu Sasa.

"Tidak usah," Sasa memegang dahinya yang terasa pening, dengan memegang dinding sebagai tumpuan ia berusaha berjalan menuju kamar mandi.

"Sasa, biar saya bantu," dengan cepat Brian mengangkat tubuh Sasa tanpa mendengarkarkan jawaban dari bibir Sasa, sebab ia tau pasti akan di tolak lagi.

Brian mendudukan Sasa di bacthub tanpa bicara ia melepas piama Sasa.

"Tidak perlu," Sasa menahan tangan Brian agar tak melepaskan piamanya, sebab ia masih terlalu malu jika Brian melihat tubuhnya, "Pergi dari sini, tinggalkan aku!" kata Sasa sambil terus menangis, tubuhnya terasa remuk karena Brian.

"Sa, saya minta maaf karena sudah merendahkan mu, dan saya sangat menyesal ternyata kau masih....." Brian tertunduk karena merasa malu dengan apa yang ia ucapkan semalam, bahkan sebelumnya juga ia menyebut Sasa dengan panggilan yang keji.

Sasa diam saja menunduk dengan kedua telapak tangan yang menutupi wajahnya.

"Keluar dari sini Mas, ceraikan aku dan laporkan saja aku pada polisi. Atau nanti setelah ini aku akan menyerahkan diri pada polisi," tutur Sasa dengan sesegukan, lagi pula ia sudah tidak ada tempat di keluarganya. Jadi ia berpikir tak ada gunanya kalau ia hidup bebas namun terikat dan tertekan karena Brian yang kasar padanya.

"Sasa, saya mohon maaf, saya akui saya salah. Dan saya tidak akan pernah melakukannya lagi," ucap Brian masih mencoba meluluhkan hati Sasa.

"Keluar!"

"Sasa," Brian masih berharap Sasa memaafkannya.

"Keluar!"

"Sasa, saya mohon," pinta Brian lagi.

"Keluar Mas," Sasa menunjuk pintu dengan wajah yang masih berbingkai air mata.

"Panggil saya jika kau butuh bantuan" ucap Brian sebelum ia melangkah keluar.

"Aku nggak butuh....." jawab Sasa dengan suara yang pelan dan sesegukan.

Brian yang masih mendengar apa yang di katakan Sasa menghentikan langkahnya, ia kembali berbalik dan menatap Sasa sejenak yang masih menangis. Setelah itu ia kembali melangkah keluar meninggalkan Sasa dengan berat hati. Ada rasa bersalah di hatinya ternyata semua tak seperti apa yang ia pikirkan, Sasa memang sangat suka memakai pakaian sexy bahkan hampir semua pakaian yang ia miliki tak ada yang tak menonjolkan bagian tubuhnya. Dan tempat hiburan Sasa untuk melepas penatnya saat lelah bekerja adalah club malam, sebab semua teman-temannya memang sangat suka ke sana. Namun hanya sebatas itu saja, ia tak pernah melakukan hubungan suami istri karena sang Papa yang selalu memperingatinya. Bahkan Baskara mengancan jika ia melakukan hal satu itu sebelum menikah, ia akan di coreng dari daptar keluarga Baskara. Dan nama belakangnya putri Baskara harus di hapus.

Lama Sasa duduk diam dalam air hangat yang membasahi tubuhnya, tangisan masih saja setia menemaninya. Dirinya sungguh tak menyangka bisa menikah dengan orang sekasar Brian, bayangan indah menjadi seorang istri seakan hanya mimpi. Sebab setelah menikah ia sama sekali tak di hargai, sebesar itukah kesalahannya hingga ia harus menerima bertapa kejamnya menikah. Tak adakah kata maaf untuknya dan memberikannya kebahagian atas pernikahan yang tak pernah di rencanakan ini?. Dua jam lebih Sasa berada di dalam bacthub hingga Brian khawatir dan ia masuk tanpa meminta ijin.

"Sasa," Brian masuk dan melihat wajah Sasa semakin pucat, "Sasa jangan terlalu lama, kau demam," ucap Brian memperingati Sasa.

Sasa diam sebab kini ia malah menggigil, sedari tadi ia berendam untuk mengurangi bagian inti tubuhnya. Karena terlalu perih membuatnya sulit bergerak, namun sayang ia malah mengigil karena sedang demam.

"Sasa kamu meriang?" tanya Brian panik, melihat Sasa mengigil memeluk bagian dadanya, "Biar saya bantu," Brian membilas tubuh Sasa dengan cepat dan membalutnya dengan handuk.

Sasa tak memberikan perlawanan apa-apa karena untuk membuka mata saja ia sudah sangat sulit, sebab sedari kemarin sore ia belum makan satu butir nasi pun. Sementara kini hari sudah hampir siang kembali, di tambah lagi ia sangat merindukan kedua orang tuanya. Sasa mencoba menemui Baskara di kantor tapi sekretaris Baskara mengatakan, orang tua Sasa sudah berangkat ke luar negeri dalam urusan pekerjaan. Sasa menghubungi melalu sambungan telpon, namun nasip buruk sepertinya sedang menimpanya. Sebab tak satu pun panggilannya di jawab.

"Saya telpon dokter sebentar," Brian mengambil ponsel dan menghubungi salah satu sahabatnya, setelah itu ia menyelimuti Sasa dengan selimut berharap Sasa tak mengigil lagi. Sesekali ia memegang dahinya yang terasa semakin hangat bahkan dengan keringat dingin yang mulai membanjiri tubuh wanita itu.

1
nissa
dasar nenek2 hehe
nissa
bagus banget nama nya
nissa
woi belum mandi itu si lila nya
nissa
duh bahagia nya yang sudah belah duren
nissa
hehe, si rendi jadi ke pingin juga tu
nissa
haha, salah lho sendiri mo nyerein lila
nissa
kok ciut nyali si rendi hehe
nissa
hehe ada yang lagi merayu
nissa
la kan lila sendiri yang pingin cerai
nissa
sabar ren jangan emosi, awas naik ke ubun2 lho
nissa
haha, dasar si banci bikin si brian takut aja hehe
nissa
ya ela
nissa
rasain lho kena kerjain brian hehe
nissa
rendi sama aja dengan brian maksa hehe
nissa
bar bar bener si lila hehe
nissa
bener tuh
nissa
waduh, kok gak ada yang nolongin sasa ya
nissa
enak bener jadi istri nya boss, minta ini itu di beliin baik banget deh si brian
nissa
ehem
nissa
waduh, si sasa mau di apain tuh si brian lama banget gak nongol2 juga
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!