NovelToon NovelToon
Janda Proyek

Janda Proyek

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Berondong / Nikahmuda / Janda / Obsesi / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:629
Nilai: 5
Nama Author: Nona_Penulis

Seorang janda bekerja di proyek, lingkungan di proyek banyak tantangan dan godaannya, apakah dia bisa menghadapi tantangan dan godaannya? Silahkan baca cerita ini😀😀😀

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nona_Penulis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

(8) Karyawan baru

Perusahaan baru saja merekrut karyawan baru bernama Heru Setiawan, yang langsung menarik perhatian banyak orang di kantor. Heru bukan cuma jago di bidangnya, tapi juga cukup tampan dengan senyum ramah yang bikin suasana jadi hangat. Semua rekan kerja, termasuk Mawar, langsung penasaran dan jadi lebih semangat kenalan.

Hari pertama Heru datang, suasana kantor jadi sedikit berbeda. Mawar dan teman-temannya sibuk menyapa dan berusaha ngobrol santai untuk mengenal Heru lebih dekat. Mawar sendiri merasa ada getaran aneh—Heru memang punya pesona yang sulit diabaikan. Meski begitu, Mawar tetap profesional sambil menikmati momen baru ini.

Heru nampak nyaman beradaptasi, sigap mengerjakan tugas dan cepat akrab dengan team. Kehadirannya bikin suasana kerja jadi lebih fresh dan semangat, apalagi ketika dia membagikan ide-ide segar di rapat. Mawar dan teman-teman merasa senang punya karyawan baru yang tidak hanya kompeten tapi juga menyenangkan diajak ngobrol.

mawar berkata kepada Heru. "Hai, Heru. Kalo ada butuh bantuan bisa ke aku ya."

"Siap salam kenal kak Mawar."

Mereka bertukar no handphone untuk keperluan pekerjaan.

...•••...

Mawar hari ini benar-benar dandan cantik untuk bertemu Heru. Dia memilih baju yang simpel tapi elegan, dipadukan dengan makeup natural yang bikin wajahnya makin bersinar. Rambutnya pun tertata rapi, dengan sedikit gaya yang membuat penampilannya makin segar dan percaya diri.

Sambil berdiri di depan cermin, Mawar tersenyum puas melihat dirinya. Ia ingin tampil terbaik karena ini momen spesial—bertemu Heru, si karyawan baru yang sudah mencuri perhatian di kantor. Mawar merasa ada semangat berbeda yang membuat hatinya berdebar-debar.

Setelah siap, Mawar melangkah keluar rumah dengan perasaan campur aduk antara gugup dan excited. Di kantor, Heru menyambutnya dengan ramah, dan Mawar merasakan kehangatan dari tatapan mata Heru. Percakapan pun mengalir lancar, dan Mawar makin percaya diri karena merasa cocok dengan suasana serta Heru yang menyenangkan.

Hari ini jadi momen berharga bagi Mawar, karena ia berhasil menunjukkan dirinya dengan versi terbaik. Kadang, dandan cantik bukan cuma soal penampilan, tapi soal percaya diri dan bagaimana kita menghargai momen itu sendiri.

Sesampainya di cafe, Mawar langsung mencari Heru dengan penuh semangat. Suasana cozy di dalam cafe membuatnya merasa nyaman, apalagi melihat Heru sudah duduk di sudut meja dengan senyuman hangat. Mawar tersenyum balik, jantungnya berdebar sedikit karena perasaan senang bercampur grogi.

Mereka pun mulai ngobrol santai, saling bertukar cerita tentang pekerjaan, hobi, dan hal-hal kecil yang membuat suasana jadi akrab. Mawar merasa Heru mudah diajak bicara dan perhatian, membuatnya makin nyaman berada di dekatnya. Mereka sesekali tertawa bersama, menambah kehangatan momen tersebut.

Mawar duduk di sebuah cafe kecil yang tenang, menunggu Heru tiba. Setelah beberapa menit, suasana jadi serius karena Mawar merasa harus mengungkap sesuatu yang penting. Saat Heru datang dan duduk di depannya, Mawar menghela napas dan memulai pembicaraan.

Mawar: “Heru, aku mau jujur sama kamu... sebenarnya aku seorang janda.”

Heru terlihat sedikit terkejut, tapi tetap tenang dan tersenyum.

Heru: “Mawar, terima kasih sudah percaya buat bilang itu. Aku hargai kejujuranmu.”

Mawar melanjutkan, suaranya agak gemetar tapi tulus.

Mawar: “Aku tahu ini mungkin membuat kamu berpikir berbeda, tapi aku harap kamu bisa lihat aku lebih dari status itu. Aku punya masa lalu, tapi aku ingin fokus ke masa depan yang lebih baik.”

