Kita berdua saling menyayangi, tapi cinta kita hadir di waktu yang salah, kamu masih terikat dengan pertunanganmu.
Ingin aku membuka ikatanmu itu agar kamu bebas, tapi logikaku menolak, karena akan ada hati yang tersakiti.
Biar saja ku simpan cinta ini di dalam hatiku. Aku akan berpura-pura seakan-akan cinta itu tidak pernah ada
-Keizaa-
Alson ingin berpegang teguh pada janji yang telah Alson ucapkan kepada kedua orang tuanya. Untuk tidak mencintai wanita lain selain calon istrinya, Clarissa.
Yang tidak pernah terbayangkan oleh Alson sebelumnya adalah, cinta itu bisa datang kapan saja. Dan hati tidak bisa memilih pada siapa ia akan menjatuhkan pilihannya.
Alson tidak ingin bersikap egois dan merusak jalinan yang sudah ada sejak ia berumur enam tahun. Terlebih lagi ada hati yang akan tersakiti jika ia berpaling pada cintanya.
Biar saja ku habiskan waktu bersama Clarissa, sampai rasa cintaku pada Keizaa memudar dengan sendirinya, walaupun itu terlihat mustahil.
-Alson-
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nicegirl, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sunrise di Pulau Bali
Pulau Bali, selalu mengundang rindu untuk selalu ingin kembali, tidak pernah ada bosannya untuk mendatangi pulau ini lagi dan lagi. Mungkin karena pantai-pantainya yang indah, pemandangan alamnya yang asri atau kulinernya yang serba lezat.
Sekarang adalah hari kedua mereka di pulau Bali, Kenzou, Kenzie, Keanu, Dias keponakannya Om Ryo, Keizaa, Aliana dan Tiara, rela bangun pagi-pagi buta hanya ingin melihat sunrise di area persawahan yang instagramable dan sempat hits itu.
Kondisi jalan ke area ini sempit, hanya bisa dilalui dua kendaraan dari dua arah yang berlawanan. Belum lagi banyaknya mobil yang terparkir di badan jalan.
Mereka duduk di salah satu warung area sawah berundak-undak yang sangat ikonik ini yang menghadap ke arah Timur, menunggu detik-detik terbitnya sinar matahari pagi. Banyak juga wisatawan asing yang datang saat itu.
Awalnya Keizaa tidak mau ikut, ia masih tidak berminat melakukan apapun, suasana hatinya memburuk sejak pesta ulang tahunnya, karena selain Alson tidak hadir, pria itu juga tidak mengucapkan selamat ulang tahun untuknya, padahal mereka video call saat itu.
Jangankan kado, sekedar ucapan dalam bentuk chat saja tidak ada. Huft!
Keizaa begidik saat udara dingin mampu menembus hoodie jumper dengan resleting open endnya, yang memang tidak terlalu tebal karena Keizaa tidak menyangka akan sedingin ini udaranya, atau memang ia sebenarnya sedang tidak enak badan?
Perlahan sinar matahari pagi menyinari area hijau yang berundak seperti anak tangga itu. Sistem pertanian terasering ini bertujuan untuk menghindari terjadinya erosi tanah, karena areanya yang berbukit-bukit.
Sunrisenya sendiri tidak kalah indahnya dengan sunrise di pantai-pantai, justru di sini terlihat lebih asri dan damai. Mungkin itu juga yang menjadi alasan Thanos mengasingkan diri ke area persawahan hehehe.
"Kuy lanjut lagi." seru Kenzie dengan penuh semangat.
"Kemana?" tanya Keizaa.
"Kita naik lagi ke atas Zaa, lebih bagus lagi di atas sana kalau mau foto-foto." jelas Kenzie.
"Aku tunggu di sini saja yaa, kakiku sakit." desah Keizaa.
Bisa mati ketakutan aku kalau masih memaksakan diri naik ke atas lagi, sekarang saja kakiku sudah gemetaran.
"Ya sudah kalian ke atas saja, aku akan menemani Zaa di sini." serua Aliana,
"Aku juga." lanjut Tiara.
"Waahh para wanita tidak ada yang ke atas. Kalau begitu aku juga tunggu di sini saja." Dias tidak mau kalah.
"Eh jangan, Aliana. Kamu kan mau naik ayunan tinggi itu, kamu juga kan Tiara? Sudah jangan karena aku kalian tidak jadi mengambil foto di ayunan viral itu. Aku tidak akan kemana-mana. Aku akan tunggu kalian di sini." bujuk Keizaa merasa tidak enak hati kalau hanya karenanya, Tiara dan Aliana membatalkan niat awalnya.
Kenzou memgerutkan keningnya, "Aku tidak tenang meninggalkanmu sendiri, Zaa."
"Aku akan menemaninya, Zou." Dias menawarkan dirinya.
"Apalagi hanya berdua denganmu, tidak akan. Kalau begitu..."
"Biar aku saja yang menemani Keizaa. Kalian naik saja semuanya." celetuk Alson memotong perkataan Kenzou.
Reflek Keizaa memutar badannya, dan melihat Alson yang sedang melangkah santai ke arah mereka, jantung Keizaa langsung berdegup kencang.
Ya Tuhan, selalu seperti ini tiap kali melihatnya.
"Hai broo kapan sampai?!" tanya Kenzie.
"Tidak lama setelah kalian jalan ke sini, aku sampai menyewa motor penjaga resort." jawab Alson sambil terkekeh pelan.
"Kau tidak ikut naik bersama kami?" tanya Kenzou dan Alson menggeleng.
"Aku baru menempuh tujuh jam perjalanan udara, tidak. Aku lebih memilih melihat pemandangan ini dari sini saja." jawab Alson.
"Ya sudah kalau begitu, jaga adikku baik-baik." seru Kenzou.
"Tenang bro, sudah jalan sana nanti keburu panas." kata Alson dengan nada setengah mengusir.
"Kamu benar tidak apa-apa aku tinggal Zaa?" tanya Tiara pun demikian dengan Aliana.
Keizaa mengibas tangannya, mengusir mereka untuk segera jalan, sebelum Kenzou berubah pikiran dan malah mengajak mereka pulang, "Aku tidak apa-apa, kan ada Alson Oppa sekarang."
"Apa kakimu gemetar dan lemas?" tanya Alson lembut sambil duduk di sebelah Keizaa setelah si kembar dan yang lainnya menghilang dari pandangan matanya.
"Bagaimana kamu bisa tahu?" Keizaa balik nanya tanpa melihat Alson.
Keizaa memanjakan matanya ke hamparan sawah yang unik itu, yang di kelilingi pepohonan, menambah pemandangan itu terlihat semakin mempesona.
"Karena aku tahu, sekarang kamu fobia ketinggian, Snow." jawab Alson.
"Oh..." hanya itu kata balasan yang keluar dari mulut Keizaa.
Hanya tinggal mereka berdua yang duduk di warung itu. Sebagian ada yang lanjut naik ke atas, sebagian lagi ada yang turun ke tiap leyer terasering untuk swafoto.
"Selamat ulang tahun, Snow." ucap Alson sambil mengulurkan kotak kado ke arah Keizaa, tapi Keizaa tidak mau melihatnya.
"Sudah telat!" seru Keizaa lalu memalingkan wajahnya ke arah lain selain ke Alson.
Kali ini kakek yang memanggul keranjang berisi cangkul dan rumput di kedua sisi pundaknya, menarik perhatian Keiza, dan ia langsung memotretnya.
"Kamu marah karena aku telat mengucapkannya?" tanya Alson lagi.
"Cih, memangnya siapa kamu sampai aku harus marah karena kamu telat menyampaikan ucapan itu padaku." cibir Keizaa, tapi ia tidak dapat menyembunyikan rasa kesalnya.
"Setidaknya tatap aku Snow saat kita sedang bicara, aku tidak pernah melihatmu tidak sopan seperti saat ini." tegur Alson.
Sambil melotot galak, Keizaa menatap tajam Alson, "Siapa yang tidak sopan?" tanyanya.
Dan kemarahannya langsung luluh saat melihat bibir Alson menyunggingkan senyum manisnya.
Ya Tuhan, meleleh aku.
"Kado spesial untukmu, bukalah." pinta Alson.
"Apa ini?" tanya Keizaa sambil mengamati kotak kecil itu.
"Kamu tidak akan tahu sampai kamu membukanya, Snow." kekeh Alson.
Keiza langsung merobek kertas kado itu, di dalamnya ada kotak perhiasan berbahan semi sutra berwarnah maroon, Keizaa melirik Alson yang masih tersenyum melihatnya, lalu kembali ke kotak perhiasan itu lagi.
Tanpa diperintah dua kali, Keizaa membuka kotak itu dan langsung memekik senang, lalu mengalihkan perhatiannya ke Alson.
"Ya Tuhan, Oppa. Ternyata kamu yang membeli kalung ini!!" serunya dengan mata yang berbinar-binar bahagia, dan tanpa peringatan Keizaa langsung memeluk Alson.
Alson merasa perutnya langsung mencelos, dan irama jantungnya meningkat dua kali lipat, saat tubuh lembut Keizaa memeluknya.
Keizaa mengepalkan kedua tangannya, lalu memukuli punggung Alson dengan gemas, "Jahat!! Kenapa waktu itu kamu tidak bilang kalau kamu yang membelinya!"
"Kalau aku langsung bilang, reaksi kamu tidak akan sebahagia hari ini, Snow." jawab Alson ringan, lalu menjauhkan sedikit badannya agar bisa melihat wajah Keizaa.
"Apa kamu tidak marah lagi padaku sekarang?" tanyanya sambil tersenyum lembut, lalu matanya beralih ke bibir Keizaa yang terlihat menggairahkan itu, yang sudah mulai menghantui mimpi-mimpinya.
Keizaa menggeleng, "Tidak lagi." jawabnya singkat sambil menyeringai lebar.
Lalu seringaiannya menghilang saat Alson masih tetap diam, pupil matanya membesar seperti orang yang sedang bergairah, yang terus menatap bibir Keizaa seolah bibir Keizaa adalah hidangan yang lezat.
"Oppa..." panggil Keizaa dengan suara lembut, alih-alih menjawab panggilan Keiza, Alson malah mendekati wajahnya ke Keizaa dan Keizaa memejamkan matanya, bersiap menerima ciuman dari Alson.
Bibir Alson terhenti hanya berapa inci dari bibir Keizaa saat handphonenya berdering, memutuskan tarikan magic diantara keduanya, dan Keizaa langsung mendorong badan Badan Alson.
Sial kau. Siapapun yang meneleponku saat ini!! geram Alson dalam hati.