Heru mengangguk mengerti.

Heru: “Mawar, status seseorang nggak menentukan nilai diri kita. Aku percaya setiap orang punya cerita, yang penting kita saling menghargai dan memahami.”

Mawar merasa lega dan senang karena Heru menerimanya dengan baik. Mereka pun melanjutkan ngobrol dengan suasana yang lebih hangat dan jujur.

Suasana cafe yang nggak terlalu ramai membantu mereka fokus ngobrol dan menikmati waktu tanpa gangguan. Maupun segelas kopi dan makanan ringan menemani obrolan, membuat suasana makin dekat dan menyenangkan.

Sepulang dari cafe, Heru dengan sabar mengantar Mawar pulang ke rumahnya. Di perjalanan, mereka ngobrol santai sambil saling berbagi cerita tentang hari itu. Mawar merasa nyaman dan senang karena Heru begitu perhatian dan ramah, membuat suasana perjalanan jadi hangat dan menyenangkan.

Sesampainya di depan rumah Mawar, ia mengajak Heru masuk untuk bertemu dengan anak-anaknya, Ammar dan Ririn. Mawar sedikit gugup tapi berharap Heru bisa menerima mereka dengan baik. Heru justru terlihat antusias dan senang karena ia memang suka anak-anak. Senyum ramahnya membuat Ammar dan Ririn langsung merasa nyaman dan mulai bermain bersama Heru.

Mawar merasa lega dan bahagia melihat interaksi hangat antara Heru dan anak-anaknya. Dia yakin Heru bukan hanya rekan kerja yang menyenangkan, tapi juga sosok yang bisa membuat keluarganya bahagia. Momen itu jadi awal yang indah untuk hubungan mereka, penuh kehangatan dan rasa percaya.

Heru memang punya kecintaan pada anak-anak, jadi ia mudah bergaul dengan Ammar dan Ririn. Ia membantu mereka membuat gambar, bermain teka-teki, dan bahkan mengajarkan beberapa lagu anak yang membuat suasana jadi semakin hangat. Dengan cara itulah, Mawar merasa beban di hatinya sedikit terangkat karena melihat anak-anaknya kembali ceria.

Momen itu juga membuat Mawar makin yakin bahwa Heru bukan hanya teman kerja yang baik, tapi juga sosok yang hangat dan bisa jadi bagian dari keluarga kecilnya. Kehadiran Heru membawa aura positif yang mampu mengisi kekosongan dan kesedihan yang pernah ada. Anak-anak pun mulai menunjukkan rasa sayang dan kepercayaan kepada Heru, seperti sosok kakak atau paman yang perhatian.

Hari itu berakhir dengan suasana penuh tawa dan kebahagiaan. Mawar merasa bersyukur karena keberanian untuk membuka diri dan mengenalkan Heru pada anak-anaknya membawa hasil yang luar biasa. Kini, mereka bertiga tampak begitu dekat, menatap masa depan dengan harapan dan keceriaan baru.

Heru masuk ke dalam kehidupan Mawar dan anak-anaknya, Ammar dan Ririn, dengan penuh perhatian dan kelembutan. Namun, pertanyaan besar muncul di benak Mawar "Akankah Heru bisa menggantikan posisi ayah mereka?"

Menjadi sosok pengganti bukan perkara mudah. Ayah bagi anak-anak adalah sosok yang punya kedudukan spesial, penuh kenangan dan ikatan yang kuat. Heru tahu ini bukan tentang menggantikan, tapi lebih ke bagaimana dia bisa hadir sebagai figur yang mendukung dan mencintai mereka dengan tulus. Dia berusaha mengenal Ammar dan Ririn lebih dalam, sabar menemani mereka bermain, belajar, dan menghadapi masa kecil mereka.

Mawar sendiri juga sadar, Heru bukan pengganti ayah, tapi seseorang yang bisa menjadi figur baru dengan caranya sendiri. Mawar berharap Heru bisa jadi teman sekaligus pelindung bagi anak-anaknya, yang memberi rasa aman dan kebahagiaan. Heru pun menerimanya dengan rendah hati, mengerti bahwa membangun hubungan butuh waktu dan kepercayaan.

Anak-anak mulai membuka hati mereka karena sikap Heru yang hangat dan tulus. Mereka merasa nyaman dan senang ketika Heru ada di sekitar, seperti punya “"Om" yang selalu siap mendukung. Hubungan mereka berkembang perlahan tapi pasti, full dengan tawa dan kasih sayang.

Heru bukan menggantikan ayah Ammar dan Ririn. tapi menjadi sosok baru yang melengkapi hidup Mawar dan anak-anaknya dengan cinta dan perhatian.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!